Ketika Jimin sampai di kostan Taehyung, terlihat sahabatnya ini sedang menangis. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Jimin menghampiri Taehyung, merengkuhnya sambil memberikan usapan - usapan kecil. Ia menghela napas, sudah berapa jam Taehyung menangis seperti ini?
"Tae, nih gue bawa makanan. Makan dulu, yu? Gue siapin piring sama gelasnya ya?"
Jimin kemudian bangkit, menyimpan ranselnya sembarang lalu menuju ke dapur. Kamar Taehyung sedikit berantakan. Mungkin ia tak sempat membereskannya hari ini.
"Nih, ayo cepet makan. Gue juga laper, agak macet juga barusan"
Ucapan Jimin tak didengar Taehyung sama sekali. Ia hanya diam melamun, tak berniat untuk menyantap hidangan yang terlihat lezat dihadapannya itu. Melihat Taehyung seperti ini jujur saja membuat Jimin sedih
"Tae?" Jimin menepuk pundak Taehyung
"Hm?" Taehyung menjawab sambil sedikit melirik Jimin
"Dimakan, ya? Mau gue suapin?"
"Nggak usah Jim.. Gue makan sendiri aja"
Setelahnya Taehyung menyendok makanannya dengan enggan. Sungguh, Jimin tak sampai hati melihat Taehyung yang seperti ini. Tak lama, ponsel Taehyung menyala. Menampilkan notifikasi chat whatsapp dari bunda. Dengan cepat Taehyung membukanya. Membaca dengan serius pesan yang dikirimkan bunda. Hening melanda beberapa saat. Jimin yang penasaran langsung menanyakannya pada Taehyung
"Kenapa, Tae?"
Taehyung menoleh ke arah lawan bicaranya. Matanya terlihat berkaca - kaca membuat Jimin was - was. Apa yang terjadi?
Jimin mengambil ponsel di tangan Taehyung. Membaca dengan teliti isi pesan dari bunda
Adek, kakak baru aja selesai operasi. Kata dokter operasinya lancar. Tapi kakak belum sadar, mungkin besok baru sadar. Adek jangan khawatir ya sayang. Istirahat, jangan kecapean. Jangan lupa makan ya nak. Bunda sayang sama adek
Jimin mengalihkan pandangannya pada Taehyung. Dilihatnya anak itu tengah menahan tangis. Jimin meletakkan ponsel Taehyung di nakas, menggeser sedikit posisi duduknya agar lebih dekat dengan Taehyung. Ia meraih tangan Taehyung yang terasa dingin.
"Tae, gapapa. Kak Yoongi pasti kuat. Dia pasti bisa lewatin semuanya. Percaya sama dia ya?"
"Jim.. Mau tidur.." lirih Taehyung
"Makan dulu ya, mau?"
Taehyung hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia sangat tidak berselera makan saat ini
"Tae, sedikit aja ya? Lo harus makan, nggak boleh kayak gini.. Nanti kalo lo juga sakit, bunda kasian Tae.."
Ucapan Jimin tak diindahkan Taehyung. Ia hanya diam, pandangannya kosong dengan tangan saling bertaut. Taehyung benar - benar terpukul
"Yaudah, lo tidur aja ya. Kuat berdiri nggak? Mau gue gendong?" Ucap Jimin diakhiri dengan kekehan kecil. Taehyung pun sedikit tersenyum, kemudian
"Nggak, lo kecil. Nanti ambruk" Jawab Taehyung berusaha ceria
"Sialan lo. Yaudah sana tidur, gue mau makan dulu laper bos"
Tanpa menjawab ucapan Jimin, Taehyung beranjak dari duduknya menuju kamar. Pikirannya kalut saat ini. Membayangkan kakaknya harus kembali masuk ke ruang operasi, menjalani prosedur - prosedur yang Taehyung yakin rasanya pasti sangat sakit.
Taehyung kemudian berbaring, kepalanya terasa sedikit pening pun tenggorokannya juga terasa tak nyaman. Jangan lupakan perutnya yang terasa sedikit sakit. Duh, jangan kambuh dulu please batin Taehyung. Ia lalu memejamkan kedua matanya, berharap rasa sakit dan pening ini segera menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEST GIFT
القصة القصيرةTaehyung yang bekerja diluar kota demi melanjutkan pendidikannya, bertemu dengan seorang lelaki bernama Jungkook. Yang mengejutkan, Taehyung pernah memimpikan lelaki ini, jauh sebelum mereka bertemu. Takdir kah?