Pindahan

347 28 0
                                    

Siang ini, Taehyung beserta Jeonwoo sibuk merapikan kamar kost yang akan Taehyung tempati. Di desain senyaman mungkin, biar nggak homesick katanya. Ia juga menggantungkan bingkai berisikan foto 3 orang tersayangnya. Mungkin dengan adanya foto itu, Taehyung bisa merasakan kehadiran keluarganya, tidak merasa sendirian dan kesepian.

"Adek, ini kopernya ayah bawa lagi atau mau disimpen aja disini?" Jeonwoo bertanya, sambil memegang pinggangnya. Ia merasa sangat kelelahan, pegal, mengatur semua barang - barang yang Taehyung bawa. Biasanya ketika beres - beres rumah, mereka melakukannya berempat. Namun saat ini, hanya dirinya dan Taehyung. Jeonwoo menarik nafasnya dalam, kemudian menghembuskannya sedikit kasar. Setelah ini, ia akan lebih giat berolah raga

"Bawa aja, yah. Adek nggak mau kamarnya banyak barang. Nanti jadi sempit, nggak rapi" jawab Taehyung. Setelahnya meneguk air minum dari botol minum kesayangannya, pemberian Jimin ketika sahabatnya itu pulang dari liburannya di luar negeri.

Setelah berjam - jam, akhirnya ayah dan anak itu pun selesai dari kegiatan beres - beres yang mereka lakukan sejak pagi. Ini sudah petang, Jeonwoo harus bergegas kembali ke Bandung.

"Dek, ayah pulang ya. Adek baik - baik disini. Jangan bikin rusuh tetangga lho yaa"

"Ih, kapan emang adek ngerusuh? Nggak ada ya sejarahnya ade jadi biang keributan" sangkal Taehyung

"Haha iya enggak. Yaudah, ayah pamit yaa"

.

Sudah dua jam sejak kepulangan ayahnya ke Bandung, Taehyung merasa sangat kesepian. Biasanya, ia akan sibuk mengganggu bundanya di dapur. Sekedar mencicipi masakan bundanya, atau membantunya menata masakan untuk makan malam. Kini, ia sendirian. Di kamar kostnya. Ditemani dengan suara pendingin ruangan yang ia atur dengan suhu cukup rendah. Terbiasa di kota Bandung yang sejuk, ia merasa tidak nyaman kala harus tidur dengan kondisi kepanasan.

Ia kemudian membuka kunci smartphone miliknya, menghubungi Jimin. Hanya beberapa detik, Jimin langsung mengangkatnya

"Halo, Tae? Gimana?"

"Jim, lagi apa?"

"Gue lagi bikin mie di dapur haha. Laper banget cuy. Lo sendiri lagi apa?"

"Diem aja. Males makan guenya"

"Lha, lupa apa lo nasehat gue kemaren?"

"Ya abis, gue sendirian. Nggak enak banget makan sendirian. Makanan seenak apapun tetep aja hambar.." Dapat Taehyung dengar Jimin sedikit menghela nafas dengan kasar dari ujung telpon

"Tae, lo kan suka sakit maag. Diamuk Bang Yoongi  mampus dah"

"Dia nggak akan tau.."

"Ya gue kasih tau lah? Gue cepuin"

"Nggak asik lo, Jim. Gini ya ternyata jadi anak kostan. Sepi banget. Belom ada tetangga yang gue kenal"

"Lah, bukannya ada Kak Seokjin itu ya? Yg koor lo di kantor?"

"Gue dapet chat tadi, katanya dia lagi lembur. Minggu ini lagi banyak deadline. Sial banget gue masuk pas lagi genting gini"

"Heh, mulut lo ya. Bagus dah lo keterima disitu. Susah katanya biar bisa jadi karyawan situ. Temen gue emang pinter banget nih bisa lolos"

"Apaan sih haha. Eh, gimana perkembangan kehidupan bucin lo? Gagal ya?" Taehyung terkikik geli mendengar pertanyaannya sendiri

"Tae sumpah, ya. Lo kalo bukan sobat gue udah gue susulin sekarang, gue hajar. Enteng banget mulut lo hahaha. Kemaren sih udah jalan. Semoga makin lancar deh"

"Aamiin.. Gue doain dah biar lo nggak jones mulu. Kasian gue.."

"Kasian.. kasian.. Eh udah dulu ya, mie gue udah mateng ini. Lo kalo nggak makan, gue bilangin Bang Yoongi beneran lo.. Bye Taehyung"

Jimin menutup panggilan telponnya sepihak. Tak lama berselang, satu notifikasi muncul. Menampilkan nama  Kak Seokjin disana. Dengan cepat, Taehyung membuka pesannya

Tae, gue ada roti bakar nih. Buruan sini

Tanpa menunggu lagi, ia bergegas mengambil jaketnya. Ia juga membawa satu tas plastik makanan. Mengunci kamar kost nya dan berjalan menuju pintu kamar Seokjin. Mengetuk kecil sambil berkata "Kak, ini gue Taehyung" yang tak lama mendapat sahutan dari dalam, "Masuk aja Tae, pintunya nggak gue kunci"

Maka, Taehyung menggenggam knop pintu kamar kost Seokjin  dan melangkah masuk. Kamarnya rapi, dan wangi. Nuansa monochrome, Taehyung suka. Ia terlalu serius melihat sekeliling sampai tak sadar Seokjin sudah ada di hadapannya.

"Kenapa? Interiornya aneh ya? Terlalu biasa?" tanya Seokjin, seraya menyimpan piring berisikan beberapa potong roti bakar di meja ruang tamu

"Kak, justru gue kagum. Minimalis tapi nggak tau kenapa kayak pas banget gitu" ujar Taehyung sambil tetap melihat ke sekitarnya, hingga sedikit menengokkan kepalanya

"Gue emang gini sih, nggak suka banyak barang. Liatnya kayak nggak rapi gitu. Lo mau berdiri aja? Duduk sini" Seokjin duduk di sofa ruang tamu kecilnya, menepuk samping kanan tempat ia duduk sebagai isyarat menyuruh Taehyung duduk. Anak itu menurut, mengambil sepotong roti sebelum duduk dan melahapnya

"Sama, kak. Gue juga nggak suka yang terlalu rame. Oh, iya ini bunda titip oleh - oleh Bandung buat lo. Salam kenal dari bunda katanya" Taehyung memberikan satu plastik makanan yang sengaja ia bawa dari Bandung tadi

"Wah asik, tau aja gue seneng yang manis. Bilangin bunda lo, makasih dari Seokjin ganteng" Seokjin berujar enteng, seolah ia telah mengenal Taehyung dan keluarganya sejak lama. Taehyung hanya merotasikan matanya malas

"Kak... gue..." nada bicara Taehyung semakin kecil

"Kenapa? Lo butuh apa?" tanya Seokjin penasaran

"Gue malem ini nginep disini, boleh? Takut sendirian"

"Pfftt.. Lo serius? Takut apa sih, Tae? Hahaha" Seokjin tidak bisa menahan tawanya. Ia tertawa geli, ditambah melihat Taehyung yang cemberut. Terlihat sekali anak itu kesal dan malu

"Yaudah.. yaudah.. Malem ini karena lo udah bawain gue oleh - oleh, gue izinin deh nginep. Sana bersih - bersih dulu"

"Hehe, makasih ya kak"

Dan, Taehyung berakhir menginap di rumah kakak barunya itu. Berharap semoga esok ia bisa lebih berani untuk tinggal sendiri.

BEST GIFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang