4 Januari 2017
Seokjin terdiam. Di depan sana, Namjoon tengah mencium seorang wanita yang resmi berstatus istrinya. Persis seperti mimpinya. Hanya saja kali ini Seokjin melihatnya langsung dalam keadaan sadar.
"Tidak tidak...ini bohong...katakan padaku ini bohong, Yeri-ssi."
Wanita muda di sampingnya menatap Seokjin dengan rasa iba.
"Tuan, Anda harus melepaskan Namjoon. Dia sudah menikahi orang lain."
Seokjin hancur. Hatinya patah. Kepercayaannya pada Namjoon berserakan di tanah hingga sulit disatukan kembali.
"Baiklah, Kim Namjoon. Kita lihat apakah kau tetap bisa berbahagia setelah tahu apa yang bisa kulakukan pada hidupmu."
Seokjin berjanji dalam hatinya, tidak ada lagi nama Kim Namjoon di sana. Baginya pria itu sudah mati.
---
Akhir Januari 2017
Seokjin berjalan pelan menyusuri Plage de Nouakchott. Ia menatap ke arah cakrawala. Cantik. Sungguh cantik.
"Tapi, bagiku semua kebaikan dan keindahan di dunia ini sudah musnah."
Seokjin mendendam. Ia marah dengan penghianatan Namjoon. Ia meninggalkan semua hal yang berhubungan atau yang dapat mengingatkannya pada sosok pria itu. Ia berhenti dari pekerjaan, menjual apartemen dan mobilnya, bahkan menjauh dari Korea.
Dan berakhir di sini. Di negara yang barangkali tak banyak diketahui orang. Ia ingin memulihkan hati dan tubuhnya sebelum kembali untuk membalas dendam.
---
Februari 2017
Namjoon mendadak teringat pada Seokjin. Entah mengapa nama pria tersebut muncul begitu saja di kepalanya. Pria yang ia akui sudah merebut hatinya. Namun, tidak cukup berguna dipertahankan karena Kim Seokjin hanyalah pria biasa. Bukan seseorang yang berpengaruh seperti keluarga mertuanya.
Jika ada yang bertanya pada Namjoon yang mana lebih penting antara perasaan dan kekayaan, tanpa ragu ia akan menjawab kekayaan. Sebab dengan kekayaan, hal-hal lain akan datang dengan sendirinya. Tahta dan wanita atau pria.
Oleh karena itu, seberapapun sakit hatinya saat merindukan Seokjin, ia akan sekuat tenaga menekan bahkan menghapus perasaannya. Karena, mendapatkan kekayaan adalah tujuan hidupnya.
---
April 2017
"Namjoon-ah, ada kejutan untukmu!"
"Apa itu?" tanya Namjoon saat istrinya, Song Jihyo, mendekat.
"Tara!!!" Wanita cantik itu meletakkan sesuatu di meja. "Aku hamil!"
Deg!
"Apa? Kau serius?"
Jihyo mengangguk senang. Ia benar-benar menginginkan ini.
"Terima kasih," ujar Namjoon setelah berdiri dan memeluk istrinya.
"Padahal aku tidak mengharapkannya," rutuk Namjoon dalam hati.
---
Mei 2017
"Halo?"
"Oppa!"
"Hei," senyum Namjoon terkembang saat mendengar suara adiknya, "di mana kau sekarang?"
"Coba tebak?"
"Tidak tahu. New York? Madrid?"
"Seoul! Aku pulang!!!"
"Masa sih? Aku tidak percaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Business 2
FanfictionMonkey Business kembali dengan buku yang kedua. Seperti sebelumnya, ini kumpulan one/two/three/dunno-how-many shot(s) TaeGi, NamJin, KookMin, dan SuHope. Homophobic bisa angkat kaki dan pantat dan tidak perlu repot-repot kembali. Yang suka, diharap...