42. HARI KEMATIAN VAREL

27.1K 2.5K 378
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Oke. Jadi kemarin banyak yang bingung.
Baca ulang chapter 8, di situ udah ada teori konfliknya.
Jadi di cerita ini konfliknya bukan pelakor ya pren! Tapi penyebab perseteruan Revlaz dan Black Eagle.

Di chapter ini bakal ngungkap kejadiannya yang sebenernya.
Jadi bacanya pelan-pelan ya! Kaya pas unboxing album, pelan-pelan!

Tapi kalo udah baca tapi tetep gak paham, dengan berat hati gue mengatakan IQ kalian memang tidak cukup.
#salam dari Binjai 🙏

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN 🤍

HAPPY READING 🤍

━━━━━━━━━━━━━━━
Banyak orang yang menyembunyikan luka mereka di balik kata 'hurmoris'.
•••🌼•••

42. HARI KEMATIAN VAREL
─────────────────────

Flashback

Tok! Tok! Tok!

Aurora mengetuk jendela rumah minimalis biru itu berulang kali.

"Abang!" panggilnya dengan suara pelan.

Varel membuka jendela rumahnya, dia terkejut melihat kehadiran adiknya yang berada di sini siang-siang seperti ini.

"Ngapain di sini, Ra?" tanya Varel sedikit resah dengan kehadiran Aurora, dia hanya takut ada yang melihat interaksi keduanya.

Aurora mengangkat kue yang dia bawa. "Ulang tahun, Rora."

Varel menjitak kepala adiknya itu gemas. "Ulang tahun lo kemarin, Aurora."

"Kemarin kan baru tiup lilin sama Ayah, Bunda. Sekarang mau tiup lilin sama Abang,"

Senyuman miris muncul dari Varel. Memang setiap Aurora ulang tahun dia hanya mengirim hadiah, tidak pernah ikut merayakan, dia hanya takut ada yang melihat interaksinya dengan Aurora.

"Yaudah, ayo masuk."

Setelah Aurora masuk, Varel menutup semua tirai membuat Aurora menyerit bingung.

"Kenapa, Bang?" tanya Aurora.

Varel hanya menggeleng, dia tidak mungkin memberi tahu Aurora kalau dia merasa sedang di awasi seseorang akhir-akhir ini. Dia tidak ingin membuat Aurora merasa khawatir.

Ia tersenyum hangat ketika melihat cerianya Aurora menyanyikan lagu ulang tahun, dia berharap akan selalu melihat wajah ceria adiknya itu setiap saat.

"Make a wish,"

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang