Sedari tadi, Jungkook terdiam di balik pintu kamar kost Taehyung. Sedikit tidak enak juga, ia jadi mendengar keributan yang terjadi. Sungguh, Jungkook hanya ingin menjenguk Taehyung sebentar. Menggunakan waktu makan siangnya untuk itu. Memastikan Taehyung benar - benar bisa bekerja esok hari.
"Ah, nak Jungkook ya? Sini masuk" ujar Hyorin ramah
"Sejak kapan lo ada di situ?" tanya Yoongi
"Baru aja kak. Gue mau jenguk Taehyung sebentar, mumpung jam makan siang juga. Ah iya tante, aku ajak temen - temen kantor kesini. Gapapa kan?"
"Lho, temen - temennya dimana? Kok kamu masuk sendiri?" ujar Hyorin heran. Pasalnya, ia tak melihat seorang pun bersama Jungkook saat ini
"Mereka nunggu di bawah tante, takut Taehyungnya nggak nyaman kalau banyak orang" Jungkook menggaruk belakang kepalanya, menghilangkan gugup yang kini ia rasakan
"Kak Jung, ajak aja mereka kesini. Aku nggak ngerasa keganggu kok. Malah aku nggak enak kalau mereka nunggu di bawah aja" ujar Taehyung
"Oke deh, gue ke bawah dulu ya" Kemudian Jungkook melangkahkan tungkainya menuju parkiran dimana teman - teman kantornya itu menunggu.
.
Kini, kamar kost Taehyung jadi ramai. Dahyun, Jihyo, Hoseok, bahkan Seokjin pun ikut hadir. Mereka benar - benar bersemangat ketika Jungkook memberi kabar bahwa Taehyung akan kembali ke kostnya hari ini.
"Taehyung ini pemalu banget tante. Diem aja kalau nggak kita ajak ngobrol. Iya nggak, Ji?" ujar Dahyun
"Iya tante, aku jadi gemes sendiri. Padahal dia itu enak kalau udah diajak ngobrol, nyambung banget. Mungkin masih sungkan ya jadinya dia banyak diemnya" Jihyo berucap sambil sesekali terkekeh. Terbayang dalam pikirannya, wajah Taehyung yang lugu ketika ia pertama kali menginjakkan kakinya di Rkive. Ia tak akan pernah melupakan saat - saat itu
"Kak Ji, diem deh. Aku malu tauuu" Taehyung merengut kesal
"Lah? Emang gitu Tae. Muka lo itu gemesin banget. Anak baru yang lain mana ada yang kaya kamu"
"Udah.. Udah.. Kalian tuh bikin ribut mulu sih. Dia kan baru sehat, jangan banyak diganggu" lerai Seokjin. Merasa tak enak membuat keributan di kostan Taehyung
"Wah ternyata anak bunda pemalu ya, padahal aslinya dia itu cerewet banget loh kalo di rumah. Ngalahin bundanya hihi"
"Bunda ko malah ngomong gitu sih?" Taehyung menatap bundanya dengan tatapan memelas. Sedangkan yang lain hanya tertawa mendengarnya.
Dibalik itu semua, ada satu orang yang diam - diam tersenyum. Ia memang tak mengeluarkan sepatah kata pun sejak tadi. Namun, ia mengamati obrolan yang terjadi di hadapannya ini sambil mengamati adik kecilnya. Yoongi. Ia sejak tadi menatap Taehyung dengan tatapan yang sulit di artikan. Pikirannya berkecamuk saat ini. Memikirkan kapan adik kecilnya ini mulai dewasa? Kapan ia mendapat teman baru yang ternyata sebegini baiknya terhadapnya? Bagaimana bisa ia begitu cepat akrab dengan orang lain disaat dulu hanya ia yang menjadi teman adiknya itu? Semuanya bergelut jadi satu. Hingga satu tepukan kecil di bahu menyadarkannya. Ia sedikit terkejut, menoleh ke arah tepukan itu. Terlihat Jungkook tersenyum kepadanya, kemudian berkata
"Kan, apa gue bilang kak. Lo nggak usah khawatir sama adek lo. Dia punya temen - temen yang super baik, plus gue. Bodyguard dia yang bakalan nolongin dia kapanpun" Jungkook berbicara pelan sambil menepuk kecil dadanya, namun Yoongi masih bisa mendengar suaranya. Kemudian, Yoongi balik tersenyum pada Jungkook. Senyuman kecil namun begitu manis
"Iya. Thanks ya Jung. Gue bener - bener titip adek gue sama lo" ujar Yoongi tulus
"Tenang aja, kak. Taehyung juga udah gue anggap adek sendiri ko" jawab Jungkook.
.
Malam harinya, Taehyung terbangun dari tidurnya akibat rasa mual yang kembali ia rasakan. Ia mengambil gelas di nakas kemudian menandaskan air di dalamnya untuk menghalau rasa mual itu. Namun ternyata itu tak banyak membantu. Ia tetap merasakan mual. Bergegas ia pergi ke kamar mandi, memuntahkan isi perutnya. Sungguh, Taehyung tak mengerti. Ia tak pernah sakit sampai seperti ini. Kali ini ia sangat kewalahan menghadapi maag kronisnya itu. Ia terus saja memuntahkan isi perutnya. Padahal, tadi ia merasa baik - baik saja. Saat keluarganya pulang pun, ia merasa sehat. Sangat sehat. Namun sekarang apa?
Ia terdiam cukup lama di depan kloset, berlutut dengan tangan kiri mencengkram perutnya sedangkan tangan kanannya berpegangan pada dinding kamar mandi. Kemudian, ia beranjak. Sedikit terhuyung akibat tubuhnya yang terlalu lemas. Ia berjalan menuju nakas untuk mengambil gelas. Ia bermaksud untuk mengisinya kembali dengan air. Namun, pegangannya pada gelas itu terlepas sehingga gelasnya jatuh. Pecahannya berserakan di lantai. Suaranya cukup nyaring mengingat ini sudah lewat tengah malam.
"Duh.. Kenapa lemes banget sih. Aku kenapa ini.." monolog Taehyung. Ia kemudian beranjak, menuju dapur kecilnya untuk mengambil gelas yang lain. Berjalan sangat pelan, dengan tangan berpegangan pada dinding kamar kostnya. Setelahnya, ia mengisi gelas itu dengan air. Meminumnya sedikit demi sedikit. Ia meraih smartphone-nya, hendak menghubungi bundanya. Namun, ia mengurungkan niatnya itu mengingat ini sudah sangat larut. Ia yakin bunda dan keluarganya yang lain pasti kelelahan. Maka, ia mencari kontak Jungkook dan mendialnya.
"Halo Tae, kenapa?" suara Jungkook terdengar serak, mungkin ia sudah terlelap sejak lama
"Kak Jung maaf. Gue bisa minta tolong? Gue mual terus kak daritadi, sempet muntah juga barusan. Kak, bisa kesini nggak? Tolong.." ujar Taehyung lirih. Berbicara sedikit saja membuatnya lemas setengah mati
"Hah? Tae lo baik - baik aja kan?"
"Gue gapapa sih, kak. Cuma lemes aja. Terus tadi nggak sengaja jatuhin gelas. Pecahannya masih di lantai, gue nggak kuat beresinnya kak.."
"Ya ampun.. Yaudah tunggu bentar ya gue kesitu"
Jungkook langsung mematikan sambungan telponnya sepihak. Bergegas mengenakan hoodie nya, kemudian keluar kamar kostnya. Ia kemudian mengetuk pintu kamar kost Taehyung
"Tae, ini gue.." ujarnya sambil mengetuk - ngetuk pintu kamar Taehyung
"Sebentar kak.." terdengar sahutan dari dalam dengan suara yang kecil. Kemudian pintu itu pun terbuka, menampilkan wajah Taehyung yang sangat lesu
"Ya ampun, Tae. Lo kenapa lagi?" ujar Jungkook khawatir. Pasalnya ketika ia pamit pulang tadi, Taehyung baik - baik saja
"Nggak tau.. Barusan kebangun terus mual banget kak.. Maaf ya jadi repotin lo lagi.." Taehyung menunduk di akhir kalimatnya. Jungkook kemudian dengan cepat memegang lengannya, lantas berucap
"Nggak ada repotin - repotin. Yuk masuk, gue temenin. Pecahan kacanya biar gue yang beresin" Jungkook kemudian masuk, memapah Taehyung yang sesekali masih terhuyung. Setelahnya, ia dengan hati - hati membereskan pecahan gelas yang berserakan.
Setelah semuanya beres, Jungkook duduk di samping tempat tidur Taehyung. Sedikit mengerutkan alisnya saat Taehyung belum juga tidur
"Lo kok belom tidur sih?"
"Nungguin Kak Jung selesai. Aku nggak enak udah ngerepotin banget.."
"Nggak ada repot - repot. Udah sekarang lo tidur cepet. Gue nginep sini ya? Temenin lo biar kalo kenapa - kenapa ada gue" Jungkook kemudian beranjak, meraih kasur lipat di pojok kamar Taehyung. Menggelarnya di samping tempat tidur Taehyung
"Kak, makasih banyak ya.. Lo baik banget sama gue.." Taehyung berucap sambil memandang Jungkook. Ia sungguh beruntung, punya teman sebaik Jungkook
"Iya, makasih mulu lo. Sekarang tidur, gue juga mau tidur nih udah ngantuk. Night ya Taehyung.."
"Hmm.. Night too Kak Jung.."

KAMU SEDANG MEMBACA
BEST GIFT
NouvellesTaehyung yang bekerja diluar kota demi melanjutkan pendidikannya, bertemu dengan seorang lelaki bernama Jungkook. Yang mengejutkan, Taehyung pernah memimpikan lelaki ini, jauh sebelum mereka bertemu. Takdir kah?