10. TERNYATA SEPUPU

49.1K 3.2K 242
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN🤍

HAPPY READING🤍

◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Tidak ada yang perlu di ubah, kamu sempurna bagi orang yang suka.
◣─────•~❉✿❉~•─────◢

10. TERNYATA SEPUPU
─────────────────

"AURORA MAHESWARI PUTRI!!" teriak Pak Ladusing dari arah pintu masuk kantin, seraya membawa rotan kesayangannya.

"MAMPUS!" gumam Aurora menghentikan kunyahan makanannya.

Apa yang kalian lakuin ketika ketauan bolos mapel? LARI LAH BEGO!

Aurora berlari melewati koridor sekolah yang tampak sepi karena para siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran pagi ini.

Pak Ladusing yang tidak mau kecolongan seperti hari-hari sebelumnya, memilih mengejar anak nakal itu.

Aurora mengatur napasnya ketika sampai di depan gerbang belakang sekolah.

Dengan napas yang masih tidak beraturan, kepalanya di tolehkan ke belakang guna memastikan bahwa dirinya aman dari Pak Ladusing, saat kepalanya di tolehkan ke samping...

"BAAA.... Kaget gak? Kaget lah masa enggak!" ucap Pak Ladusing seraya melipat tangannya di depan dada dengan santai.

Aurora masih dengan tampang cengonya sambil mengelus dada karena terkejut melihat kehadiran Pak Ladusing.

Dengan tidak berperikeguruan, Pak Ladusing menyeret tangan Aurora menuju ke arah lapangan.

Baru tadi malem gue skincare-an udah kena matahari aja edann! - Batin Aurora nangis.

"Berdiri disini sampai jam istirahat, jang—" ucapan Pak Ladusing terpotong.

"Jangan kabur sampe saya liat kamu gak ada di lapangan, saya panggil orang tua kamu, membersihkan toilet IPA 3, pas mapel saya push-up 30 kali, akan ada ulangan remidi setiap mapel saya sampe semester 2. Gitu kan, Pak?!" lanjut Aurora dengan wajah datarnya.

Buset mau ngehukum apa mau ngelatih mental itu?

"Nah! Itu paham, sekarang berdiri di sini sampai jam istirahat," setelah mengatakan itu Pak Ladusing membalikan tubuhnya menunju ruang guru, meninggalkan Aurora yang masih berdiri di tengah lapangan.

Aurora menatap punggung Pak Ladusing sinis, seakan memiliki dendam yang terpendam sangat lama.

Alah tenang, jasa santet di Indonesia banyak - Batin Aurora kesal.

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang