Kak Jung dan Deja Vu

391 21 0
                                    

"Nggak usah kesini, kak. Gue baik - baik aja. Ini paling izin nggak masuk cuma 3 hari ke depan. Kamis gue udah masuk lagi" ujar Taehyung pada Jungkook. Mereka sedang melakukan panggilan telpon. Tadi sesampainya di kamar rawat Taehyung, Yoongi mengatakan bahwa Jungkook menelponnya. Tanpa pikir panjang, Taehyung langsung meminta smartphone-nya untuk menelpon Jungkook kembali.

"Nggak. Pokoknya gue jenguk ya. Bandung nggak jauh - jauh banget kali. Sekalian liburan haha. Gue juga nggak pulang ke rumah jadi gabut banget di kostan" jawab Jungkook meyakinkan Taehyung

"Yaudah deh, lo ngotot banget kak haha. Berangkat jam berapa?"

"Kayaknya pagi - pagi enak deh. Jam 7an dah gue otw ya"

"Buset kak. Lo mau ngampus apa gimana hahaha"

"Ya gapapa kali Tae. Kan gue bilang sambil jalan - jalan. Nanti share loc ya"

"Oke. Kak udah dulu ya, gue mau balik istirahat. Masih puyeng banget ini"

"Oke oke. Cepet sehat Taehyung. See you"

"See you kak"

Baru beberapa detik ia mematikan sambungan telponnya, bundanya langsung membombardir dirinya dengan serentetan pertanyaan

"Adek siapa barusan? Dia mau jenguk? Rumahnya dimana? Kalo jauh jangan kasian"

"Apaan sih bunda, heboh banget. Iniii Kak Jung yang tetangga kost aku ituu. Dia bilang lagi di kostan dan gabut, makanya mau jengukin"

"Kasian lho dek, jauh banget nyusul kesini"

"Mana adek tau bundaa. Dianya yang mauuu" ujar Taehyung sedikit kesal.

"Udah ah pada berantem terus kalian. Adek mending istirahat lagi aja yaa" ujar Jeonwo menengahi.

.

Benar saja, esok harinya Jungkook datang menjenguk Taehyung. Dengan membawa beberapa kue dan juga buah - buahan. Ketika sampai, ia langsung bertemu dengan Yoongi. Mereka cukup lama mengobrol sampai akhirnya sekarang Jungkook duduk di samping kanan Taehyung. Mengupas buah pir yang ia bawa.

"Tae, lo kok bisa sih sampe sakit gini? Emang anak - anak kantor nggak bantuin lo?" tanya Jungkook

"Nggak gitu, kak. Guenya aja yang terlalu over. Gue pengen cepet - cepet kelarin itu laporan. Puyeng banget, kak. Mana direvisi terus sama Kak Jin. Kurang detail lah, nggak sesuai lah, banyak deh. Jadinya gue kepikiran"

"Ya lo kan bisa minta bantuan Hoseok. Kenapa lo kerjain sendiri?" Jungkook bertanya sedikit kesal

"Kak Hoseok juga ada deadline. Gue nggak mau nambah - nambahin kerjaan dia. Lagian dia juga sibuk banget, bolak - balik ruang manager. Nggak ngerti deh" Taehyung menghela nafas setelahnya. Tahun pertamanya ini sangat melelahkan. Fisik dan pikirannya sangat kelelahan

"Yaudah, lo jangan mikirin kerjaan dulu deh. Anggap aja lo lagi liburan, ya gak?" Jungkook terkekeh

"Liburan apaan, nggak asik tau kak.. Gue gak bisa kemana - mana. Padahal kan gue balik ke Bandung mau jalan - jalan sama Kak Yoon. Jadi nyangkut disini, asem banget. Benci"

"Hush.. Ngomong lo jelek banget haha. Jangan gitu yaa adik kecil"

"Ya abis guenya bete.." Taehyung mengeluarkan jurus andalannya, merajuk

"Yaelah. Kan ada gue? Nih gue sampe kupasin buah buat lo makan. Masa masih bete juga? Gue samperin jauh - jauh lo masih bete? Parah banget lo"

"Hahaha. Bisa aja deh. Yaudah aku makan yaa buahnya. Makasih Kak Jung" Taehyung mengambil piring kecil yang diberikan Jungkook. Kemudian ia memakan pir itu

"Cepet sehat ya. Kostan gue jadi sepi, biasanya pagi - pagi suka ada yang nyanyi - nyanyi haha"

"Uhuk.. Uhuk...." Taehyung terbatuk, memukul - mukul dadanya kecil

"Eh, lo kenapa? Duuh" Jungkook mengusap punggung Taehyung. Mengambil air minum di nakas dan lekas memberikannya pada Taehyung

"Lo denger gue nyanyi tiap pagi, kak?"

