Chapter 18: You Can't Change My Position!

60 44 12
                                    

[Edited]

Pagi yang sangat cerah mengawali segala aktivitas penduduk di Seoul. Lalu lalang kendaraan mulai memadati jalanan ibu kota kala itu.

Sebuah mobil mewah berwarna merah berhenti tepat di depan teras gedung utama SMA Existence.

Semua murid yang ada di sana kontan memusatkan pandangan ke arah mobil yang terlihat cukup mencolok tersebut.

Pintu pun terbuka. Sebuah kaki jenjang terbalut kaus kaki hitam di atas lutut serta sepatu kets putih turun dari sana.

Estelle Kim melepas kacamata hitamnya sembari mengibaskan rambut panjang bergelombangnya yang menghalangi pandangan.

Raut kagum seketika terpancar dari wajah-wajah siswa yang ada di sana. Kaum hawa maupun adam. Semuanya terpana.

Yeah, sang Queenbee yang baru telah lahir.

Gadis bersweater hitam khas SMA Existence itupun mulai melangkahkan kaki jenjangnya tuk menaiki anak tangga menuju teras gedung utama.

Bahkan ketika memasuki koridor saja, semua murid dapat merasakan aura queenbee pada diri Estelle yang terpancar begitu jelas.

Gadis itu memasang wajah penuh wibawanya seraya melangkah menuju ruang kelasnya.

Kedua kaki Estelle pun telah sampai di ambang kelas bertuliskan 2-1. Iapun melenggang masuk dan duduk di kursinya dengan anggun.

"Morning," sapa gadis itu pada laki-laki yang sedang bersandar di kursi seraya mendengar lagu dan menyidekapkan tangannya itu.

"Too," balas Seongkyung tak menatap Estelle sama sekali.

Estelle pun tersenyum. Meskipun dingin, tapi sangat menarik.

Kyungyeon melenggang masuk ke dalam kelas. Gadis berikat satu itu berjalan dengan susah payah. Bahkan ia harus berpegangan terlebih dahulu pada dinding agar tidak terjatuh.

Seongkyung yang menyadari presensi Kyungyeon lantas langsung memerosotkan headphonenya ke leher dan membantu gadis itu.

"Astaga aku lupa menjemputmu, haha!" ucap Seongkyung sembari memapah gadis itu.

Kyungyeon mencebik. "Berisik!" sahut Kyungyeon ketus.

Tanpa menyahut perkataan gadis itu, ia lantas bertanya, "Haha, mian. Bagaimana keadaan kakimu? Sudah membaik?"

"Tidak apa-apa. Berkatmu, kakiku sudah tidak terlalu sakit lagi."

"Benarkah?"

"Heem."

Estelle yang sedang duduk di kursinya itu lantas menatap ke arah kedua orang tersebut dengan pandangan muramnya. Bagaimana mereka bisa sedekat itu?

"Ehm, kau Estelle Kim?" tanya seorang laki-laki yang ia tahu bukan dari kelasnya itu. Estelle pun menoleh seraya mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.

"Hm, benar. Kenapa?"

"Kau sangat cantik," puji laki-laki itu.

"Ah, gomawoyo," ujar Estelle, agak janggal dan tampak kehilangan fokus.

"Kau mau pergi ke kantin bersamaku nanti?" tanya laki-laki itu.

Sekilas, Estelle tampak ragu. Agak lama ia berpikir lalu kemudian menjawab, "Ah, mian. Aku tidak bisa."

"Benarkah? Bagaimana kalau besok?"

"Nanti kupikirkan."

"Yes! Arraseo." Lalu laki-laki itupun bergegas pergi meninggalkan ruang kelas itu dengan suasana hati yang terlihat begitu senang.

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang