Perkataan Jimin tentang Taehyung terus saja berputar di kepala Jungkook. Ia menghela nafas, sudah tentu dirinya harus bisa mengendalikan emosinya sendiri. Maka, ia menghampiri Taehyung yang sedang beristirahat sembari menunggu pesanannya datang, ice choco.
"Tae, gue minta maaf soal yang tadi pagi. Nggak sengaja.." Ia sudah mempersiapkan dirinya untuk omelan Taehyung yang mungkin saja akan keluar dalam beberapa detik ke depan. Namun, nyatanya hanya senyum kecil yang ia lihat
"Nggak apa - apa, kak. Gue juga main pergi aja tadi. Nggak beneran marah, cuma kesel aja. Sedikit, secuil" ujar Taehyung sembari memberikan gestur tangan secuil yang ia maksud
"Haha lucu banget? Yaudah kita baikan ya. Sebagai hadiahnya, gue yang bayarin deh minumannya"
"Wah baik bgt lo kak. Thank you" Taehyung kembali tersenyum, kali ini jauh lebih manis. Jungkook yang melihat hal itu pun ikut tersenyum sampai tiba - tiba senyum di wajah Taehyung hilang, digantikan dengan kerutan yang cukup jelas terlihat di dahinya. Ia mengeluarkan ponselnya yang bergetar, terlihat Yoongi menghubunginya. Taehyung melirik ke arah Jungkook, kemudian berkata
"Kak gue angkat telpon bentar" yang dijawab anggukan kecil oleh Jungkook. Taehyung sedikit memutar tubuhnya, duduk membelakangi Jungkook
"Kak Yoon kenapa? Aku lagi di luar ini"
"Di Dufan? Katanya nggak jadi?"
"Jadi, cuma ngaret aja. Kesalahan teknis"
"Bawa air minum nggak? Topi?"
"Bawa kak. Tenang aja, aman semuanya"
"Makannya gimana?"
"Kak ih, ini tukang jualan banyaaak. Tinggal beli, pokoknya adek jamin deh nggak akan skip makan siang"
"Kakak pegang ya janjinya. Gamau lagi liat kamu sakit kayak kemarin" Taehyung sedikit menghela nafas, kakaknya ini semakin protective sejak insiden sakitnya kemarin. Lebih sering bertanya udah makan belum? Makan apa? Air minum bawa? Makanan di kostan ada? Cerewetnya melebihi bundanya sendiri.
"Iya, ya ampun galak banget ih. Serem"
"Disitu ada siapa aja?"
"Ada Kak Jung, adek lagi beli minuman. Yang lain pada pisah - pisah, naik wahana beda - beda. Kenapa?"
"Kasih ke Jungkook hapenya, cepet"
"Ngapain?"
"Nggak usah banyak nanya dek, cepetan"
"Iyaaa sabaaaar." Setelahnya, Taehyung berbalik. Menghadap Jungkook kemudian mengulurkan tangan kanannya. "Ini Kak Yoon mau ngomong sama lo, kak" Seketika jantung Jungkook berdetak lebih kencang, apa ada yang salah? Batinnya. Ia segera meraih ponsel Taehyung, mendekatkan benda itu ke telinga kanannya
"Ya kak? Ini gue" ujar Jungkook
"Jung, adek gue barusan janji mau makan. Awasin terus jangan sampe boong. Jangan mentang - mentang dia temen lo, terus lo bohong sama gue"
"Hehe, nggak kak. Gue jujur, ini emang mau pada ke resto bentar lagi. Udah pada janjian kok. Mungkin masih pada di jalan"
"Yaudah titip adek gue, Jung"
"Oke kak"
Setelah panggilan terputus, Jungkook memberikan ponsel tersebut kepada pemiliknya. Namun, uluran tangannya ini tidak langsung diraih Taehyung. Anak itu hanya menunduk, seolah tidak berani menatap Jungkook
"Kenapa lo?"
"Malu" jawab Taehyung singkat. Jungkook mengernyit, malu katanya? Kenapa?
"Kenapa? Kan lo masih pake baju. Apanya yang malu?" Ia melihat Taehyung mendengus, kemudian meliriknya tajam
"Nggak gitu konsepnya. Malu tau, udah gede masih di ingetin makan sama minum. Emangnya gue anak TK apa?" tampak sekali Taehyung kesal. Hanya dari intonasi bicaranya pun, Jungkook menyadari temannya ini sedang kesal, atau mungkin saja marah
"Tae, dia itu sayang sama lo. Kemaren pas lo sakit, muka dia keliatan stress banget. Kalut. Dia terus ngeliatin lo, mikirin lo, nungguin di ruangan lo sampe dia sendiri lupa jadwal terapinya"
Seketika Taehyung terkejut, lupa terapi? Jungkook pasti bercanda. Tidak mungkin kan?
"Beneran. You're his priority. Nggak peduli sama dirinya sendiri, yang utama itu lo"
Dapat Jungkook lihat air mata sedikit menggenang di manik lawan bicaranya. Ia kemudian mengedipkan matanya dengan cepat, agar genangan itu tak luruh di pipinya. Tak lama, nama Taehyung dipanggil, pesanannya sudah siap. Jungkook segera bangkit, mengambil pesanan Taehyung dan membayarnya. Membawa satu plastik besar berisi 7 minuman di dalamnya
"Kok lo nggak bilang beli banyak? Kan gue tekor" seru Jungkook. Taehyung hanya terkekeh kecil, kemudian menjawab
"Yeuu, salah sendiri nggak nanya. Yaudah sekalian bawain ya kakak baiiik" Taehyung tersenyum lebar, menampilkan giginya yang kecil dan rapi. Setelahnya ia berjalan mendahului Jungkook, untuk menghampiri teman - temannya yang sudah berkumpul di depan
"Hadeh, gue yang bayar gue juga yang bawa" ujar Jungkook, sedikit berlari agar bisa berjalan beriringan dengan Taehyung.
.
Setelah makan siang, mereka memutuskan untuk melanjutkan trip mereka. Namun, Taehyung tak kunjung bangkit dari duduknya. Kemudian Jimin bersuara
"Kenapa lo?"
"Capek, gue udahan aja ya" memang, raut wajahnya sudah menunjukkan bahwa dirinya benar - benar lelah. Jarang berolahraga ditambah cuaca yang terik membuat Taehyung tak sanggup lagi untuk mengelilingi taman bermain ini
"Lah? Lo baru naik beberapa wahana doang Tae. Masa udah capek? Sakit lo?"
"Nggak ih lebay. Capek doang Jimiiiiii"
"Yaudah, kalian lanjut aja. Gue yang nemenin Tae disini" ujar Seokjin. Sebagai yang tertua, tentu ia harus lebih mengutamakan adiknya ini. Usulan itu langsung saja di angguki yang lain.
Selepas kepergian mereka, Taehyung dan Seokjin hanya duduk berdampingan. Melihat wahana Tornado di depannya. Sesekali mereka tertawa dan merinding bersamaan. Melihat pengunjung yang lain berteriak dari atas wahana
"Kak Jin.." Taehyung memecah keheningan
"Ya?" Seokjin menjawab sambil menoleh
"Gue pengen kuliah lagi. Kira - kira capek nggak ya kalau sambil kerja gini? Kemarin Kak Yoongi sempet ngomong, dia takut gue jadi sering sakit karena capek kerja sama kuliah" Taehyung menjeda bicaranya, kemudian melanjutkannya kembali
"Menurut lo gimana, kak?" ia bertanya sambil melirik ke arah Seokjin
"Tergantung sih, kalau niat lo nggak capek ya nggak akan kerasa capek. Tapi kalo diri lo aja udah ngasih sugesti kayak gitu, lo bisa tau sendiri jawabannya. Kalau menurut gue, lo harus yakin dulu sama diri lo sendiri. Mampu nggak buat kuliah sambil kerja. Dua - duanya penting buat lo, nggak boleh ada yang disepelein. Harus adil"
Ucapan Seokjin memukul telak Taehyung. Benar, bagaimana bisa ia meyakinkan kakak dan kedua orang tuanya sedangkan ia sendiri saja ragu. Ia memejamkan matanya sesaat, kemudian menghela nafas dan membuka kembali matanya
"Gue yakin bisa, kak. Gue mau diri gue lebih baik lagi" Seokjin tersenyum, sedikit mengusak surai coklat Taehyung
"Gue percaya lo anaknya kuat, tanggung jawab juga. Lo pasti bisa. Apalagi lo udah setahun kan kerja disini. Udah bisa adaptasi sama lingkungan kerja dan kerjaan lo sendiri. Emang udah daftar buat test?" Seokjin balik bertanya
"Belum, pendaftarannya dibuka 2 bulan lagi. Tapi gue harus mikirin mateng - mateng. Makanya gue nanya ke lo sekarang, kak"
"Manfaatin waktu itu buat nego sama kakak lo. Gue yakin, dia orangnya protective banget. Iya nggak?"
"Bener banget!!" Taehyung kemudian menceritakan bagaimana protective-nya Yoongi pada dirinya. Seokjin mendengarkan cerita itu dengan semangat. Hah.. andai saja ia mempunyai adik seperti Taehyung. Tentu ia tak akan merasa kesepian seperti sekarang ini..

KAMU SEDANG MEMBACA
BEST GIFT
ContoTaehyung yang bekerja diluar kota demi melanjutkan pendidikannya, bertemu dengan seorang lelaki bernama Jungkook. Yang mengejutkan, Taehyung pernah memimpikan lelaki ini, jauh sebelum mereka bertemu. Takdir kah?