"Ya lo pikir aja Tae. Suara lo kenceng, tembok kita sebelahan. Gue pasti bisa denger suara nyanyian lo haha"

"Kak, malu banget gue. Sumpah deh.." Taehyung menatap Jungkook dengan puppy eyes-nya. Ia merasa tak enak, membuat bising tetangganya

"Santai aja sih, gue juga suka nyanyi. Suara lo nggak jelek - jelek banget, masih bisa lah gue gitarin" Jungkook kembali mengupas buah pir, sedangkan Taehyung hanya terdiam. Terlalu kaget akan pernyataan Jungkook barusan. Tidak terlalu jelek katanya?

.

Setelahnya, Taehyung sempat tertidur sebentar. Tadi ketika ia membuka matanya perlahan, ia melihat Jungkook masih dalam posisi sebelumnya. Memainkan smartphone-nya, entah melihat apa. Ia terkadang terkekeh kecil, manis sekali. Taehyung jadi teringat akan mimpinya. Sosok dalam mimpi itu mirip sekali dengan Jungkook. Dan sekarang, ia berada di tempat yang sama dengan apa yang ada di dalam mimpinya. Ia terus saja memikirkan hal itu, hingga suara Jungkook menyadarkannya

"Tae? Lo kenapa?" Jungkook terlihat khawatir. Ia mencondongkan badannya mendekati Taehyung

"Eh? Hah?" Taehyung bingung, tak tahu harus bereaksi seperti apa

"Kenapa si? Mikirin apaan lo? Haha"

"Ih, apaan sih. Aku cuma masih pusing ajaa makanya diem ginii"

"Haha. Abis kayak yang kaget gitu ekspresi lo. Btw nanti sore gue balik ya"

"Hmm.. Makasih banyak ya kak udah jengukin gue. Jauh - jauh ke Bandung pula"

Mereka terus saja mengobrol, bercerita tentang awal mula mereka diterima bekerja di Rkive. Mereka juga bercerita tentang sosok HR yang supel, makanan kantin yang begitu lezat hingga mereka saling mengetahui makanan kantin favorit masing - masing. Taehyung merasa nyaman mengobrol dengan Jungkook. Jungkook itu sama seperti Yoongi, sosok kakak yang baik dan perhatian terhadap hal - hal kecil.

Disisi lain, saat ini Yoongi sedang berada di kantornya. Situasi sedang kacau, Yoongi tak bisa menahan amarahnya. Untungnya, ada Mingyu. Sahabatnya sejak kecil, ia mengerti betul semua sifat Yoongi dan ia bisa memakluminya

"Gi, udah nggak usah marah - marah gitu. Lo sendiri yang capek ntar"

"Ya gimana gue nggak kesel, Ming. Gue susah - susah bikin lagu. Giliran udah final, lagu gue diubah gitu aja. Arransemennya diubah gitu aja, tanpa sepengetahuan gue. Gimanapun, itu lagu gue yang ciptain" Yoongi berbicara dengan kesal, sambil menunjuk layar PCnya

"Ya gue paham, tapi lo nggak seharusnya marah - marah sama Eunwoo. Dia nggak salah sepenuhnya. Dia cuma nurut apa yang diminta sama atasan aja" Mingyu berusaha menenangkan Yoongi. Bisa kacau jika ia terus - terusan mengeluarkan sumpah serapah

"Sialan emang. Gue cabut dulu Ming. Makin emosi gue lama - lama disini" ia mengambil kunci rubicon dan juga tas kecilnya. Kemudian melangkah pergi, meninggalkan Mingyu yang menghela napas lelah.





BEST GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang