5. Mimisan

5.5K 975 1.2K
                                    

"Turun gih". Perintah Jeka yang telah menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah.

"Loh? Loe gak mau ikutan masuk?". Tanya Unaya dengan bingung. Jeka mengacak rambutnya sebelum menjawab.

"Males gue kena ceramah guru BK, wajah gue bonyok". Sahut Jeka. Unaya menelisik wajah Jeka, banyak luka memar dan darah kering disudut bibir pemuda itu. Ingin rasanya Unaya mengobati luka-luka itu, tapi sayang masih canggung. Mereka belum terlalu dekat, akan terlihat aneh jika Unaya bersikap perhatian.

"Terus loe mau kemana?". Jeka berdecak dan memiringkan tubuhnya agar bisa menatap wajah Unaya.

"Banyak nanya loe kayak Dora". Ledek Jeka yang membuat Unaya manyun. Jeka tersenyum kecil kemudian mengacak rambut gadis itu.

"Gue mau bolos hari ini. Kalau ada yang gangguin loe, bilang sama gue". Unaya mengangguk patuh dan hendak keluar dari mobil. Namun gadis itu teringat sesuatu...

"Makasih buat bunganya". Kata Unaya malu-malu kemudian bergegas turun dari mobil Jeka. Jeka terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, pemuda itu langsung menancap gas menuju markas Bangsat Boys.

Unaya sudah terbiasa mendengar bisikan dan cibiran dari murid-murid di sekolah sejak berpacaran dengan Jeka. Yang tadinya Unaya merasa tidak nyaman dan risih, lama kelamaan gadis itu mulai terbiasa. Ya sudah biarkan saja yang penting mereka tidak mengganggunya. Gadis itu meletakkan buket bunga pemberian Jeka di loker-nya kemudian mengambil seragam olahraga karena pagi ini ada pelajaran olahraga.

"Morning my friend!". Sapa Ririn dengan ceria seperti biasanya. Unaya tersenyum kecil menanggapi sapaan Ririn, lumayan sih energi positif gadis itu bisa menular padanya.

"Loe kok udah ganti baju gak nungguin gue sih". Omel Unaya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ya sorry-sorry nih....". Ririn shock melihat sebuket bunga di dalam loker Unaya.

"KEMBANG DARI SIAPA TUH?!". Lagi-lagi Ririn super lebay. Beberapa murid yang kebetulan ada di sekitar mereka menatap kedunya dengan tatapan ingin tahu.

"Biasa aja dong Rin, suka banget ya bikin gue jadi bahan cibiran?". Sindir Unaya dengan sebal. Unaya yakin setelah ini pasti kembang akan menjadi topik murid-murid di sekolah untuk menggosipkan dirinya.

"Eh? Sorry hehe kebiasaan gak bisa di rem". Kata Ririn sambil cengengesan. Unaya memutar bola matanya malas, kenapa sih kalau melihat Ririn gadis itu jadi teringat pemain OVJ yang bernama Mpok Alpha?

"Tapi seriusan deh Na, ada gitu yang ngasih loe kembang. Secara kita kan jomblo dari kelas satu, ada peningkatan juga ya loe". Tanya Ririn lagi. Unaya melirik buket bunga yang diberikan Jeka tadi pagi, kalau bukan karena mau membuat Helena cemburu tidak mungkin juga Jeka memberinya buket bunga. So, Unaya tidak akan baper begitu saja meski tadi sempat dibuat speechlees.

"Itu tadi Jeka yang kasih". Sahut Unaya dengan enteng sambil menutup loker-nya dan berjalan menuju toilet. Ririn yang masih kepo-pun berlari kecil menyusul langkah Unaya.

"Dikasih Jeka? Sumpah demi apa cowok sangar kayak dia ngasih loe kembang?!". Tanya Ririn dengan hebohnya.

"Emang kenapa sih Rin? Lebay banget deh reaksi loe, belum juga kalau dia ngasih gue bunga bank. Reaksi loe bakal kayak gimana?!". Kata Unaya dengan sebal. Ririn menepuk tangannya sekali.

"Fix nih Na".

"Fix apaan?!". Cibir Unaya.

"Jeka suka sama loe. Nih ya, selama ini belum pernah Jeka bersikap manis ke cewek. Dan menurut loe kenapa anak-anak pada gosipin kalian kalau bukan karena mereka ngerasa Jeka memperlakukan loe berbeda". Kata Ririn menggebu-gebu. Unaya mengerutkan dahinya mencoba mencerna perkataan Ririn. Jeka suka Unaya? Sepertinya tidak mungkin secepat itu.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang