9. TaeGi: Lhooo? [Bagian 3]

268 46 10
                                    

"Aku duluan ya," pamit Yunggi pada teman-temannya sambil memasukkan ponsel ke dalam tas. Mereka memilih nongkrong di sebuah waralaba cepat saji di seberang Supermarket MK setelah selesai kuliah sore.

"Kamu naik ojek, Yun?"

"Nggak. Ada yang jemput."

"Cieee dijemput siapa itu?"

"Temennya mbakku."

"Sepupuku nikah sama temen kakaknya lho, Yun. Ya mulainya dari suka anter jemput gitu lho."

"Itu kan sepupumu. Ah udah ah, aku pulang ya. Daaaa!" Yunggi bergegas keluar dan menuju tempat parkir mobil di basement kemudian menuju sebuah mobil Innova hitam.

Tok! Tok!

Yunggi mengetuk kaca samping sebelum membuka pintu penumpang.

"Hai, Mas. Maaf ya kalo nunggunya lama."

"Nggak kok, Dek. Baru lima menitan." Teddy menjelaskan sambil menyuguhkan senyum manis pada pemuda yang sekarang ia panggil 'Adek'.

Yunggi tersenyum kemudian meletakkan tas punggungnya di kursi belakang dan mengenakan sabuk pengaman.

"Mau makan sekarang?"

"Bukannya kamu sudah makan di atas?"

"Cuma kentang goreng tadi. Kan kemarin Mas Teddy bilang mau ngajak makan sate kambing."

Teddy tersenyum.

"Oke. Ke sana sekarang yok."

"Ayok!"

---

"Adek mau nambah? Nggak apa-apa kok."

"Nggak, Mas. Udah kenyang." Yunggi menepuk-nepuk perutnya yang merasa senang karena diberi makanan enak.

"Kamu kok nggak bawa kendaraan sendiri? Biasanya kan anak kuliah pada bawa kendaraan sendiri kalau di Jogja."

"Aku tuh takut tahu, Mas. Pernah diajarin temen naik motor, cuma muter deket Fisipol aja tapi habis itu tanganku gemeter sangking takutnya. Nggak deh."

"Nggak belajar nyetir? Kakakmu dulu bawa mobil sendiri pas awal-awal kuliah."

"Sama aja. Akunya takut. Lagian kan nemu ojek gampang, Mas. Itung-itung ngebantu tukang ojeknya."

"Kalau nggak dapet ojek?"

"Naik taksi. Gampang kan?"

"Kalau sopir taksi mogok semua?"

"Nebeng siapa kek."

"Kalau nggak ada yang bisa?"

"Mas Teddy kok cerewet sih? Ngapain coba nanya-nanya gitu mulu?"

"Ya...kuatir aja kalau kamu nggak bisa berangkat atau pulang kuliah."

"Biasa aja kali, Mas. Pas masih di Melbourne juga sering jalan kaki sama naik bus. Kalo emang ojek sama taksi nggak bisa, ya udah naik Trans Jogja terus nyambung jalan kaki. Beres, kan?"

Teddy meletakkan sendok dan garpu setelah menghabiskan nasi, sate, dan tongseng kambingnya.

"Kamu nggak peka ya, Dek?"

"Maksudnya?"

"Maksudnya Mas, kamu boleh kok minta anter jemput sama Mas."

"Lha kan Mas Teddy tiap hari berangkat pagi. Aku nggak selalu kuliah pagi lho, Mas."

Teddy menatap Yunggi gemas. Ia pun mengulurkan tangan dan mencubit pipi Si Adek.

"Ngegemesin banget kamu itu!"

Monkey Business 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang