Deep Talk with Kak Jung

265 17 0
                                    

Sore ini, Taehyung sedang duduk santai di balkon kamar kostnya. Ditemani secangkir teh chamomile, dan setoples kue coklat. Ia baru saja selesai melakukan panggilan telpon dengan bundanya, membahas masalah perkuliahan yang sempat tertunda.

Flashback on

"Bunda sih setuju aja, dek. Cuma itu tuh, kakak kamu masih belum kasih izin. Nanti takut adek capek katanya" jawab Hyorin

"Ya tapi mau sampai kapan kakak kayak gitu, nggak percaya banget adek bisa jaga diri sendiri"

"Bukan gitu nak. Kakak cuma khawatir adek lupa sama diri sendiri. Adek kan kalo udah sibuk lupa makan, lupa mandi, lupa juga kabarin bunda"

"Ya kan biar cepet selesai bundaa kerjaan akunya"

"Nah, kalau udah kuliah nambah tugas kan? Nanti adek kesulitan ngatur waktunya sayang" ujar Hyorin lembut

"Bunda bujuk kakak dong biar  aku dibolehin kuliah.. Aku kan kerja biar bisa kuliah lagi" Taehyung merengut, kesal akan sikap kakaknya itu

"Yasudah, nanti bunda bujuk Kak Yoon"

Flashback off

Taehyung menghela nafas cukup keras, ia merasa bingung. Ketika sedang asyik dengan lamunannya, tiba - tiba Jungkook datang menghampiri Taehyung

"Ngapain lo?"

"Kenapa? Berantem lagi sama Kak Yoon? Kenapa sih ribut mulu? Nggak ada akur - akurnya gue liat"

Taehyung mendelik tajam, apa - apaan orang ini. Seenaknya saja berkomentar tentang dirinya dan kakaknya. Jika ia tahu perangai kakaknya, tentu ia juga akan sama kesalnya dengan Taehyung

"Diem, jangan berisik" jawab Taehyung ketus yang ditimpali tawa kecil Jungkook

"Tae, mau denger cerita gue?"

Taehyung melirik ke arah Jungkook, mengangguk kecil kemudian membenarkan posisi duduknya sedikit menghadap Jungkook

"Gue punya adik, namanya Jungwon. Dia lucu banget, mirip sama lo haha" Jungkook menjeda ucapannya, sedikit tertawa kemudian mengusap rambut Taehyung pelan. Dapat Taehyung lihat mata Jungkook sedikit berkaca - kaca, membuat Taehyung penasaran. Apa yang terjadi?

"Kalau dia masih ada, mungkin dia juga udah sebesar lo. Se tinggi lo, bahkan mungkin lebih"

Nafas Taehyung tercekat begitu mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Jungkook. Tunggu, apa? Masih ada? Maksudnya..

"Yup, adek gue udah nggak ada Tae. 4 tahun yang lalu, gastritis kronis. Dia kuliah di Bandung, ITB jurusan seni rupa. Dia seneng banget gambar, makanya ortu gue ngizinin dia kost di sana karena adek gue semangat banget buat masuk sana. Ikut kursus gambar, latihan gambar juga. Ditambah dia ikut kelas tambahan buat bisa tembus SBMPTN. Dia sibuk banget, sampe gue jarang ngabisin waktu bareng dia. Ya gue juga sibuk sama kuliah gue, tapi dia lebih sibuk"

Jungkook melihat ke arah langit, pandangannya jauh menerawang. Tatapannya sendu, membuat Taehyung tak sampai hati melihatnya. Tak lama Jungkook melanjutkan ceritanya

"Waktu itu, gue lagi ada acara di kampus. Gue diminta jadi guest star, nyanyi beberapa lagu. Itung - itung jadi farewell party buat adek - adek tingkat gue. Soalnya, beberapa bulan lagi gue udah mau lulus. Baru banget turun panggung, hape gue geter terus. Gatau kenapa gue langsung inget rumah, adek gue. Bener aja yang telpon itu ibu"

Jungkook meremat tangannya sendiri. Berusaha setegar mungkin bercerita pada Taehyung. Ia tak ingin dianggap lemah, ia harus terlihat tegar

"Pas gue angkat, ibu langsung nangis. Bilang adek bang adek. Gue kaget, kenapa emang sama adek gue? Nggak lama ibu bilang adek masuk IGD, pingsan pas ada acara ngelukis bareng di kampus. Gue bener - bener bingung harus ngapain, gue cuma bengong"

Taehyung mengulurkan tangannya pada tangan Jungkook. Menggenggamnya erat, seolah memberikan kekuatannya pada lawan bicaranya itu. Kemudian ia berkata

"Kak, nggak usah dilanjut gapapa. Kakak pasti sedih.." Jungkook mengusap air matanya yang mulai luruh, kemudian menolehkan kepalanya pada Taehyung. Memaksakan senyum kecilnya pada Taehyung

"Gapapa, gue yang cerita. Lo masih mau denger?" Suara Jungkook sedikit parau. Taehyung hanya mengangguk, menanggapi pertanyaan Jungkook itu

"Akhirnya, gue dianter temen band gue waktu itu. Yugi, Eunwoo sama Mingyu. Mereka nemenin gue, bantuin jaga ibu sama bapak yang udah lemes banget. Mereka juga nguatin gue saat itu. 2 hari dirawat, adek gue makin menurun kondisinya. Dokter bilang, suspek kanker perut. Gue nggak ngerti penyakit apa itu, tapi ketika gue denger kanker gue tau adek gue bener - bener sakit parah. Ibu nangis histeris, bapak juga nangis banget waktu itu. Pertama kali di hidup gue, ngeliat ibu sama bapak nangis begitu. Dokter bilang adek gue suka telat makan, kalo pun makan ya sembarangan. Dia bisa seharian nggak makan karena ngurusin tugas sama kegiatan ngelukisnya. Dia nggak pernah ngeluh sakit, bahkan ke gue abangnya sendiri. Dia tahan sakitnya sendiri, sampe akhirnya sakit kayak gitu. Gue bener - bener ngerasa nggak berguna jadi abangnya dia"

Sekali lagi, Jungkook tak bisa menahan air matanya. Ia menangis, menumpahkan rasa sesal dan rindunya pada sang adik. Taehyung pun ikut menangis, memikirkan bagaimana jika ia ada di posisi Jungkook saat itu? Mungkin dia akan sangat tertekan, rasa bersalah akan terus menghantuinya setiap saat. Mengikutinya kemanapun ia pergi. Ia mengusap bahu Jungkook, memberikan ketenangan pada tetangganya itu

"Sampe akhirnya, dia pergi dari hidup gue. Rumah bener - bener sepi nggak ada dia. Bayang - bayang dia selalu ada di pikiran gue. Sering banget gue liat dia masih ada di meja makan, sambil bilang abang gue bikin telur orak arik, pake saus agak banyak. Digoreng pake mentega, persis kesukaan lo nih. Selama sebulan gue nggak bisa makan enak, kepikiran dia terus. Gue nggak bisa ingetin dia buat makan, padahal itu hal yang simple banget. Tapi gue nggak bisa, gue nyesel Tae.." Jungkook tertunduk, menutup wajah sedihnya dengan kedua telapak tangannya. Taehyung langsung memeluk Jungkook, kemudian berbisik

"Kak, udah ya.. Adek lo pergi bukan salah lo.. Jangan nyalahin diri sendiri. Nggak baik, adek lo nggak akan suka.." Taehyung masih mempertahankan posisinya, memeluk Jungkook dari samping kanannya

"Makanya pas ketemu lo, jujur gue agak kaget. Setiap liat lo, gue ngeliat adek gue juga" Jungkook mengangkat kepalanya, beralih menatap Taehyung yang melonggarkan pelukannya

"Itu alesannya kenapa gue langsung jenguk lo pas lo sakit. Gue nggak mau kehilangan adik untuk yang kedua kalinya"

"Maaf ya kak, gue jadi bikin lo sedih tiap liat gue"

"Nggak, justru gue seneng. Se nggak nya, gue bisa hilangin sedikit penyesalan gue dengan jagain lo kayak yang Kak Yoon bilang"

"Kak Yoon bilang apa?" alis Taehyung berkerut, merasa aneh dengan ucapan Jungkook

"Dia titip lo ke gue. Minta gue buat ingetin lo makan, istirahat, nggak boleh capek - capek. Dia bener - bener sayang sama lo. Andai dulu gue lakuin hal yang sama, pasti sekarang lo bisa ketemu adek gue. Lo bisa banyak belajar lukis dari dia" Jungkook tersenyum, mengusak surai Taehyung

"Makanya, kalo kakak lo nasihatin apapun lo terima. Bilang makasih juga setelahnya, bilang juga lo sayang sama dia. Lo juga ingetin dia tentang kesehatannya, terapinya, semuanya. Dia juga mungkin pengen lo nanyain kabarnya, cerita tentang terapi, banyak deh pokoknya"

Kali ini giliran Taehyung yang menangis kencang, ia tersedu - sedu. Masa bodoh presensi Jungkook di sampingnya, dia sedang sedih saat ini

"Udah, kok jadi lo yang nangis sih? Ini kan cerita gue?" Jungkook berusaha menenangkan Taehyung. Memeluknya, membiarkan Taehyung menangis dipelukannya.

Dek, abang kangen lo..




BEST GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang