Chapter 48: A Light From You

39 20 39
                                    

[Edited]

"Geumanhaseyo, Abeonim," [Hentikan, Ayah.] pinta Jiyeon dengan wajah penuh harap.

Melihat wajah Jiyeon, Direktur Kang pun menurunkan tangannya begitu tangan Jiyeon menuntunnya untuk turun.

"Geumanhaseyo," ulangnya.

Setelah itu, Pak Seowoon pun segera bergerak untuk mengambil penggaris kayu dan berjalan menuju ke arah pintu.

Ia keluarkan suara garangnya demi mengusir para siswa yang bergerombol di depan ruang guru agar mereka kembali masuk ke dalam kelas.

Pintu ruangan pun ditutup.

Direktur Kang pun mundur begitu Jiyeon menyuruhnya untuk berhenti. Ayah dari Kang Seryeong itu pun berdeham dingin sembari terus menatap visual Seongkyung yang bahkan tak tersentuh ekspresi gentar sama sekali.

"Saya kecewa dengan kamu," tandas sang kepala sekolah. Kini raut wajahnya menatap wajah Seongkyung sangat intens.

"Saya putuskan untuk menangguhkan kelulusanmu," tandas sang kepala sekolah.

"Jeosonghamnida."

Kedua mata Jiyeon mendadak sayu. Gadis 24 tahun itu tidak tahu kini harus berbuat apa.

"Termasuk beasiswamu untuk masuk ke universitas."

"Ne."

"Naoseyo," [Silakan keluar,] ujar sang kepala sekolah seraya mempersilakan untuk Seongkyung keluar.

Seongkyung pun membungkukkan badannya. Setelahnya, ia pun keluar dari dalam sana.

Diikuti Jiyeon yang langsung keluar dari dalam sana.

Sampai di luar, Seongkyung refleks menghalangi hidungnya menggunakan pergelangan tangan begitu hidungnya meneteskan darah.

"Hei, Baek Seongkyung," ujar Jiyeon.

"Gwaencanha," sahut laki-laki itu.

Jiyeon pun dengan segera langsung mengeluarkan sapu tangannya dan memberikannya pada laki-laki itu.

"Terima kasih."

"Mmm."

"Pulanglah," ucap Jiyeon pelan. "Aku akan memberitahu guru pengajar."

"Tidak."

"Kau yakin?"

"Mmm."

"Maafkan aku," sesal Jiyeon.

"Tidak apa. Aku berhutang banyak padamu."

"Tidak. Aku yang membuatmu seperti ini."

Seongkyung menatap Jiyeon. Ia tatap wajah profesor muda itu dengan lamat. "Aku senang bertemu denganmu."

Wajah Jiyeon melunak. Ekspresinya kini berubah nanar.

Kasihan. Perasaan itu menyeruak dari batin Jiyeon. Sebuah perasaan yang selalu membuat darah Jiyeon berdesir.

***

"Yoo Kyung," sebut Seongkyung.

Kyungyeon menoleh. Dapat ia lihat almamater Seongkyung yang benar-benar terlihat hampa.

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang