🍃Perasaan itu, terkadang membuatku bingung. Saking bingungnya, aku tidak tau apa yang aku rasain ke Fano, suamiku. Uhuk menyebut namanya saja bikin aku keselek air ludahku sendiri. ~Rere🍃
••••
Happy reading dear^^
Dibalik jendela yang sengaja ia buka dan ditemani langit malam yang bertabur bintang dengan bulan sebagai pelengkapnya. Sangat cantik dan tak lupa semilir angin malam yang menerpa permukaan kulitnya menambah kesan tersendiri bagi Rere. Sejuk dan damai, setidaknya ia masih mempunya sedikit waktu luang untuk bersantai menikmati pemandangan malam seperti saat ini, sudah lama juga ia tak melakukkan kegiatan yang dulunya hampir setiap malam menjelang tak pernah ia lewatkan. Namun, setelah kuliah dan mempunyai suami ia tak punya banyak waktu luang untuk berleha-leha seperti ini. Ditambah lagi tugas yang terus menuntut dan menyita waktunya, lengkap sudah, ia benar-benar tak mempunyai waktu untuk menyegarkan pikirannya yang kacau.
Ting_WhatsApp
Rere mengangkat ponselnya yang sedari tadi ia genggam. Ia tersenyum tipis saat mendapati nama Sam yang tertera di layar ponselnya. Ah, dia, cowok manis yang dulunya sangat ia cintai. Tapi, kenapa sekarang ia tak merasakan apapun ketika berdekatan dengan Sam? Rasanya itu biasa saja.
Samuel
Night Nona keras kepala. Liat deh keluar, langitnya cantik ya. Walaupun gak secantik kamu sih, hehe:)
Dulu, ia akan selalu merasa senang ketika Sam mengiriminya chat ngerdus seperti itu. Tapi sekarang, ia tak merasakan apapun. Apa mungkin, perasaannya untuk Sam sudah hilang termakan waktu sepenuhnya?
Anda
Iyalah, gw kan cantik, imut, mempesona. Makanya lo gak bisa move on. Yakan? Dahlah, jujur aja gw tau kok. Secarakan gw itu type cewek yang susah buat dilupain. Muehehe.
Rere kembali menatap hamparan bintang di atas langit dengan mata berbinar.
Samuel
Haha, enggak tuh B aja. Btw, aku ganggu gak nih? Gak ada yang marahkan kalo aku chat kamu malam-malam?
Yang marah ya? Sepertinya tidak ada. Lagian tidak ada orang yang berani memarahi perempuan secantik dirinya, emuhehe. Rere berbalik memperhatikan seisi ruangan kamar, tidak ada Fano, berarti aman. Eum, mungkin pria menyebalkan itu sedang sibuk dengan pekerjaannya di ruangan khusus yang sengaja dia siapkan untuk mengerjakan pekerjaan kantornya saat di mansion. Workaholic, huh?
Anda
Gak ada yang berani marahin gw. Lo lupa, huh?
Samuel
Besok aku jemput ya.
Anda
Gak perlu. Gw bisa berangkat sendiri. Udahan ya, gw udah ngantuk. Bye.
Rere segera menon aktifkan ponselnya. Ia hanya ingin menikmati waktu luangnya sesaat tanpa adanya gangguan dari siapapun. Kecuali..
Ceklek..
Baru juga mau diomongin, eh sudah ada saja orangnya. Benar-benar seperti jin saja kelakuannya yang bisa ngilang sesuka hatinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer Is My Husband (END)
RomansaStory 1📙 Jadi, mohon maaf kalau masih agak berantakan. [belum revisi] Dijodohin itu gak ada dikamus gue. Apalagi dijodohin sama dosen yang galak seperti Fano. Dih, ogah. Bisa kebayang gak tuh kehidupan gue ke depannya? Gak jauh dan gak lebih pasti...