61. Permintaan Maaf Helena

3K 593 2.9K
                                    

"Unaya, mending kamu nginep di rumah ku aja sementara waktu ini. Aku khawatir Helen bakal macem-macem sama kamu". Kata Jeka. Keduanya berjalan menuju parkiran sekolah. Unaya menghentikan langkahnya sembari memutar-mutar kunci motor Jeka yang ada di tangannya.

"Engggg... gimana ya? Aku tuh masih ngerasa canggung aja gitu sama Mama, apalagi dengan status dia mama tiri kamu". Entah mengapa Unaya mendadak baper saat mengatakan itu. Iya kan Jeka anak tiri Mama-nya? Tapi kok gak rela aja gitu :( Jeka terkekeh kemudian menepuk puncak kepala Unaya pelan.

"Terus kenapa? Toh ada Yeri juga kok di rumah. Aku gak tenang aja ngebiarin kamu tinggal sama Helen yang udah didiagnosis kena depresi". Sahut Jeka hati-hati, takut salah ngomong dan berimbas membuat Unaya tersinggung. Unaya mengembuskan nafas lelah, mengingat Helena, gadis itu tidak takut justru merasa iba.

"Justru kasihan kalau Kak Helen dijauhin kayak gitu. Dia butuh banyak support saat ini Jek". Jeka berdecak tidak suka. Unaya tetaplah Unaya gadis lemah yang lebih memikirkan keadaan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

"Iya tahu, tapi kamu selalu jadi sasaran pas dia lagi ngamuk. Kalau kamu celaka gimana? Dia itu nekat Unaya". Kata Jeka mulai jengkel. Kemarin saja Helena nekat bekerja sama dengan Clarissa untuk membully Unaya, bukannya mau su'udzon hanya waspada saja. Unaya terdiam sedikit menimang usulan Jeka, ada benarnya juga sih. Tapi ia kan masih belum terbiasa dengan keluarga Jeka, eh maksudnya belum terbiasa berakting menjadi saudara pemuda itu.

"Sini...". Jeka mengulurkan tangannya kearah Unaya. Unaya mengangguk kecil kemudian meraih tangan Jeka.

"Kunci motornya". Lanjut Jeka sambil tersenyum jahil.

 Lanjut Jeka sambil tersenyum jahil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hih!". Unaya menghentakkan kakinya sebal kemudian meletakkan kunci motor Jeka di telapak tangan pemuda itu yang tadi ia genggam. Kirain mau digandeng, eh ternyata minta kunci. Mana udah baper lagi!

Jeka ngakak melihat Unaya mode ngambek, sudah lama rasanya tidak melihat gadis itu cemberut dengan bibir manyun. Jeka mengacak-ngacak rambut Unaya kemudian berjalan lebih dulu menuju motornya.

"Gak mau gandeng?!". Seru Unaya dengan nada merajuk.

"Udah jompo emang minta digandeng tuh?". Ledek Jeka yang sudah nangkring diatas motonya sambil memakai helm. Unaya mengepalkan tangannya menahan marah, ingin rasanya bejek-bejek Jeka sampai jadi rempeyek tapi sayang :')

"Udah buruan naik, jangan manyun terus nanti aku khilaf loh...". Jeka celingukan menatap sekitar.

"Mana sepi lagi". Lanjutnya sambil cengengesan. Unaya merebut helm Little Poni dari tangan Jeka kemudian memakainya dengan cepat. Gadis itu segera membonceng dibelakang, masih mode ngambek maksimal. Biasanya setelah nangkring dibelakang bakal langsung nemplok di punggung Jeka kayak cicak, tapi kali ini enggak karena sebal. Dan hal itu sukses membuat Jeka terkekeh geli.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang