"Hyung, nanti aku mau arisan di rumahnya Yoongi Hyung sama yang lain ya."
"Hmm."
"Aku udah masak buat makan siang. Hyung tinggal angetin. Tapi makannya sendirian tidak apa-apa, kan?"
"Hmm."
Jung Hoseok tersenyum sedih melihat tanggapan suaminya, Kim Junmyeon, yang hanya sekedar 'hmm'. Walaupun seharusnya ia mulai terbiasa sebab Junmyeon selalu dingin padanya sejak pernikahan berdasarkan perjodohan mereka dimulai setahun lalu.
Kim Junmyeon, suaminya itu merupakan penerus satu-satunya kerajaan farmasi milik orang tuanya. Namun, ia tak ingin menikah meskipun orang tuanya meminta. Yang pada akhirnya membuat Tuan dan Nyonya Kim menjodohkannya dengan Hoseok, putra almarhum sopir mereka yang menjadi pendonor jantung bagi ayah Junmyeon.
Junmyeon marah besar hingga membuat Hoseok, yang saat itu tengah berada di rumah Keluarga Kim atas permintaan ibu Junmyeon, menangis karena tuduhan Junmyeon.
"Kau mau minta bayaran untuk jantung ayahmu, ya? Tidak tahu malu! Kau kira siapa yang bayar pengobatan ayahmu itu selama dirawat di rumah sakit, hah? Sudah sepantasnya jantungnya diberikan pada ayahku sebagai bayaran, tahu?"
Hoseok ingat setelah Junmyeon selesai bicara pukulan keras Tuan Kim mendarat di pipi kanan suaminya. Ayah mertuanya marah dengan ucapan Junmyeon dan memutuskan bahwa Junmyeon harus menikahi Hoseok tanpa peduli ia setuju atau tidak.
---
Saat ini pukul 09.55 pagi dan Hoseok sudah selesai bersiap-siap karena Jimin mengatakan bahwa ia akan menjemput Hoseok tepat pukul 10.00.
Hoseok mencari suaminya, bermaksud pamit. Namun, Junmyeon sama sekali tak kelihatan di manapun.
"Hyung? Apa Hyung di dalam?" tanya Hoseok dari luar ruang kerja Junmyeon.
"Apa?"
Hoseok membuka pintu berwarna coklat itu dan melihat suaminya, yang Hoseok akui sangat tampan, tengah membaca sesuatu.
"Aku berangkat sekarang. Jimin hampir sampai."
"Hmm."
"Jika Hyung perlu sesuatu, kirim pesan atau telepon aku ya."
"Hmm."
"Sampai nanti, Hyung. Aku pulang mungkin jam 15.00."
Brak!
Junmyeon menggebrak meja, membuat Hoseok terkejut.
"Kalau mau pergi ya pergi saja! Mau sampai kapan kau mengoceh di situ, hah?"
"Maaf," cicit Hoseok sambil berusaha menahan air mata. Ia menunduk dan menutup pintu ruang kerja suaminya.
Tin!
"Kenapa Jimin harus tepat waktu?" keluhnya dalam hati. "Aku tidak sempat mengeringkan air mataku dulu."
---
"Hobi!" teriak Seokjin heboh saat melihat Hoseok memasuki rumah Yoongi.
"Jin Hyung!" teriak Hoseok tak kalah heboh. Keduanya berpelukan sebab sudah beberapa bulan tak bertemu sejak Seokjin memiliki bayi.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Tentu saja. Memangnya ada yang tidak terlihat baik?"
Seokjin memutar tubuh Hoseok ke kanan dan kiri, mencoba menemukan sesuatu.
"Entahlah. Tapi rasanya kau sedang tidak baik." Seokjin mendekat dan berbisik agar hanya Hoseok yang mendengar. "Apa Junmyeon memperlakukanmu dengan baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Business 2
FanfictionMonkey Business kembali dengan buku yang kedua. Seperti sebelumnya, ini kumpulan one/two/three/dunno-how-many shot(s) TaeGi, NamJin, KookMin, dan SuHope. Homophobic bisa angkat kaki dan pantat dan tidak perlu repot-repot kembali. Yang suka, diharap...