Chapter 02: What the Hell Are You Doing?!

184 81 291
                                    

[Edited]

Gatau, ini bakal gaje.

Awokwkwkwkw.

Yakin mau lanjut?

Yaudah, happy reading!

Enjoy gais...

















Tanpa tedeng aling-aling, gadis itu langsung menembaki kedua proyek percobaannya yang gagal itu dengan pistol secara brutal sehingga keduanya jatuh terkapar di lantai.

Sang gadis langsung menjatuhkan tubuhnya dan meraih tubuh Seongkyung yang tergeletak bersimbah darah di lantai.

"H-hei! Sadarlah! Hei!" seru sang gadis dengan panik ketika kedua mata laki-laki SMA itu tak terbuka sama sekali. Ia pegangi bekas luka tembak di kakinya tadi dan berusaha menahan pendarahan di sana. Sakit sekali.

Gadis itu segera berdiri seraya memapah tubuh Seongkyung pergi dari sana.

Ruang Bawah Tanah Penelitian Rahasia RS Myungbaek, pukul 22.07 PM.

Gadis itu segera membaringkan tubuh Seongkyung yang sudah mulai mendingin di atas brankar, merobek kameja putih bersimbah darah itu seraya memberikan CPR.

Dengan keringat menetes serta pendarahan di paha kanannya, gadis itu berusaha membuat jantung si siswa SMA itu agar berdetak kembali. Namun hal itu seolah mustahil.

EKG tetap menunjukkan garis datar.

"Shit!" teriaknya di tengah kekacauan gila ini.

Pintu terbuka dan muncullah sesosok laki-laki tampan berjas dokter. Dialah sang professor muda, Kang Seryeong.

"Ya, kakimu, apa yang ter..." ucap Seryeong sembari berjalan masuk ke dalam lalu segera menghampiri gadis itu.

Sang gadis hanya mengindahkan sembari mencoba melakukan berbagai cara untuk melakukan penyelamatan terhadap siswa SMA yang dibunuh oleh kelinci percobaannya sendiri tersebut!

"M-mereka membunuhnya?" tanya laki-laki tampan itu.

Dari usaha keras gadis berambut keriting itu, tampaknya memang benar bahwa kelinci percobaan mereka yang lepas benar-benar membunuh remaja itu.

Seryeong terus memerhatikan.

"Ya," panggil Seryeong, namun ia hanya diindahkan. "Ya, Shin Jiyeon."

----------------
*Ya : Hei
----------------

Napas gadis bernama Shin Jiyeon itu bahkan sudah terengah-engah. Di antara heningnya ruangan bawah tanah dan suara elektrokardiograf yang terus memperdengarkan suara bip panjang.

"Dia sudah mati," cicit Seryeong. "Dan perbuatanmu sangat mustahil untuk menyelamatkannya!"

"Tidak ada yang mustahil!" tukas sang gadis seraya menatap tajam sang laki-laki. Sementara yang ditatap tajam hanya menunjukkan ekspresi nanarnya.

"Ya, Shin Jiyeon."

Jiyeon masih pada usahanya.

"Shin Jiyeon."

Seryeong muak.

"Jebal!!!" teriaknya.

----------------
*Jebal : Kumohon
----------------

Jiyeon terhenti. Gadis itupun terisak seraya kakinya yang lemah merosot ke lantai. Sementara jemarinya yang lentik bersimbah darah mencengkeram ujung kameja bersimbah darah itu seraya terisak pelan.

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang