Berbeda

150 13 0
                                    

Setelah mengetahui tentang rencana Jungkook, hubungan mereka menjadi berbeda. Ada rasa canggung luar biasa yang membatasi keduanya. Hal itu bahkan langsung disadari oleh rekan kerja Taehyung yang lain, termasuk Jihyo.

"Kak, dia lagi ada masalah ya sama Jungkook? Kok kayaknya agak beda ya sekarang?" ia bertanya pada Seokjin

"Nggak tau deh, gak mau ikut campur gue. Agak rumit masalahnya"

"Kasian banget dia jadi agak kurang fokus gitu kerjanya, kayak gak ada semangatnya. Padahal dia yang paling ceria diantara kita - kita"

"Udah gapapa. Kasih dia waktu sama space buat selesain masalahnya sendiri" Jihyo hanya mengangguk setelahnya. Jujur, ia sebenarnya ingin bertanya pada Taehyung. Namun, mendengar ucapan Seokjin tadi ia jadi mengurungkan niatnya.

.

Di libur akhir pekan, Taehyung memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ketika ia masuk ke dalam rumah, terlihat Yoongi sedang mengobrol dengan dokter Namjoon. Entah apa yang menjadi topik obrolan, keduanya terlihat menikmatinya. Namun Taehyung tak menghiraukannya. Ia hanya menunduk kecil pada Namjoon kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya.

"Itu Taehyung kan? Loyo banget"

"Nggak tau Joon, gue juga baru ketemu nih. Emang akhir - akhir ini dia agak pendiem gitu kalo bunda nelpon, biasanya kan bawel banget. Mungkin lagi ada masalah"

Tiba di kamarnya, Taehyung langsung merebahkan diri. Bahkan ia belum mengganti pakaiannya. Ia terlalu malas. Tak lama, terdengar suara ketukan pintu

"Dek, makan yuk. Ada dokter Namjoon di bawah"

"Duluan aja bunda, aku masih capek. Mau istirahat aja"

Mendengar jawaban itu, Hyorin menghentikan ajakannya. Ia tak akan memaksa.

"Ya sudah. Nanti bunda anter makanannya ya" Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Taehyung setelahnya. Ia hanya diam, memejamkan matanya sambil mengelus dadanya sendiri. Kenapa aku ngerasa sedih terus sih. Padahal, itu kan kesempatan bagus. Nggak semua orang bisa. Tapi kenapa kok rasanya  kayak yang bakal kepisah lama..

.

Jungkook berdiri di depan kostan Taehyung. Ia memberanikan diri untuk menemui sahabatnya itu. Ia tak mau situasi canggung seperti ini terus terjadi. Namun, sekian lama ia mengetuk pintu tetap tak ada jawaban. Ni anak kemana dah? Masa iya balik ke Bandung?

Niat hati ingin mengirim pesan pada Taehyung pun ia urungkan ketika pintu di sebelanya terbuka. Menampilkan Seokjin dengan balutan piyama warna biru mudanya.

"Dia balik ke Bandung Jung, tadi pagi malah gue yang anter. Emang dia nggak ada ngabarin lo?"

"Nggak ada, bang. Gue udah lama juga nggak chat sama dia. Tumben banget balik? Padahal ini masih pertengahan bulan. Biasanya dia kan balik awal bulan doang"

"Ya mana gue tau. Lagi kangen kali sama keluarganya, makanya dia balik. Gue kira lo tau."

"Nggak. Gue sama dia sekarang jadi asing banget. Gue nggak kenal dia yang sekarang"

"Dia butuh waktu Jung"

"Ya tapi mau sampe kapan bang? Gue udah nggak punya waktu banyak. Makin mepet"

Mereka terdiam setelahnya. Hening. Seokjin yang berusaha mencerna ucapan Jungkook, dan Jungkook yang merutuki dirinya sendiri karena ucapannya itu.

"Tunggu. Mepet? Mau kemana lo? Beneran lolos?"

"Bang, gue ke bawah dulu ya cari makan" ia menunjukkan cengiran polosnya kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari Seokjin. Namun, pergelangan tangannya dicekal cukup kuat

"Diem dulu. Jelasin dulu sama gue"

"Bang gue laper banget sumpah ini sampe gemeteran. Dah ya, lepasin ini aduh sakit banget anjir" Jungkook menunjukkan muka melasnya

"Ikut gue"

Seokjin menyeret Jungkook untuk mengikutinya. Duh sial banget muluut mulut. Lo kagak bisa diajak kompromi dikit. Mereka menghentikan langkahnya di sebuah lapak penjual bubur. Selesai memesan, Seokjin tak membuang waktunya. Ia langsung bertanya.

"Gimana?"

"Apanya bang?"

"Yang elo omongin tadi. Mepet mepet, emang beneran lulus lo?"

"Duh masa di tukang bubur gini bang bilangnya. Gue kan mau ngadain farewell sambil pengumuman gitu biar keren"

"Lagak lo. Gue keburu penasaran"

"Hadehh, yaudah deh. Iya, sebenernya gue udah diterima disana. Percobaan dulu sih selama 2 tahun. Nanti kalo kerja gue beneran kepake, ya bisa diperpanjang lagi. Makanya, gue nyamperin Taehyung tadi. Niatnya mau ngasih tau dia duluan, biar dia yang paling pertama tau. Eh dianya malah gak ada"

"Lo nggak ngibul kan?" Seokjin mengerutkan dahinya. Ekspresinya menggambarkan raut wajah penuh selidik

"Yaelah. Nih liat dah e-mailnya"

Jungkook memperlihatkan e-mail balasan yang ia terima pagi tadi. Ia pun terkejut. Ketika baru saja ia membuka mata dan mengambil ponselnya untuk melihat jam, notifikasi itu langsung mengalihkan perhatiannya. Ia sampai membaca isi balasan itu berulang kali. Meyakinkan dirinya atas apa yang ia baca saat itu. Kata Congratulation menjadi kata kuncinya. Senyumnya langsung merekah begitu saja. Hal pertama yang terlintas dalam benaknya yaitu memberitahu hal ini pada Taehyung. Hanya itu.

"Anjir, beneran pinter ya ternyata ni bocah"

"Lo meragukan gue banget, bang. Keterlaluan lo"

"Ya abis dari bentukan lo yang kayak begini, gue agak ragu lo bisa tembus kesana. Tapi, selamat Jung. Lo bikin kita semua bangga"

"Bang, jangan gitu dah. Sedih ni gue"

"Gak usah sedih, ngapain. Lo harusnya bersyukur, lo telpon dah orang tua lo. Atasan lo juga jangan lupa kasih tau. Mereka pasti acc buat lo resign. Yakin dah gue"

"Bantuin bilang ke Taehyung dong bangg..." mohon Jungkook

"Maap ya coy. Buat yang satu itu, gue angkat tangan. Lo aja dah sendiri yang bilang"

"Ya gue takuuut"

"Takut apaan si? Kagak bakalan lo sampe digebukin sama Taehyung"

"Dih gue mending digebukin daripada di diemin begini bang. Silent treatment dia lebih ngena sakitnya"

Seokjin paham betul itu. Taehyung, meskipun usianya yang paling muda tak menghalangi sifat pedulinya kepada semua sahabatnya meskipun usia mereka diatas Taehyung. Si paling care, kata Hoseok.

"Minta bantuan Jimin aja, dia kan sohibnya. Udah kenal Taehyung lebih lama. Dia pasti ngerti gimana cara ngadepinnya"

Benar, Jimin bisa jadi penolongnya untuk hal yang satu ini. Tak lama, bubur pesanan mereka datang. Sambil makan, Seokjin memberi sedikit nasihat pada Jungkook. Dalam hatinya, ia berharap semoga ini merupakan jalan yang terbaik. Untuk Taehyung, dan untuk Jungkook sendiri.

BEST GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang