48. Berubah

2.7K 691 627
                                    

Unaya terlihat bingung karena tak menemukan wujud Ririn begitu ia keluar dari ruang rawat Jeka. Sementara itu Jimi langsung saja menarik tangan Yeri dan membawanya menjauh dari yang lain tanpa mengatakan apapun. Yeri tentu saja berontak, gadis itu tidak mengerti kenapa Jimi jadi sedikit kasar padanya. Belum lagi pemuda itu nampak menahan marah, namun Yeri tidak tahu apa masalahnya.

"Lepas Bang! Sakit! Kasar banget sih!". Yeri menyentak tangan Jimi. Keduanya saling melempar tatapan tajam.

"Loe masih nyoba buat deketin Mario? Gimana progres-nya?". Tanya Jimi tiba-tiba. Jelas saja Yeri bingung mendengar pertanyaan Jimi. Tak ada angin tak ada hujan, kenapa pemuda itu mendadak membahas Mario?

"Loe narik gue kesini cuma buat nanyain itu doang?...". Yeri tersenyum remeh kemudian kembali menatap Jimi dengan tajam.

"Gak penting banget!". Lanjutnya sembari melengos pergi.

"Menurut gue ini penting! Jawab aja kenapa sih?!". Desis Jimi. Tangan pemuda itu mencengkeram lengan Yeri kuat hingga gadis itu dibuat ketakutan.

"Loe kenapa sih Bang? Kenapa gue harus jawab! Penting banget gitu buat loe tahu!". Teriak Yeri. Jimi berdecak, gadis didepannya ini terlalu bertele-tele. Jimi sekuat tenaga menahan emosinya.

"Jawab aja kenapa sih Yer! Ini ada hubungannya sama keadaan Abang loe!". Bentak Jimi. Hati Yeri mencelos seketika, mendadak gadis itu takut mengakui jika ia dan Mario sudah resmi berpacaran beberapa hari yang lalu.

"Engggg... gu-gue udah jadian Bang sama dia". Lirih Yeri sambil menundukkan kepalanya. Jimi sontak saja membulatkan matanya, pemuda itu kaget bukan main begitu mendengar jawaban Yeri.

"Jadian?! Udah sakit jiwa loe! Loe tahu kan kalau Mario itu rival-nya Abang loe?! Tapi loe malah... Akh! Loe tuh nambah masalah aja tahu gak?!". Omel Jimi sambil menjambak rambutnya kuat-kuat. Apa jadinya kalau Jeka tahu adiknya menjalin hubungan dengan rival-nya sendiri? Belum lagi kalau sampai Mario tahu jika Yeri adalah adik Jeka, nasib gadis itu tak akan jauh beda dengan nasib Unaya.

"Ya jangan salahin gue dong Bang! Salahin aja cinta yang gak bisa milih tempatnya buat berlabuh! Lagian Kak Mario baik kok! Gak seperti apa yang loe bilang!". Bela Yeri. Jimi tertawa sinis, tahu apa bocah satu ini tentang Mario? Yeri hanya mengetahui secuil tentang perangai Mario.

"Halah gak usah sok puitis loe?! Mikir yang realistis aja! Loe tahu apa soal Mario eh?! Kalau sampai Mario tahu loe itu adiknya Jeka, nasib loe bakalan sama kayak Unaya tahu gak?!". Desis Jimi yang sudah jengkel sekali.

"Ma-maksud Bang Jimi apa?! Emang Kak Unaya kenapa?!". Tanya Yeri bertubi-tubi. Gadis itu sungguh penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia mulai berfikir jika Mario ada hubungannya dengan keadaan Jeka dan Unaya saat ini.

"Dengerin gue ngomong baik-baik! Cowok loe jebak Jeka dengan cara nyulik Unaya. Unaya dijadiin umpan buat ngejatuhin Jeka, dan cowok loe berhasil Yer. Gue yakin seratus persen kalau Mario tahu loe adik-nya Jeka, mungkin loe yang bakal dijadiin umpan. Saran gue ati-ati Yer, mumpung belum telat mending loe pikirin lagi. Yakin loe masih mau bertahan sama cowok sakit jiwa kayak dia? Dan juga tolong sampaiin ucapan selamat gue buat cowok loe, selamat udah berhasil bikin temen gue hampir mati dengan cara cupu". Kata Jimi panjang lebar dan setelahnya ia menepuk-nepuk pundak Yeri, pemuda itu melangkahkan kakinya hendak pergi namun kembali menengok kebelakang menatap Yeri yang mendadak mematung.

"Ah ada yang ketinggalan. Coba deh loe tanya, apa dia udah putus sama cewek yang namanya Helena sebelum jadian sama loe?". Lanjut Jimi sebelum kembali melangkahkan kakinya. Yeri terdiam, gadis itu masih mencerna perkataan Jimi barusan. Jadi Jeka dan Unaya terluka gara-gara Mario kekasihnya? Yeri sama sekali tidak menyangka jika Mario memiliki sisi lain yang begitu menyeramkan. Bagaimana ini? Ia sudah terlanjur mencintai pemuda itu.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang