Adaptasi

288 26 0
                                    

Tak terasa, ini sudah jadi bulan ke 3 Taehyung bekerja di Rkive. Tak terlalu sulit baginya, karena segala pekerjaan yang ia kerjakan masih dibawah bimbingan Hoseok. Dan dibawah pengawasan Seokjin tentunya. Hari ini merupakan hari evaluasi trimester pertamanya. Sedikit gugup, namun ia berusaha untuk tetap tenang karena bagaimanapun ia sudah melakukan yang terbaik sejauh ini.

Di hadapannya, Seokjin sedang membolak - balikkan lembar penilaian. Ruangan manager yang cukup luas ini semakin terasa mencekam. Membuat tangannya sedikit gemetar, jari - jari tangannya pun terasa sangat dingin. Setelah wawancara kecil dengan sang manager, kini giliran Seokjin yang menilai kinerja Taehyung selama 3 bulan terakhir.

"Taehyung, saya nggak akan banyak bahas tentang evaluasi ini karena jujur saja kamu melebihi ekspektasi saya terhadap kamu" ujar Seokjin. Aura kepemimpinannya menguar sangat kuat, berbanding terbalik dengan aura Kak Seokjin sebagai tetangganya yang ceria bahkan bisa jadi sangat manja di saat - saat tertentu.

"Menurut pendapat kamu, bagaimana kinerja kamu sejauh ini?" lanjut Seokjin

"Saya selalu melakukan yang terbaik kak. Meskipun masih harus sering bertanya, tapi saya yakin kemampuan saya tidak kalah baik dengan rekan satu tim yang lainnya" Taehyung menjawab dengan yakin, tak ingin hanya karena ia merasa gugup dapat mempengaruhi penilaiannya ini.

"Memang betul. Kamu cepat sekali beradaptasi, cepat paham apa yang saya tunjukkan. Namun, sosialisasi kamu masih kurang. Kesalahpahaman dengan Daehyun kemarin menjadi catatan penting buat kamu" Seokjin berucap sambil melihat lembar penilaian.

Sekitar 2 minggu yang lalu, memang terjadi kesalahpahaman diantara Taehyung dan Dahyun. Seokjin meminta Taehyung untuk membuat laporan pengeluaran unit dan memintanya untuk berdiskusi dengan Dahyun. Namun, Dahyun mengira Taehyung sudah mencatat semua data pengeluaran sehingga ia hanya meng-iya-kan saja apa yang diucapkan Taehyung tanpa melakukan crosscheck. Hasilnya, data yang terdapat dalam rekap Dahyun berbeda dengan apa yang ditulis Taehyung dalam laporan. Untung saja belum sampai di tangan manager, jadi Seokjin meminta mereka merevisi laporannya dalam kurun waktu 3 jam saja. Membuat Taehyung sedikit pusing dan mual karena tekanan yang datang menimpanya. Untung saja, Dahyun sangat berpengalaman sehingga mereka bisa mengumpulkan laporan tepat pada waktunya.

"Baik kak. Akan saya perbaiki kedepannya" Taehyung sedikit mengangguk di awal kalimatnya. Berusaha bersikap se sopan mungkin kepada atasannya ini.

"Ya sudah, silakan tanda tangan disini" Seokjin menunjukkan kolom yang harus ditanda tangani Taehyung. Sebagai bukti bahwa ia telah menyetujui hasil evaluasi oleh atasannya.

Setelahnya, Seokjin menutup map tersebut. Hendak membawanya keluar, untuk diberikan kepada divisi HR.

"Saya mampir dulu ke HR, kamu lanjutkan saja kerjaannya ya" ujar Seokjin sambil melangkah mendahului Taehyung yang tertinggal di depan pintu ruang manager. Ia menghela napas lelah, namun bersyukur karena evaluasinya menunjukkan hasil yang baik.

.

5 hari setelah evaluasi, Taehyung mulai mengerjakan segala sesuatu sendiri. Tak lagi selalu dibimbing Hoseok, meski kadang sesekali ia tetap bertanya pada pria dengan senyum matahari itu. Taehyung mulai mengerti cara kerja di divisinya ini. Setiap akhir bulan, pasti saja ada tekanan. Mengerjakan laporan bulanan, closing, perumusan anggaran, banyak sekali. Membuat ia ingin pulang saja, mengunjungi rumahnya yang nyaman dan damai. Terbebas dari tekanan - tekanan gila yang mulai membuat Taehyung lelah, secara mental dan fisik. Menghitung puluhan digit angka yang ia sendiri tak dapat membayangkan sebanyak apa jumlahnya.

Sesampainya di kostan, Taehyung langsung meraih smartphone-nya. Mendial sang bunda untuk menghilangkan benang kusut di otaknya.

"Halo, adek ada apa sayang?"
Suara lembut bundanya langsung terdengar. Rasa lelah yang terperangkap di tubuh Taehyung melebur begitu saja.

"Bunda, adek mau pulang aja.. Nggak mau kerja lagi.." Taehyung merengek pada Hyorin, mengabaikan fakta bahwa usianya kini menginjak 22 tahun.

"Lho, kenapa? Adek lagi ada masalah di kantor?"

"Nggak ada, cuma lagi banyak deadline aja bun. Ini kan akhir bulan, banyak laporan yang harus adek kerjain. Bun, kerja itu nggak enak ya? Adek jadi kasihan sama ayah.. Ayah pasti capek kerja kayak gini tiap hari.." ujarnya yang tiba - tiba saja menyeret Jeonwoo ke dalam percakapan antara dirinya dan Hyorin.

"Kerja itu emang capek sayang.. Nggak ada kerjaan yang ringan, pasti semua ada saatnya kita ngerasa jenuh, capek, kesel. Ada saatnya kita dihadapkan sama suatu masalah. Semua itu wajar terjadi.." Hyorin menasihati Taehyung dengan hati - hati. Pasalnya, anaknya ini sedikit sensitif. Berbeda dengan Yoongi yang terkesan cuek.

"Weekend ini adek mau pulang ya bun? Boleh?"

"Boleh dong sayang. Mau dijemput?"

"Nggak, adek pulang sendiri aja. Kemarin dikasih tau Kak Seokjin ada travel deket sini. Nyaman, cepet juga"

"Ya sudah, nanti bunda masak makanan kesukaan adek ya?"

"Hmm.. Makasih bunda. Oh iya, Kak Yoon kemana?"

"Kak Yoon masih di studio. Tadi izin mau lembur katanya. Akhir - akhir ini dia sering lembur, ngerjain kerjaan yang kemarin tertunda gara - gara sakit itu"

"Bunda, Kak Yoon jangan dibiarin kerja terus. Dia kan baru sehat"

"Udah bunda bilangin, tapi anaknya tetep aja begitu. Kayaknya dia lebih nurut sama kamu deh dibanding sama bunda.." terdengar tawa Hyorin kecil di ujung sana

"Kak Yoon emang batu, susah dikasih tau. Nanti adek telpon langsung deh. Biar adek marahin aja"

"Haha, kamu ini bener - bener udah kayak bundanya Yoongi beneran lho.." goda Hyorin

"Ih, bunda. Ya udah aku mau mandi dulu ya.. Baru banget pulang ini. Nanti adek telpon lagi kalau mau pulang, dah bundaa.."

Hah.. Baru beberapa detik panggilannya berakhir, ia sudah rindu lagi dengan suara bundanya itu. Sambil melihat kalender kecil di nakas, ia menghitung hari menuju akhir pekan. Sabar Taehyung, 3 hari lagi kamu pulang dan ketemu bunda..

BEST GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang