29. The Most Beautiful Moment

533 129 88
                                    

"Cantik banget gak sih pemandangannya? Liat sunset sama orang tersayang, duh bahagianya aku". Kata Unaya. Tangan gadis itu terulur kedepan seakan hendak menggapai sang Surya yang hendak masuk ke peraduannya. Jeka yang duduk dibelakang Unaya pun menggapai tangan gadis itu. Ia genggam tangan sang gadis kemudian berbisik.

"Ada lho pemandangan yang jauh lebih cantik daripada sunset. Deket banget malahan, bisa digapai". Unaya lantas menoleh kemudian menatap Jeka serius.

"Hah? Apaan?". Jeka tersenyum, ditariknya tangan Unaya kemudian diarahkan tangan gadis itu untuk menunjuk wajahnya sendiri.

"Lha ini. Cantik banget gak sih? Bersinar, sampai bikin silau". Canda Jeka. Unaya terbahak kemudian memukul paha pemuda itu gemas. Disandarkannya kembali kepala gadis itu ke dada sang pemuda. Bahagia sekali rasanya hari ini, banyak kejutan yang membuatnya percaya jika cobaannya telah usai. Unaya hanya minta satu saja pada Tuhan, jika kebahagiaan ini hanya sementara tolong hentikan waktu untuk saat ini. Biarkan ia dan Jeka merasakan kebahagiaan dan kebersamaan tanpa ada yang mengusik. Biar momen ini menjadi kenangan yang tak terlupakan.

"Berarti kalau aku gak cantik, kamu gak sayang ya sama aku? Dasar cowok makhluk pemuja visual!". Omel Unaya judes. Jeka terkekeh, pemuda itu mencium pipi Unaya hingga kepalanya miring kesamping.

"Ya iyalah. Emang kamu bukan makhluk pemuja visual?". Omel Jeka balik.

"Bukanlah! Buktinya aku mau tuh sama kamu yang pas-pasan. Padahal selera aku kek Jungkook BTS gitu". Sahut Unaya nyebelin. Jelas lah Jeka manyun, Arjuna kampus lho dibilang pas-pasan. Kalau Unaya buang Jeka juga pasti banyak yang mungut.

"Jungkook lagi, Jungkook lagi. Coba deh berdiri, gak capek apa tuh cowok jongkok mulu?".

"Hahaha. Apaan sih garing banget". Unaya ngakak. Bukannya ilfiel melihat Unaya yang ketawa lebar banget sampai-sampai lalat hampir masuk, Jeka justru terpesona. Unaya kalau senyum atau lagi ketawa tuh cantik banget. Ah... Ralat, kalau lagi bahagia cantiknya nambah. Ya Tuhan, semoga Jeka bisa terus membuat Unaya tertawa lepas seperti ini. Jeka mengeratkan pelukannya, ia cium dalam-dalam kepala belakang Unaya.

"Unaya, itu ada sesuatu dibibir kamu". Celetuk Jeka tiba-tiba. Sontak saja Unaya langsung menyentuh bibirnya.

"Dimana?". Tanya Unaya sambil terus mencari sesuatu yang kata Jeka ada di bibirnya.

"Sini aku bersihin, merem dulu". Tanpa curiga Unaya pun menutup matanya. Sedetik kemudian benda kenyal menempel di bibirnya. Hih! Dasar Jeka modus! Jeka tersenyum disela kecupannya, ia memberi kode pada Unaya untuk membuka bibirnya namun gadis itu justru menutupnya rapat-rapat. Jelas sebel lah karena dimodusin! Kalau mau minta cium tinggal bilang kenapa sih? Jangan mendadak gini kan Unaya belum siapin mental.

Karena gemas, Jeka menggigit kecil bibir Unaya. Gadis itu melenguh dan akhirnya memberi akses pada Jeka untuk memperdalam ciuman. Tangan Unaya secara otomatis merangkul leher Jeka seiring dengan dalamnya intensitas ciuman mereka. Tangan Jeka juga semakin erat memeluk pinggang sang gadis. Decapan dari bibir mereka saling bersahutan, indahnya sore ini. Ciuman mesra bersamaan dengan tenggelamnya sang Surya. The most beautiful moment in their life.

***

Guan duduk dikursi kebesarannya sembari tersenyum licik. Di atas mejanya ada beberapa berkas tuntutan yang akan ia berikan pada Suryo. Mengambil Unaya dengan jalan melenyapkan Jeka boleh tidak berhasil, tapi untuk yang satu ini Guan yakin akan sukses besar. Mana mungkin Unaya rela papanya mendekam dibalik jeruji besi selama bertahun-tahun atau bahkan mati membusuk disana? Itu tidak mungkin. Terpaksa Guan melakukan cara jahat yang satu ini, mengorbankan tua bangka Suryo demi mendapatkan Unaya kembali.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang