2. NamJin: Januari [Bagian 4]

317 35 13
                                    

Namjoon berniat menyakiti Seokjin dengan ciuman kasarnya. Namun, begitu bibir mereka bertemu, rasa rindu dan cintanya pada Seokjin membuncah. Namjoon menginginkan hal yang lain.

Ia memperlembut ciumannya dan menangkup salah satu pipi Seokjin dengan telapak tangan. Namjoon terus mengecup bibir Seokjin yang ia rindukan dan perlahan mendapat balasan dari pria di bawahnya. Ia pun menjadi lebih berani dan menuntut setelah Seokjin melingkarkan lengan di balik lehernya.

Dugh!

"Awww shit!" jeritnya sambil memegangi selangkangan. Seakan penderitaannya belum cukup, Seokjin mendorongnya hingga tersungkur di aspal tempat parkir. "Sakit...."

Brak!

Seokjin menutup keras pintu mobilnya dan berlalu meninggalkan Namjoon yang masih menahan nyeri.

"Seokjin Hyung...isshhh tega sekali...."

---

Sesampainya di apartemennya, Seokjin melempar barang-barang yang ia bawa dan memasuki salah satu kamar yang ia ubah menjadi ruang olahraga.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Ia memukuli samsak bertubi-tubi untuk meluapkan kemarahan, kebencian, kesedihan, dan ketidakberdayaannya.

"Sialan! Berani-beraninya dia...hah...hah...bangsat!"

Bugh!

Pukulan kencangnya meleset dan membuatnya terjerembab ke lantai.

"Sial! Sial! Sial!"

Kepalan tangannya berganti memukuli lantai.

"Hiks...hiks...aku benci...Joonie-ah, aku membencimu...tapi kenapa masih saja mengharapkanmu...."

---

November 2017

"Oppa?" panggil Geongmin pada Seokjin yang tengah berpacaran dengan beberapa berkas. "Sebentar lagi kan ulang tahunmu. Bagaimana kalau melakukan sesuatu?"

"Hm?"

"Mmm kita kan sudah beberapa bulan bertunangan. Apa...Oppa punya rencana melanjutkan hubungan ke jenjang yang lain?"

"Maksudnya?" tanya Seokjin tanpa menoleh.

"Oppa benar-benar tidak mengerti atau pura-pura saja?"

"Apa memangnya?"

"Menikah. Aku ingin menikah, Oppa. Punya keluarga sendiri seperti Namjoon Oppa dan Jihyo Eonni."

Seokjin tersentak kala nama Namjoon disebut. Pikirannya tiba-tiba buntu dan tak mempedulikan pernyataan tunangannya.

"Atau Oppa tidak punya keinginan yang sama?" Geongmin berdiri sambil meremat jemarinya. Bibirnya bergetar. "Oppa tidak serius denganku?"

"Bukan begitu. Tapi-"

"Tapi Oppa tidak menginginkannya. Iya...kan?" Air mata gadis itu mulai membasahi pipinya. Jari-jari lentiknya pun mengusap kasar pipinya yang basah. "Aku mau pulang."

"Kuantar."

"Tidak usah. Aku sedang tidak ingin ada di dekat Oppa sekarang."

---

"Tidak kusangka akan melihatmu di sini."

Seokjin menoleh ke arah suara yang sangat ia kenali.

"Haahhh apa aku sedang sial sekarang? Kenapa harus melihatmu malam-malam begini?"

"Cih! Pertanyaanku juga begitu." Namjoon duduk terpisah satu kursi kosong dari Seokjin dan memesan segelas Bloody Mary. "Apa kau yang membuat adikku menangis?"

Monkey Business 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang