Srekkk srekkkItulah bunyi plastik sampah yang dibawa oleh Alya,bukan dibawa lebih tepatnya diseret karna itu sangat berat.
"Ini sampah kebanyakan dosa kali ya berat bngt"
"Jalan sendiri kek nyusahin aja tiap hari harus dibawa kesini" gerutu nya.
"Alya Uzma" teriak seseorang dari jauh.
Alya yang mendengar namanya dipanggil sontak menoleh kearah sumber suara,dia tersenyum lalu melambaikan tangan pada pemilik suara.
"Hayy ning dina" teriak nya dari seberang.
Orang yang tadi menyapa nya dari jauh itu adalah ning dina anak pemilik pesantren An nur. Ning dina memiliki perawakan yang cantik,dengan kulit putih,postur tinggi dan yang pasti ilmu agama yang tinggi. Ning dina seumuran dengan nya hanya berbeda beberapa bulan.
Alya menyeberangi jalan menuju tempat ning dina berdiri didepan pesantren. Dia lumayan dekat dengan ning dina karna sewaktu kecil mereka sering main bersama.
"Gimana kabarnya ning?" Tanya Alya.
"Baik al,udh lama ya kita jarang main bareng" ucap nya
"Hehe iya ning kita udh gede sama sama sibuk sekarang"
"Besok jalan jalan yuk al" ajak ning dina
"Kmn?"
"Ngemall gitu" ucap ning dina
"Boleh,sekalian besok mau beli novel"
"Masih suka baca novel ya al?" Tanya ning dina.
"Hehe masih ning,lumayan buat ngurang gabut" ucap Alya sambil terkekeh.
"Besok recomended in novel buat aku ya al" pinta ning dina
"Boleh,bsk kita pergi berdua aja?" Tanya Alya.
"Abi gk pernah ngijinin aku keluar sendiri tanpa mas Arif,paling aku ngajak mas Arif al" tutur ning dina
"Mas arif?"
"Iya mas Arif sering disuruh abi buat ngejaga aku ya bisa dibilang orang kepercayaan abi"
Alya hanya mengangguk kikuk. Tiba tiba tersirat di hatinya sebuah rasa cemburu tapi dengan cepat dia terus rasa itu.
"Yaudah sampai ketemu besok ya ning,saya pulang dulu takut bunda nyariin karna tadi pamitnya buang sampah" pamit Alya.
Ning dina mengangguk " hati hati ya al" ucap ning dina.
Alya mengangguk dan segera meyebarangi jalan kembali untuk pulang. Masih ada rasa cemburu tersirat dihati kecilnya itu setelah mendengar penuturan dari ning dina tadi.
"Kamu gak boleh cemburu Alya Uzma Taqiyya jelas jelas ning dina itu jauh dibanding kamu" ucap nya pelan pada Dirinya.
"Kalo suruh pilih juga mas Arif bakal lebih milih ning dina yang sudah jelas anak kyai,cantik,ngaji nya bagus" lanjutnya menghembuskan nafas kasar kemudian masuk kedalam rumah.
"Lama bngt cuma disuruh buang sampah didepan nduk" ucap bunda.
"Hehe tadi diajak ngobrol ning dina bund,kebetulan beliau ada didepan pesantren tadi" tutur nya.
"Udah lama ya kamu gak main sama ning dina,kapan kapan diajak main bareng nduk" tutur bunda
"Iya bund,bsk ning dina juga ngajak ngemall boleh kan?"
"Boleh,dianter mang jeje kan?"
"Nggk naik mobil ning dina bund"
Bunda hanya mengangguk. Alya yang sudah selesai membantu bunda memotong sayuran bergegas pergi ke kamar.
"Alya ke kamar ya bun" ucap nya pada bunda.
"Iya nanti kalau sudah waktunya makan siang bunda panggil kamu" Alya pun mengangguk lalu segera pergi ke kamar.
Dia duduk di teras kamar nya. Sudah beberapa hari ini dia melewatkan rutinitasnya setiap subuh yaitu melihat santri santri pulang dari masjid krna sedang pms,itu yang membuat nya sangat malas bangun.
Tiba tiba tersirat didalam pikirannya untuk menulis di buku diary nya,memang sudah beberapa hari dia tidak menulis disana biasanya dia akan menulis setelah selesai memperhatikan arif dari jauh tapi beberapa hari ini ia melewatkan hal itu.
Alya sudah duduk diteras kembali setelah mengambil buku diary nya beserta pulpen merahnya. Dengan lincah dia menggerakkan jemari nya untuk menulis sesuatu di buku itu.
- Untuk Kamu mas santri
Kamu tau aku pernah meminta semesta untuk tidak melanjutkan waktunya agar aku terus ada diwaktu dimana aku tetap setia memandangi mu dari jauh.
Kadang sesekali aku merengek kepada tuhan agar lewat semesta ia bisa membuatku selalu bisa melihatmu dari jauh.
Semesta saksinya bahwa aku masih menggagumi mu sampai saat ini. Belum aku temukan rasa lelah mengagumi dari dalam hatiku ketika aku dihadapkan denganmu.
- Dari Aku gadis pecinta es jeruk
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hayy Mas Santri(On Going)
Teen Fiction"Terimakasih untuk hal baik dikala itu mas" Alya Uzma Taqiyya Memendam rasa kagum kepada seseorang secara diam diam itu tidak salah, selama kamu menyertakan Allah didalam nya>< Pedam saja rasa itu dalam dalam dengan sebaik baik nya,maka kelak akan a...