29. RUMIT

39.3K 3.2K 783
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN 🤍

HAPPY READING 🤍

━━━━━━━━━━━━━━━
Bukan umur yang membuat kita dewasa, tapi masalah hidup yang di hadapi.
•••🌼•••

29. RUMIT
────────

Hari Rabu
5 menit sebelum pelajaran olahraga XII IPS 2 di mulai.

Aurora keluar dari dalam kelas seraya membawa kaos olahraganya, terlihat gadis itu hendak berganti pakaian. Tak lama Reksa pun ikut keluar dengan memasang muka masamnya setelah berdebat dengan Aurora.

Olivia melangkah cepat memasuki kelas XII IPS 2. Hendak meraih kenop pintu ia urungkan ketika Viona berjalan dari ujung koridor hendak memasuki kelasnya.

Ia memilih bersembunyi di balik tembok. Satu alisnya terangkat, bukankah kelasnya sedang dalam masa pembelajaran di lapangan?

Mengangkat bahunya tidak peduli, ia kembali masuk ke dalam kelas ketika Viona telah keluar. Menaruh satu kotak rokok ke dalam tas Bima.

"Mampus lo Bimanjeng, kena razia beneran lo." ujar Olivia merasa menang.

Perjodohan. Satu hal yang membebani hidupnya. Ia tidak suka dengan ide konyol keluarganya ini, dia ingin menghabiskan waktu remajanya.

Bima dan Olivia keduanya sama-sama tidak setuju dengan perjodohan ini. Namun keduanya juga tidak bisa menolak ketika menerima tekanan dari keluarga masing-masing, berakhir keduanya hanya perang satu sama lain.

Dengan langkah terburu-buru Olivia keluar dari kelas XII IPS 2. Senyum miringnya terbit ketika merasa rencananya telah berhasil dia lakukan. Melihat Bima lari-lari di lapangan akan menjadi hiburan tersendiri nantinya.

•••🌼•••

Hari senin adalah hari yang paling Aurora benci. Entahlah hari senin seakan menjadi hari tersialnya. Lagi, seperti biasa dia harus berada di barisan anak-anak yang melanggar aturan upacara.

Dengan malas ia berjalan menuju samping tiang bendera. Merasa ada yang berdiri di sebelah Aurora menoleh. Ia memperhatikan penampilan laki-laki ini dari atas sampai bawah, wajah siswa ini tampak asing untuknya. Siswa baru kah?

"Anak baru lo?" tanya Aurora pada siswa laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.

Ia memanyunkan bibirnya ketika pertanyaannya tidak di respon laki-laki itu.

"Bisu lo?" tanya Aurora menohok. Lagi, pertanyaan tidak mendapatkan respon.

Dari pada memancing emosinya sendiri ia beralih menghadap ke depan. Panas terik matahari benar-benar membuatnya ingin mengumpat sekarang.

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang