35. TEKA-TEKI

34.4K 2.8K 274
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN 🤍

HAPPY READING 🤍

━━━━━━━━━━━━━━━
Tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah di dalam hidupnya. Ada dari mereka ingin melupakan masa lalu, tapi semesta seakan berkata lain.
•••🌼•••

35. TEKA-TEKI
───────────

Di temukan satu keluarga tewas di duga korban pembunuhan berantai.
Kejadian ini terjadi tepat pukul 02:00 dini hari.

Jakarta, 13 Oktober 2010

"Eh, Bim, lo inget sama kasus pembunuhan berantai satu keluarga ini?" tanya Ronel seraya memperlihatkan layar iPad-nya yang menunjukkan sebuah berita.

Bima mengangguk. "Tau, itu keluarga korban pembunuhan berantai 11 tahun lalu."

"Inget gue, itu kalo gak salah pas umur gue 7 tahun, rame banget beritanya." Delvin menimpali.

"Meninggal semua tuh satu keluarga?" tanya Ronel.

"Gak tau. Menurut berita sih udah pada meninggal," jawab Bima.

"Enggak deh kalo meninggal semua, soalnya jasad yang di temuin cuma kedua orang tuanya, keluarga Adijaya punya anak cewek cowok kan? Nah jasad mereka belum ketemu, siapa tau mereka masih hidup," koreksi Gibran yang ikut bergabung.

Selanjutnya mereka kembali pada aktivitasnya masing-masing di dalam markas setelah obrolan kecil ini.

•••🌼•••

"Reksa!" panggil Pak Wawan membuat yang di panggil namanya menoleh.

"Kenapa, Pak?" tanya Reksa.

"Jadi gini, saya ada urusan mendadak hari ini. Kamu bisa bantu Bapak gantiin ngajar ekskul bola basket putri?"

Awalnya Reksa ingin menolak, membuang waktu saja pikirnya. Namun mengingat Aurora juga mengikuti ekstrakurikuler ini, dengan cepat Reksa mengangguk.

"Bisa, Pak."

Pak Wawan menepuk pundak Reksa dua kali. "Terima kasih Reksa, Bapak duluan kalo gitu."

Setelah kepergian Pak Wawan, inti Revlaz hanya bisa menggelengkan kepala.

"Halah, sok-sokan mau ngajar ekskul bola basket putri padahal niatnya mau modus," sindir Ronel.

"Bacot," Reksa beranjak menuju lapangan.

Aurora hendak melemparkan bola ke dalam ring, namun sebuah tangan melingkar di pinggangnya membuatnya terkejut hingga bola gagal masuk ke dalam ring tersebut.

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang