Chapter 14: The Final Test Has Begin!

67 50 17
                                    

[Edited]


D-day Ujian Kenaikan Kelas.

Seluruh murid sudah berkumpul di depan masing-masing kelas. Buku serta hafalan menghiasi suasana koridor kelas sebelas kala itu.

Tampak Kyungyeon masih mencoba menghafal-hafal materi yang telah ia pelajari dengan Baek Seongkyung tempo hari.

Lain dengan Jiyeon, gadis itu sibuk telponan dengan Seryeong.

"Hari ini aku ujian."

"Kau butuh semangat dariku?" tanya Seryeong dari seberang sana sembari tertawa terbahak-bahak.

"Dasar sialan. Sekolah Ayahmu ini sangat luar biasa," nyinyir gadis itu dengan senyum pahit.

"Ada apa? Kau terkena masalah?"

"Bukannya seperti itu. Ah, sudahlah. Kututup."

"Sebentar!"

"Wae?!"

"Jangan terlalu menggunakan otak jeniusmu untuk menjawab soal, kasihan posisi si ranking 1 akan bergeser karenamu. Longgarkan waktu mengerjakanmu agar terlihat normal, haha. Kalau perlu jawab asal."

"Ck! Tidak berguna!" klik.

Jiyeon tidak bodoh. Lagipula sudah cukup predikat terbaik ia raih selama ia sekolah. Tak akan ia rebut posisi itu. Tapi posisi kedua? Memungkinkan, haha.

Bel pun berbunyi. Jiyeon segera meletakkan ponselnya ke dalam tas. Sementara Kyungyeon sudah siap dengan ujiannya lantas berjalan sembari membawa alat tulis yang dibutuhkan.

"Tas diletakkan di luar. Tak ada yang membawa ponsel ataupun alat untuk menghitung," ujar sang guru sembari mempersilakan murid-murid 11-1 untuk masuk.

Seongkyung yang baru saja hendak mendaratkan bokongnya di bangku lantas berbalik. Menatap Yoo Kyungyeon yang sudah duduk sembari menyengiri dirinya.

Ia pun tersenyum tipis lalu duduk di bangkunya.

Soal pun dibagikan. Seongkyung membalikkan tubuhnya ke arah gadis yang posisi mejanya sangat jauh darinya itu.

Begitupula Kyungyeon yang balas menatap laki-laki itu dengan binar di kedua matanya.

60% sama dengan yang ia pelajari dengan Baek Seongkyung. Baru pertama kali dalam hidupnya Kyungyeon merasa sesenang ini melihat soal Matematika.

Seongkyung kembali merekahkan senyum tipisnya lalu menggeleng maklum.

Seluruh murid pun serentak mengerjakan soal tersebut. Kegiatan berlangsung lancar. Meskipun ada beberapa murid yang kesulitan untuk mengerjakan akibat tidak memerhatikan saat guru mengajar.

Lain halnya dengan murid superior layaknya Seongkyung dan Jiyeon yang memang terlahir dengan otak bervolume besar.

Jiyeon dengan santai mengisi lembaran soalnya sembari bersiul pelan. Terlalu mudah, hanya dengan sekali lihat ia bisa langsung mengetahui jawabannya.

Lain halnya dengan Seongkyung, laki-laki itu menatap lembar soal di depannya kemudian menuliskan sepuluh jawabannya sekaligus di atas lembar jawaban.

Lain lagi dengan Kyungyeon yang tampaknya sudah frustasi berat akibat soal itu.

Bahkan kertas coretannya sudah penuh oleh coret-coret abstrak ketika otaknya tak bisa lagi menerima beban Matematika ini.

Sembilan puluh menit telah berlalu dan sang pengawas pun langsung mentitah untuk segera keluar ruang kelas.

A Light From You [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang