03. INSIDEN HARI MINGGU

70.7K 4.6K 255
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN 🤍

HAPPY READING 🤍

◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Bermula dari berteman, kemudian rasa peduli, rasa khawatir, dan berakhir rasa ingin memiliki.
◣─────•~❉✿❉~•─────◢

03. INSIDEN HARI MINGGU
────────────────────

BYURR!

"BANJIR WOYY!" teriak Aurora terkejut ketika air dingin mengguyur seluruh tubuhnya, bahkan kasur di bawanya juga ikut basah.

"Kamu tidur, apa simulasi jadi jenazah hah!" teriak Andin berkacak pinggang, dengan tangan sebelah kanan memegang ember.

Andin Putri Kartika, sosok perempuan yang di panggil Bunda oleh Aurora. Wajah yang cantik, memiliki sikap yang lemah lembut dan penyayang.
Andin sangat menyayangin putri semata wayangnya ini, bagi dia kehidupannya adalah Aurora.

Aurora menolehkan kepalanya melihat jam weker yang berada di atas meja tepat di samping ranjangnya.

"Masih jam 8 Bun, minggu ini huwaaa!" rengek Aurora yang tidak terima dengan perbuatan bundanya itu. Sangat tidak berperikeibuan menurutnya.

"Gak ada minggu-minggu, anak perawan kamu ini, BANGUN!" tidak ada pilihan lain, akhirnya Andin memilih menyeret Aurora ke dalam kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama, sekitar 15 menit akhirnya Aurora keluar dari kamarnya.

Aurora menuruni tangga rumahnya dengan malas, terlihat bundanya tengah duduk santai seraya bermain ponsel di atas sofa depan televisi.

Andin menolehkan kepalanya ketika mendengar derap langkah kaki menuruni tangga, ternyata Auroranya sudah siap.

"Ayo berangkat!" ucap Andin semangat seraya menggandeng tangan kanan Aurora.

"Kenapa gak sama supir aja sih, Bun," rengek Aurora sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

Bagaimana tidak kesal, hari minggu adalah surganya para pelajar. Harusnya sekarang dia rebahan di kasur kesayangannya, tapi terpaksa menuruti kemauan bundanya ini untuk mengantarkannya ke pasar.

"Gunanya punya anak buat apa?" tanya Andin seraya keluar rumah menuju garasi mobil rumah mereka.

"Kan ada Bi surti," jawab Aurora dengan enteng.

"Cukup menjadi beban negara, jangan nambah jadi beban keluarga kamu," balas Andin tak kalah enteng di sertai kekehannya.

"Iyain," respon Aurora pasrah.

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang