Jungkook memyadari satu hal belum lama ini. Ia memiliki kemampuan ajaib, yaitu kedua matanya akan selalu berhasil menemukan Jimin di manapun adik kelasnya itu berada. Seandainya Jimin berada di lantai tiga di bagian ujung, dari lantai satu Jungkook akan tahu bahwa sosok yang ia lihat adalah Park Jimin.
Hari ini pun tak ada bedanya.
Semua siswa di kelas Jungkook tengah berada di lapangan basket yang berada di belakang gedung utama. Jungkook dan beberapa siswa lain tengah bermain basket sementara yang lain memilih menonton atau bergosip. Ketika Jungkook hendak mengambil bola yang keluar lapangan, ia melihat seseorang berjalan di koridor yang berjarak mungkin 20 meter darinya.
"Park Jimin," batinnya.
Jungkook hanya mengekori Jimin dengan matanya hingga muncullah Wonshik yang mengikuti Jimin beberapa meter di belakangnya.
"Yugyeom!" panggilnya sebelum melempar kembali bola ke dalam lapangan dan berlari menuju gedung sekolah dan berpura-pura berpapasan dengan Jimin dari arah berlawanan.
"Sunbae, sedang kelas olahraga ya?"
"Bukan. Kelas Bahasa Jerman."
Jimin mengerutkan alis, bingung.
"Sudah tahu pakai seragam ini, masih tanya." Jungkook memasang tatapan tajam, membuat Jimin menunduk, meskipun sebenarnya itu ditujukan pada Wonshik yang merasa kesal dan mengacungkan jari tengah padanya.
"Ma-maaf, Sunbae. Permisi." Jimin pun meninggalkan Jungkook namun langsung berhenti setelah mendengar kata-kata Jungkook.
"Jangan jalan-jalan sendirian. Ajak satu teman kalau mau ke mana-mana."
Usai mengatakan hal itu, Jungkook melewati Jimin dan kembali ke lapangan. Meninggalkan Jimin yang masih mencerna perkataannya.
---
Jungkook berjalan di selasar sambil memeriksa ponselnya. Ada satu pesan dari Sang Ibu yang memintanya mampir ke toko kue langganan dan mengambil pesanan untuk acara makan malam dengan sepupunya yang kembali dari Kanada.
Bugh!
Sesuatu yang mengenai belakang kepalanya dengan keras, membuat langkah Jungkook terhenti karena rasa sakit. Ia menoleh dan melihat bola tenis menggelinding di lantai.
"Kepalamu sakit? Ups!" Kim Wonshik berujar tanpa sedikitpun raut menyesal.
"Apa masalahmu?"
"Kau!" Wonshik mendekat dan menatap marah ke arah Jungkook. "Setahuku kau tidak ada hubungan apa-apa dengan Jimin. Kenapa kau selalu menghalangiku?"
"Kau yang selalu berdiri di tengah jalan, menghalangi orang lewat."
"Tidak usah membuatku tertawa, Jeon. Kau tahu maksudku." Wonshik berdiri dengan kedua tangan di saku celana.
Jungkook menghela nafas lelah.
"Cuma buang-buang waktu meladenimu." Ia pun berbalik dan hendak melangkah pergi.
"Apa kau menyukainya, ha?"
Jungkook diam di tempat beberapa detik sebelum melanjutkan niatnya meninggalkan sekolah.
"Heol! Kau benar menyukainya? Akui saja, Jeon. Kita bersaing mulai sekarang!" seru Wonshik yang sama sekali tak digubris Jungkook.
---
Tring!
Bel di atas pintu toko kue berbunyi yang langsung mengundang sapaan dari staf di sana.
"Selamat sore. Selamat datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Business 2
FanfictionMonkey Business kembali dengan buku yang kedua. Seperti sebelumnya, ini kumpulan one/two/three/dunno-how-many shot(s) TaeGi, NamJin, KookMin, dan SuHope. Homophobic bisa angkat kaki dan pantat dan tidak perlu repot-repot kembali. Yang suka, diharap...