Chapter 35: Three Questions

52 31 1
                                    

[Edited]

Seongkyung menghentikan tawanya.

Anehnya, Yoo Kyungyeon tidak merespons perkataan absurdnya.

Biasanya gadis itu akan mengelaknya habis-habisan.

Lalu sekarang? Seakan-akan ucapan Seongkyung seperti angin lalu baginya.

"Ya," ujar Seongkyung. Tapi sepertinya gadis bemarga Yoo itu sedang melamun.

"Ya." Lagi, Seongkyung memanggil. Namun, gadis itu tetap sama. Benar-benar melamun rupanya.

"Ya, Kyungyeon-ah."

Dan anehnya, setelah mendengar itu, Kyungyeon tersadar.

"Mworago? Barusan kau memanggilku apa?" tanya gadis itu seakan tersentak. Seongkyung abstain. "Kyungyeon-ah?"

"Aneh?"

Kyungyeon mengerutkan kedua alisnya. "Eoh. Sangat aneh."

"Jinjja?"

Kali ini Kyungyeon mengangguk, masih dengan keduanya yang melotot samar karena kaget.

"Kau tidak akan meninggoy dalam waktu dekat, kan?"

"Eoh?" Kali ini Seongkyung yang membelalak samar, terdengar kaget dan bingung dengan perkataan aneh gadis tersebut.

"Memangnya kenapa?"

"Seunggi bilang, seseorang akan meninggoy jika berubah."

Seongkyung speechless. Lebih tepatnya stagnan, berdiam tanpa reaksi selain kedua matanya yang sama sekali tidak berkedip.

"Aey...!" sanggah Seongkyung setelah jeda beberapa detik. Ia pun mengibaskan tangannya seraya menumpu tubuhnya menggunakan tangannya yang ia tempelkan ke lantai jembatan kayu. "Kau ini aneh sekali, ya. Kau depresi setelah kutinggal selama sebulan?"

Kyungyeon tidak bereaksi apa pun.

Namun tiga detik kemudian, tatapannya berubah nanar.

Ekspresi wajah Kyungyeon sepenuhnya berubah.

"Bagaimana traumamu?" tanya Kyungyeon, memulai topik baru.

Mengabaikan perkataan Seongkyung barusan. "Aku tahu, mungkin itu benar-benar berat bagimu."

Seongkyung mengubah ekspresinya. Kali ini wajahnya sedikit muram.

"Masih sedikit menyesakkan. Mungkin aku akan terus mengingatnya sepanjang hidupku."

Kyungyeon sejenak terdiam. Terlarut dalam memori sebulan lalu. Memang, itu terlihat benar-benar menyedihkan sekaligus menyesakkan.

"Ya. Bukan melupakan yang seharusnya kaulakukan, akan tetapi menyimpannya di lubuk hati terdalammu. Kau harus selalu mengingatnya. Mengingat bahwa Baek Seongjun pernah hadir di dalam hidupmu."

Baek Seongkyung resmi terdiam.

"Gomawo."

Dan Kyungyeon hanya mampu menjawab dengan senyuman tipisnya.

Dalam sepersekian detik, keadaan kembali hening. Namun tidak ada atmosfer canggung di sana.

"Haha," ujar Kyungyeon tiba-tiba tertawa.
Seongkyung kontan menoleh dengan satu alis terangkat.

"Pertanyaan kedua," ujar gadis itu sedikit cengengesan. "Lebih ke pernyataan daripada pernyataan. Hahaha, bisa-bisanya."

"Bisa-bisanya?"

"Bisa-bisanya aku berteman dengan..." Kyungyeon menggantung kalimatnya. Kini senyum mesem kembali terkembang di wajahnya.

"Ck."

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang