Merasa Bersalah

267 14 0
                                    

Hari ini, Taehyung sudah kembali masuk kerja. Badannya pun sudah kembali sehat. Sungguh, ia tak ingin kejadian menyebalkan itu terulang untuk kedua kalinya. Merepotkan, sangat.

"Kak Jin, ini tugasku udah selesai" ujar Taehyung sambil memberikan beberapa berkas kepada Seokjin

"Wuih, cepet banget lo Tae. Emang nggak salah ya gue rekrut lo waktu interview"

"Hehe iya dong. Aku kan pinter jadi cepet" Taehyung menyilangkan kedua tangannya di depan dada

"Baru ya gue nemu ada anak baru pede nya buset dah ampun - ampunan haha" ujar Jihyo

"Ya gimana ya kak, ini kan fakta haha"

"Iya deh terseraaah"

"Nanti siang gue yang traktir makan deh. Itung - itung sebagai ucapan terima kasih gue sama Taehyung yang udah bantuin kerjaan gue" Seokjin berucap, kemudian disusul pekikan heboh dari yang lainnya

"Asik, mantep bener dah lo kak" ujar Hoseok sambil mengacungkan jempolnya.

.

Malam hari di kediaman Jeonwoo terasa sedikit sepi sejak pindahnya Taehyung. Namun, kini mereka mulai terbiasa dengan hal itu. Setelah makan malam, Jeonwoo memutuskan untuk pergi ke ruang kerjanya. Ada beberapa hal yang harus diurus, katanya.

Hyorin saat ini tengah memakai skin care malamnya. Kebiasaan rutin yang selalu ia lakukan. Ia duduk di depan meja riasnya. Mengaplikasikan produk - produk itu dengan perlahan. Kemudian terdengar suara ketukan pada pintu kamarnya

"Bunda.. Ini Yoongi"

Hyorin sedikit mengerutkan keningnya, ada apa?
Tak biasanya Yoongi menghampirinya malam - malam begini

"Masuk aja, kak. Nggak bunda kunci ko"

Setelah mendapat jawaban dari sang bunda, Yoongi membuka pintu itu perlahan. Menampilkan wajah Yoongi yang sedikit kacau, kemudian ia mendekati bundanya itu dan memeluknya erat

"Lho? Kakak kenapa sayang?" tanya Hyorin

"Bunda.. Yoongi banyak salah ya? Sampe - sampe orang kantor nggak suka sama Yoongi?"

Hyorin tentu saja kaget bukan main. Pasalnya, Yoongi tidak pernah se-kacau ini sebelumnya. Ia selalu jadi orang yang kuat, apalagi setelah hadirnya Taehyung di tengah - tengah keluarga kecil ini.

"Kakak lagi ada masalah ya? Coba cerita dulu sama bunda. Pindah yuk, duduknya di sofa? Biar kakak enak ceritanya" Hyorin melepas pelukannya dengan Yoongi, menuntun anak sulungnya menuju sofa putih di depan tempat tidurnya. Ia mengusap air mata yang keluar dari mata sipit Yoongi

"Coba, cerita sama bunda. Kakak kenapa bisa mikir kayak gitu?" Hyorin mengusap punggung Yoongi. Anak sulungnya itu masih terisak pelan. Tipikal Yoongi sekali, ia masih menahan rasa sedihnya. Berbeda dengan Taehyung yang selalu jujur tentang perasaannya.

"Orang - orang di kantor kayaknya nggak suka sama Yoongi, bun. Setiap Yoongi kasih usul, mereka nggak nanggapin dengan baik. Yoongi bicara pun mereka cuek.. Kadang kalau pergi rapat ke direksi pun Yoongi dicuekin gitu aja, nggak pernah diajak berangkat bareng.."

"Kakak ada salah nggak sama mereka?"

"Nggak tau.. Tapi Yoongi nggak pernah aneh - aneh sama temen - temen. Yoongi berusaha bersikap sebaik mungkin sama mereka. Nggak pernah ada niatan jelek.." mata Yoongi kembali berkaca - kaca. Tangannya mengepal kuat, berusaha sebisa mungkin menahan tangisannya. Hyorin yang melihat itu pun kembali menarik Yoongi ke dalam pelukannya

"Kakak.. Kalau mereka jahat sama kakak, jangan kakak bales jahat lagi ya? Kalau mereka kayak gitu sama kakak mungkin mereka nggak sengaja lakuin itu. Bisa aja, mereka nggak maksud kayak gitu. Cuman kakak nanggepinnya gitu.. Coba kakak tanya sama temen terdekat kakak, ada yang salah nggak sama sikap kakak akhir - akhir ini? Kita nggak akan tau sampai kita cari tau sendiri.. Sikap kita baik, belum tentu menurut orang baik pula"

"Tapi Yoongi jadi kesepian, bun.. Yoongi sering sendirian di kantor.. Cuma Mingyu yang dateng tiap jam istirahat, ngajak Yoongi makan siang barengan"

"Nah itu ada Mingyu. Coba tanya sama dia, dia pasti jujur sama kakak kalau sikap kakak ada yang salah. Tanya ya? Jangan dipendem sendiri. Kasian loh sama diri kakak, overthinking terus nanti kakaknya capek.. Ya sayang?" Hati Hyorin mencelos seketika mendengar cerita Yoongi. Selama ini, ia memendam semua masalahnya sendiri. Ada sedikit rasa bersalah pada dirinya, akhir - akhir ini ia terlalu memikirkan Taehyung sampai tak menyadari Yoongi butuh uluran tangannya.

"Yoongi takut.."

"Takut kenapa sayang?"

"Takut ini cuma perasaan Yoongi aja. Cuma Yoongi yang berpikir jelek.."

"Makanya kakak harus cari tau. Masalahnya nggak selesai kalau kakak pendem sendiri.." Hyorin masih setia mengusap punggung Yoongi dengan lembut

"Bunda, makasih ya.. Bunda selalu ada buat Yoongi. Se dewasa apapun Yoongi, Yoongi selalu butuh bunda. Nggak bisa hidup tanpa bunda.. Bunda jangan pergi tinggalin kita ya.. Yoongi nggak mau" Yoongi semakin terisak dalam pelukan Hyorin. Jujur saja, melihat putranya menangis tersedu - sedu merupakan kelemahan Hyorin. Tanpa sadar ia juga meneteskan air matanya

"Bunda nggak akan pergi sayang.. Bunda bakalan jagain terus kakak sama adek. Bunda selalu ada disini sayang, jangan khawatir ya"

Yoongi hanya membalas dengan anggukan kecil. Ia masih setia memeluk bundanya itu, bahkan sampai beberapa saat ia masih tetap seperti itu. Hyorin pun tak henti - henti mengusap punggung Yoongi, mengecup puncak kepalanya. Sampai tak menyadari Jeonwoo sudah ada di sampingnya

"Kenapa Yoongi bun?"

"Biasa, yah. Masalah di kantor. Kakak kayaknya mendem semuanya sendiri, makanya pas cerita jadi nangis deh. Kakak.." Hyorin mengguncang kecil tubuh Yoongi. Tak ada respon sama sekali. Ia melepaskan pelukannya, melihat anak sulungnya sudah tertidur pulas. Hyorin mengulas senyumnya, kemudian mengalihkan pandangan pada suaminya

"Bunda di tinggal tidur ini"

"Kasian banget jagoan ayah. Tapi Yoongi itu kuat banget bun.. Ayah nggak pernah denger dia ngeluh dari kecil. Padahal kan bunda tau sendiri, adeknya kalo rewel kayak gimana" Jeonwoo mengusap surai Yoongi lembut

"Iya, cocok banget jadi kakak. Kuat banget, mandiri. Nggak mau repotin orang.. Duh bunda jadi pengen nangis lagi ini" ujar Hyorin sampil mengusap air mata yang sedikit keluar.

"Udah ah nggak usah sedih gitu"

Jeonwoo kemudian berlutut di hadapan Yoongi. Hendak membangunkannya, agar bisa pindah ke kamarnya sendiri.

"Kak, bangun ayo. Pindah ke kamar sendiri kok malah nyasar ke kamar ayah sama bunda" ujar Jeonwoo sambil menepuk pelan pipi Yoongi. Tak lama, Yoongi mengerjapkan matanya, menegakkan badannya kemudian berkata

"Ih ko disini? Yoongi pindah ya ayah.. bunda.." ia berucap dengan suara seraknya. Berjalan terseok keluar dari kamar ayah bundanya. Hyorin yang melihat hal itu pun hanya tertawa kecil, sedangkan Jeonwoo menepuk jidatnya tak habis pikir akan perilaku putranya itu.

BEST GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang