Terpesona
Aku terpesona
Memandang
Memandang wajahmu
Yang manisTeddy terkekeh saat membuka pintu ruang karaoke yang ia sewa dan mendengar seseorang menyanyikan lagu dangdut dengan nada fals. Ia berjalan pelan menuju kamar mandi sambil mencari tahu di ruangan yang mana penyanyi bersuara fals itu berada.
"Ning kene jebule (Di sini rupanya)," gumamnya sambil menunjuk ruangan dengan jari. "Mugo-mugo wong liya sing ngerungoke, kupinge rapapa (Kuharap orang lain yang mendengar, kupingnya akan baik-baik saja)."
Teddy pun melanjutkan rencananya untuk menyambangi kamar kecil dengan senyuman yang belum luntur sebab suara sumbang yang tadi masih terdengar sayup-sayup. Setelah menuntaskan kebutuhannya, ia kembali menuju ruangannya di tempat karaoke Anak Anjing Gembira yang tenar di mana-mana itu.
---
"Hahaha! Yunggi, suaramu bikin perut aku sakit ketawa terus tahu!" ujar seorang pemuda yang keluar dari salah satu ruangan.
"Iya nih! Memang bener kamu itu bisa bikin stres ilang," sahut yang lain.
"Hebat kan aku! Lain kali kalau suntuk, telepon saja ya. Pasti nanti kuhibur," ucap pemuda bernama Yunggi dengan bangga.
Aku lelaki tak mungkin
Menerimamu bila
Ternyata kau mendua
Membuatku terlukaYunggi berhenti melangkah setelah mendengar seseorang bernyanyi dengan suara rendah yang menghanyutkan. Ia berbalik arah dan mencoba mencari tahu dari mana sumbernya.
"Di sini ternyata. Enak suaranya."
"Ngapain, Yun?" tanya temannya.
"Ini ada yang nyanyi. Empuk suaranya." Yunggi berjalan menuju teman-temannya sambil terus menikmati alunan suara seseorang tersebut. "Semoga orangnya jelek."
---
"Tak disik ya, Ted (Duluan ya, Ted)."
"Wis dipethuk? (Sudah dijemput?)"
"Uwis. Kuwi ning jaba (Sudah. Tuh di luar)."
"Oke. Hati-hati, Jim."
"Sip!"
Teddy masih nyaman duduk di sofa lobi Karaoke Anak Anjing Gembira meskipun teman-temannya sudah bubar jalan. Ia merasa lobi tersebut lebih meriah daripada rumahnya yang sepi macam kuburan sehingga lebih kerasan di sana.
"Halo...iya, benar. Saya yang pesan gu-kar...oh gitu. Ya nggak apa-apa, Pak. Maaf saya batalin kalau begitu ya. Semoga ada bengkel dekat situ ya, Pak...Nggak apa-apa, Pak...sama-sama, Pak."
Teddy mengangkat wajah saat seorang pemuda yang duduk di seberangnya menghela nafas kesal lalu meniup-niup poninya.
"Tiga kali dapet, tiga kali dibatalin semua. Haaaahhh...."
Teddy memperhatikan pemuda di hadapannya itu, memuji wajahnya yang terlihat imut saat pipinya digembungkan.
"Lhaaaa ganti aplikasi malah nggak dapet driver." Pemuda itu mengeluh lagi.
"Nggak dijemput?" tanya Teddy.
"Hah?" Pemuda tersebut tampak kaget dengan pertanyaan tiba-tiba yang diterimanya. "Masnya bicara sama saya?"
"Iya. Kamu nggak dijemput?"
"Nggak. Nyari ojek online tapi dibatalin terus."
"Pulang ke mana?"
"Mmm kenapa memangnya, Mas? Mau nyulik ya?" Pemuda tersebut memicingkan mata curiga, membuat Teddy merasa geli.
"Nggak. Tenang saja. Aku bukan penculik kok. Aku mau ke arah Jalan Godean. Kamu ke arah mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Business 2
FanfictionMonkey Business kembali dengan buku yang kedua. Seperti sebelumnya, ini kumpulan one/two/three/dunno-how-many shot(s) TaeGi, NamJin, KookMin, dan SuHope. Homophobic bisa angkat kaki dan pantat dan tidak perlu repot-repot kembali. Yang suka, diharap...