Namjoon berdiri dan berpamitan pada semua rekannya sebelum melangkah santai menuju kamar tidurnya. Ia bersiul di sepanjang langkahnya dengan pikiran yang tengah memutar beberapa adegan yang ia harap terwujud sesaat lagi. Bersama pria yang ia dambakan, Kim Seokjin.
Namjoon menutup pintu di belakangnya dan memperhatikan sekeliling kamar.
"Rapi, bersih, wangi." Namjoon tersenyum senang. "Mantap!"
Namjoon memutuskan membersihkan dirinya di kamar mandi sembari menunggu Seokjin yang ia yakin akan datang sebentar lagi. Ia keramas dan menyabuni tubuhnya dua kali agar yakin bahwa tak ada bau juga kotoran yang menempel. Ia tak ingin Seokjin menganggapnya jorok.
Namjoon selesai mandi dan mengeringkan air di setiap jengkal tubuh telanjangnya lalu melingkarkan handuk di pinggang. Namjoon membuka pintu kamar mandi dan melihat seseorang duduk di tepi tempat tidurnya. Kim Seokjin.
"Maaf, aku baru selesai mandi." Namjoon berujar seraya mendekati Seokjin yang tampak berkelahi dengan otak dan batinnya apakah ia perlu memalingkan wajah atau terus menatap Namjoon.
Namjoon berdiri sekitar setengah langkah di depan Seokjin yang terbelalak dan kembali menggigit bibir. Namjoon menyentuh lembut bibir merah pria tersebut, menyusuri teksturnya dengan ibu jari.
"Bibirmu bisa berdarah kalau digigit terus."
Seokjin menunduk malu namun Namjoon segera mendongakkan wajahnya menghadapnya.
"Aku senang kau datang."
Seokjin tersenyum gugup. Ia menatap Namjoon dan memperhatikan rambutnya yang basah.
"Mmm...mau kukeringkan?" Ia menunjuk kepala Namjoon yang dengan senang hati mengangguk.
"Tapi handuknya hanya satu. Bagaimana, Hyung?"
"Oh...mmm...itu, ti-tidak apa-apa." Seokjin berujar dengan pipi memerah, memancing senyuman Namjoon.
Sang Leader BTS tersebut langsung melepaskan handuknya tanpa ragu dan duduk di antara paha Seokjin, menghadap ke arah pria yang lebih tua. Seokjin menerima handuk dari Namjoon dan mulai mengeringkan rambutnya, sesekali membasahi bibirnya yang kering dan berusaha agar tak melihat ke arah sesuatu yang ia tahu tengah berdiri tegak.
"Kenapa kau tidak berteriak atau memukulku tadi, hm?" tanya Namjoon lembut.
"Itu...aku tidak mau menjadi pusat perhatian."
Namjoon meletakkan masing-masing tangannya di atas paha kanan dan kiri Seokjin, perlahan mengusap paha ramping itu dari bawah ke atas, membuat Seokjin tercekat.
"Dan apa yang mendorongmu mengikuti permintaanku masuk ke sini?"
Seokjin tak menjawab.
"Jinseok?"
Alis Seokjin berkerut.
"Aku memanggilmu begitu di dalam hati." Namjoon meraih handuk yang masih digenggam Seokjin, menurunkannya dan melemparnya ke sembarang arah. "Selain itu, aku juga memanggilmu Chagi atau Aegi. Tapi, kau tahu panggilan favoritku untukmu?"
Seokjin menggeleng.
"Mine."
Namjoon menurunkan wajah Seokjin dan mencium bibir yang selalu didambakannya. Ibu jari kirinya mengusap pipi Seokjin dengan gerakan melingkar sementara tangan kanannya bergerak turun mengusap lengannya, punggungnya sebelum berhenti di pinggang ramping Seokjin.
Namjoon tersenyum ketika Seokjin membalas ciumannya. Pria tersebut bahkan telah melingkarkan lengannya di pundak Namjoon, dengan jemari yang malu-malu meraba kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Business 2
Fiksi PenggemarMonkey Business kembali dengan buku yang kedua. Seperti sebelumnya, ini kumpulan one/two/three/dunno-how-many shot(s) TaeGi, NamJin, KookMin, dan SuHope. Homophobic bisa angkat kaki dan pantat dan tidak perlu repot-repot kembali. Yang suka, diharap...