30. FIRST KISS

47.7K 3.5K 601
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN 🤍

HAPPY READING 🤍

━━━━━━━━━━━━━━━
Andai rindu bisa berbicara, akan sulit memaksanya untuk diam.
•••🌼•••

30. FIRST KISS
───────────

Viona tetap berjalan dan detik itu dia langsung memeluk Reksa erat. "Gue suka sama lo, Sa. Kapan lo peka sama perasaan gue?"

"Lo nyuruh gue kesini cuma buat liat ginian?"

Dengan cepat Reksa melepas pelukan Viona. Suara itu, suara gadisnya. Reksa berjalan sampai tepat di depan Aurora, tangannya menggenggam tangan mungil Aurora.

"Dengerin gue By, yang lo liat sala—"

"Gue gak butuh penjelasan lo," ketus Aurora melangkah pergi.

Dengan cepat Reksa menarik paksa tangan Aurora memojokkan tubuh gadis itu ke dinding markas. Dia harus menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi akhir-akhir ini.

"Lo jangan egois, kita selesaiin semuanya."

Aurora tertawa pelan. Egois? Perkataan Reksa benar-benar membuatnya ingin marah sekarang. "Kemarin minggu lo kemana?"

Reksa mengerutkan keningnya. Minggu? Itu adalah hari di mana dia mengantar Viona ke toko buku.

Aurora tersenyum miring ketika Reksa tidak mengeluarkan suara. "See? Lo gak bisa jawab. Lo pergi sama Viona, dan lo bohongin gue, bilang lo lagi di markas kenyataannya lo jalan sama tuh jalang."

"Enggak Ra, lo salah paham. Gue jalan sama dia cuma nganter ke Gramedia, itupun karna permintaan Rangga, bukan kemauan gue." Reksa berusaha menjelaskan.

"Gue gak butuh cerita lo, yang gue butuhin kejujuran lo, Reksa." Aurora mengambil napas sejenak. "Kita udahan aja,"

Brak!

Kursi yang di tendang dengan keras ulah Reksa membuat suasana semakin tegang di dalam markas Revlaz.

"SEKALI AJA PIKIRAN LO GAK USAH KAYA BOCAH, BISA?"

"Karna itu gue mau putus, lo dengan pikiran lo yang dewasa dan gue dengan pikiran anak kecil. Kita gak cocok,"

"AURORA!" bentak Reksa dengan suara yang meninggi.

"Lo di sini mojokin gue, Sa. Seakan cuma gue yang egois, kaya anak kecil, padahal lo sendiri juga salah." Aurora meluapkan semua uneg-unegnya yang dia simpan akhir-akhir ini.

"Lo juga cuma bahas kesalahan gue, tapi lo gak ngaca sama kesalahan lo sendiri. Pergi sama Sandy, bahkan Bara yang masih anak baru. Lo semurah itu?"

Plak!

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang