07. SECARIK KERTAS

50K 3.7K 216
                                    

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─❀𝙿𝙰𝙽𝙶𝙰𝚁𝙴𝙺𝚂𝙰❀─━

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN🤍

HAPPY READING🤍

◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Kepercayaan akan hadir dengan adanya ikatan pertemanan dan persaudaraan.
◣─────•~❉✿❉~•─────◢


07. SECARIK KERTAS
────────────────

"PUNTEN PAKET!" teriak Aurora ketika memasuki rumahnya.

TUK!

Bantal sofa mendarat mulus di kepala Aurora ulah Rehan Maheswari yang kelewat kesal dengan tingkah laku anaknya itu

"Salam yang bener!" Rehan menatap Aurora kesal.

"Hehe, Bunda mana, Yah?" tanya Aurora seraya duduk di samping ayahnya.

"Di kamar. Gimana sekolah kamu?"

"Biasa. Napas, denger ceramah Pak Ladusing, makan—"

"Kalo di tanya orang tua, jawab yang bener, marpuah!"

"Hehe, Rora kena skors 3 hari, Yah!" ucap Aurora santai. "Jangan bilang Bunda ya," pinta Aurora dengan puppy eyes-nya.

"BUNDA ANAK KAMU KENA SKORSING!" teriak Rehan keras sengaja agar Andin mendengar suaranya.

Aurora menatap Rehan datar, ayahnya sangat tidak pandai di ajak kerja sama pikirnya.

Andin menuruni tangga menatap anak perempuannya itu nyalang. "Buat ulah apa lagi kamu?"

"Ih! salahin Reksa, tadi tuh ada aksi bentrok di sekolah, karna Rora gak mau ngeliat Reksa berbuat lebih jauh, akhirnya Rora nahan Reksa. Karna posisi Rora yang ada di tempat kejadian jadinya Rora keseret deh, gitu," jelas Aurora panjang lebar.

"Terus Reksanya gak pa-pa kan?" tanya Rehan setelah mendengar cerita Aurora.

Aurora menatap Ayahnya kesal, pertanyaan macam apa itu? Kenapa malah menanyakan keadaan Reksa.

"Gak pa-pa," jawab Aurora malas.

Andin terkekeh pelan melihat raut wajah Aurora. Ayah dan anak itu jika di satukan memang seperti Tom and Jerry.

"Yaudah, sana ganti baju. Mau di masakin apa?" tanya Andin kepada Aurora.

"Sop buntut sapi, Bun!" jawab Aurora semangat.

"Oke. Opor ayam!" final Andin melenggang pergi menuju dapur.

"TAU GITU NGAPAIN NAWARIN!" Aurora menghentak-hentakkan kakinya kesal berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

PANGAREKSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang