14. Korban Contekan

4.3K 887 1.3K
                                    

"Gue pulang dulu ya cewek cupu". Pamit Jeka sambil mengusap pipi Unaya beberapa kali. Unaya tersenyum dibuatnya, gadis itu mengangguk kecil dan melambaikan tangannya. Rumah jadi ramai dini hari begini gara-gara Bangsat Boys ada di rumahnya.

"Heum, hati-hati. Jangan lupa besok UTS". Kata Unaya mengingatkan. Jeka mengangkat wajahnya seakan mengingat-ingat sesuatu.

"UTS ya? Mapel apa kalo boleh tahu?". Tanya Jeka membuat Unaya mendengus sebal. Padahal besok UTS tapi Jeka bahkan tidak tahu mata pelajaran apa yang diujikan.

"Hih! Masa gak tahu sih?! Bahasa Inggris Jek!". Sahut Unaya gemes-gemes sebel. Jeka terkekeh dibuatnya, pemuda itu menatap Unaya tepat di manik matanya sebelum berujar.

"Wah. Udah pasti dapet nilai jelek. Soalnya gue cuma bisa ucapin satu kalimat Bahasa Inggris sih". Kata Jeka yang membuat Unaya mengernyitkan keningnya bingung.

"Satu kalimat? Apaan?". Jeka tersenyum culas sebelum menjawab;

"I Love You". Ujarnya kurang ajar. Jeka memang kurang ajar! Mungkin baginya itu hanya sebuah guyonan iseng, tanpa pemuda itu tahu jika guyonan tersebut mampu mengikis sisi kewarasan Unaya.

"Masooookkk Bos!!!". Seru antek-antek Jeka kompak. Si leader terkekeh melihat wajah Unaya yang memerah karena malu. Gadis itu memukul dada Jeka manja kemudian berseru.

"Kalo gak niat seriusin, gak usah bikin baper!".

"Eh?". Jeka langsung kicep. Pemuda itu kira Unaya bakalan marah, tidak tahunya gadis itu malah terbahak sendiri begitu melihat wajah kicep-nya.

"Haha. Bercanda! Udah sana pada pulang, udah mau pagi gini. Hati-hati kalian semua". Seru Unaya sambil melambaikan tangan kearah antek-antek Jeka. Jeka mengangguk kemudian berjalan kearah motornya.

"Makasih Bu Bos buat makanannya". Seru Victor sambil mengangkat dua kresek besar berisi makanan yang dibungkuskan Irene. Unaya mengacungkan jempol-nya keatas sebagai kode "oke". Setelahnya suara deru motor mulai bersahut-sahutan dan keluar dari pekarangan rumahnya. Unaya tersenyum kecil kemudian menutup pintu rumah dan tak lupa menguncinya kembali.

Gadis itu melirik jam di dinding rumah, pukul tiga pagi. Unaya menguap lebar, ngantuknya. Padahal besok UTS, gadis itu buru-buru ke kamarnya dan berniat untuk tidur. Tapi sesuatu yang mengintip di laci meja membuatnya urung, kado dari Mama-nya. Gadis itu mengambil kotak tersebut dan duduk dipinggir ranjang, agak lama Unaya menatap kotak pemberian Mama-nya sebelum ia buka perlahan.

Ada secarik kertas dan beberapa tumpukan foto disana, Unaya tersenyum getir melihat foto yang tertumpuk dibagian paling atas.

Ada secarik kertas dan beberapa tumpukan foto disana, Unaya tersenyum getir melihat foto yang tertumpuk dibagian paling atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sonia dan Unaya memang sering dianggap Kakak-Adik oleh orang-orang yang tidak mengenal mereka. Sonia dulu menikah saat usianya masih delapan belas tahun, dan tidak heran ketika Unaya remaja ia belum terlihat tua. Mereka dulu sangat kompak, bahkan Unaya kerap memakai baju Sonia karena ukurannya tidak jauh beda. Tanpa sadar, air mata Unaya menetes. Gadis itu beralih membuka secarik kertas berwarna merah muda dan membaca isinya.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang