Sudah cukup lama semenjak Yoongi mengabari Taehyung bahwa ia akan berkunjung hari ini. Membawa masakan spesial bunda, katanya. Namun, Taehyung sedikit khawatir. Pasalnya, Yoongi tidak pernah berkendara selama ini jika akan mengunjungi dirinya. Sudah ia coba untuk menghilangkan pikiran negatifnya, mungkin saja jalanan macet. Tak tahan dengan pikiran jeleknya ini, Taehyung membuka ponselnya untuk menelpon bunda
"Bunda, Kak Yoon beneran kesini? Ko belum nyampe? Jangan - jangan dia cuma prank aja biar adek cepet - cepet makan" ujar Taehyung
"Kak Yoon beneran berangkat, dek. Kemarin dia nganter bunda belanja bulanan. Terus dia liat cumi, langsung minta bunda masakin buat kamu. Makanya, hari ini dia pergi ke Jakarta. Lagi senggang juga, nggak terlalu banyak kerjaan" jawabnya
"Tapi kok belum sampe ya bun? Kakak nggak kenapa - napa kan ya? Apa mobilnya mogok?"
"Coba adek telpon deh. Mungkin udah deket"
"Yaudah, adek telpon deh habis ini. Udah dulu ya, bundaa"
"Iya nak"
Setelahnya, Taehyung langsung menghubungi Yoongi. Namun, kakaknya itu tak kunjung menjawab. Ia dibuat cemas, kemana sih Kak Yoon?
"Bunda, kakak nggak angkat telponnya. Gimana ya bunda? Kakak baik - baik aja kan, ya?" Ujar Taehyung kembali menelpon bundanya. Suaranya sedikit gemetar
"Duh adek tenang dulu ya sayang. Nanti biar bunda coba telpon. Mungkin kakak lagi di rest area. Jangan panik ya, nanti bunda langsung telpon adek lagi, oke sayang?"
"Yaudah, cepet kasih tau aku ya bun. Aku tutup telponnya"
Taehyung mengambil gelas di nakas, meminum air di dalamnya hingga tandas. Berharap rasa khawatirnya ini akan sedikit berkurang. Tak lama, telponnya kembali berbunyi. Terlihat nama bunda disana. Lantas, ia segera mengangkat panggilan itu
"Bunda, gimana bun? Kakak baik kan?"
"A-adek, ka-kak dek.."
Mendengar nada bicara bundanya yang seperti itu, Taehyung tak bisa lagi berpikir jernih. Pikiran negatifnya semakin bermunculan
"Bunda.. Kenapa? Ada apa bundaa?" Suara Taehyung lirih
"Kakak kecelakaan" Jawab bunda, yang kemudian diiringi isak tangis
Bukan, bukan kabar ini yang ingin ia dengar. Kakaknya masih sehat dan baik - baik saja tadi. Mengapa tiba - tiba terjadi hal yang menakutkan seperti ini? Taehyung menggeleng - gelengkan kepalanya. Berharap semua hanya halusinasi belaka. Namun, suara sang ayah disebrang sana menyadarkannya kembali
"Adek nggak apa - apa ya gak usah pulang. Kan adek besok kerja. Nanti capek kalau harus pulang pergi. Kakak udah di rumah sakit sekarang, adek nggak usah khawatir ya"
"T-tapi aku mau ketemu kakak, ayaah.. Aku mau liat kakak..." Taehyung tak bisa menahan tangisnya. Air matanya terus saja mengalir meski ia sudah mencoba untuk menghentikannya
"Adek nanti capek, gak apa - apa ya? Ada ayah sama bunda yang jagain kakak. Ayah pergi dulu ya, sayang. Kasian kakak. Ayah tutup ya, adek jaga diri baik - baik"
Setelah panggilan itu terputus, Taehyung menangis semakin kencang. Ia duduk memeluk lututnya sambil berucap kakak.. kakak kenapa kayak gini. Ia menangis sendirian, terlampau khawatir akan kakak satu - satunya itu. Ia meraih ponselnya, hendak menghubungi Jungkook. Namun, niatnya urung dilakukan ketika mengingat Jungkook sedang menghadiri rapat penting saat ini. Maka, ia memutuskan untuk menghubungi Jimin.
"Kenapa bro?" Jimin menjawab tak lama setelah Taehyung menelpon
"J-jiim.." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Taehyung
"Eh lo kenapa? Tae kenapa woi?" Jimin bertanya panik
"J-jimin, gue nggak mau hiks" Taehyung menjawab sambil terisak hebat
"Nggak mau apaan? Lo yang jelas kalo ngomong"
"Ka-kak" Taehyung berucap dengan susah payah
"Kak Yoongi? Kenapa? Kakak lo kenapa? Please Taehyung gue khawatir ini ada apa sih?!" Jimin berucap sama paniknya. Mendengar Taehyung menangis saja sudah membuatnya panik, ditambah barusan sahabatnya ini memanggil kakaknya
"Kecelakaan.." Jawab Taehyung lirih. Beberapa detik tak ada jawaban dari sana. Jimin pasti sama terkejutnya
"H-hah? Gimana? Kok bisa sih.."
"Jimin gue mau kesana, mau nyusul kakak.. Kasian kakak.."
"Tae, nanti lo capek bolak - balik. Besok lo kerja kan? Nanti gimana?"
"Gak mau.. Gue mau liat kakak" Suara Taehyung semakin lirih
"Gue samperin ke kosan ya, mau? Bentar ini gue packing baju dulu terus otw ke kostan lo. Tenangin diri dulu. Gue tutup dulu ya, telponnya"
"Jangan, Jim.. Jangan ditutup" Taehyung memohon
"Yaudah nggak gue tutup. Gue tinggal bentar ya, beresin barang dulu"
Tidak ada obrolan apapun lagi setelah itu, hanya terdengar suara gaduh. Jimin sedang mengemasi barang - barangnya. Ia tau, Taehyung sedang terpuruk saat ini. Maka, ia mengemas barangnya asal. Ingin secepat mungkin menghampiri sahabatnya itu
"Tae, gue berangkat ya"
"Jimin, hati - hati" Ucap Taehyung pelan
"Iya, ini gue lagi turun tangga. Sebentar ya, tunggu gue. Lo harus tenang" Jimin sebisa mungkin menenangkan Taehyung. Tak lama terdengar suara samar - samar Jimin dengan mamanya. Kak Yoongi kecelakaan, ma. Aa mau nemenin Taehyung. Dia nggak bisa pulang. Hanya itu yang terdengar oleh Taehyung, karena setelahnya ia kembali menangis. Duduk sambil memeluk lututnya. Ia menumpahkan segala rasa khawatirnya dengan tangisan itu.
"Tae, lo denger gue?"
"I-iya Jim, hiks"
"Sabar ya. Lo udah makan? Nanti gue sambil beli di jalan" Tawar Jimin. Terdengar bunyi beep beep dan debuman pintu mobil
"Kakak.." Taehyung hanya menjawab itu, karena demi apapun hanya ada Yoongi di benaknya saat ini
"Nanti gue sekalian beli, ya. Lo pasti belom makan. Gue udah jalan ya Tae. Bentar lagi nyampe, oke?
.
Disisi lain, Hyorin dan Jeonwoo sedang menunggu di depan ruangan gawat darurat. Terlihat raut khawatir menghiasai wajah keduanya. Tangan mereka saling bertaut, saling menguatkan satu sama lain. Tak lama, pintu tersebut terbuka. Menghadirkan seorang dokter yang tergesa berjalan ke arah mereka
"Ibu dan bapak wali saudara Yoongi?"
"Ya, betul. Saya ayahnya" Ujar Jeonwoo cepat
"Maaf, pak. Kita harus segera melakukan operasi darurat. Saudara Yoongi mengalami fraktur pada lengan kiri atasnya. Regio post operasi sebelumnya pun juga ikut terkena benturan akibat kecelakaan ini. Kami membutuhkan izin dari wali pasien untuk melakukan operasi ini" Ujar dokter IGD kepada Jeonwoo.
"Lakukan saja, dok. Selamatkan anak kami"
"Kami akan melakukan yang terbaik. Saya permisi" Pungkas dokter tersebut seraya membungkukkan badannya, memberi gestur undur diri. Setelah dokter itu masuk kembali, Hyorin langsung jatuh terduduk. Sambil menangis keras
"Sayang, Yoongi pasti kuat. Anak kita pasti bisa bertahan. Yang tabah ya, sayang.. Aku ada sama kamu disini.. Kita bisa lewati semuanya, ya? Kamu yang sabar" Ucap Jeonwoo pada istrinya, seraya memeluk erat tubuhnya
"Yoongi cuma mau nganter masakan bunda buat adeknya, hiks. Tapi kenapa jadi begini.. hiks"
"Iya.. Udah ya sayang. Kita tunggu operasinya. Kita doain Yoongi baik - baik aja" Jeonwoo kemudian membantu sang istri berdiri. Memapahnya menuju kursi tunggu. Ia tak melepaskan pelukannya. Mengusap pundak wanita kesayangannya, mencoba untuk menguatkannya
*fraktur : patah tulang
*regio : area
![](https://img.wattpad.com/cover/277669505-288-k415919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST GIFT
Short StoryTaehyung yang bekerja diluar kota demi melanjutkan pendidikannya, bertemu dengan seorang lelaki bernama Jungkook. Yang mengejutkan, Taehyung pernah memimpikan lelaki ini, jauh sebelum mereka bertemu. Takdir kah?