Brakk
Pintu apartemen yang menjulang tinggi itu terbuka secara kasar hanya dalam satu kali tendangan saja. Pria dengan sorot mata tajam itu masih berdiri di ambang pintu yang sudah terbuka lebar dengan kedua tangan yang mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Deru napasnya yang tak beraturan menandakan bahwa ia sedang dalam keadaan marah. Matanya meneliti seisi ruangan yang kosong tak berpenghuni itu dengan rahang yang sudah mengeras.
Fano melangkahkan kakinya memasuki apartemen luas yang tergolong mewah itu. Matanya meneliti setiap sudut ruangan tanpa ada yang terlewat. Kakinya berhenti melangkah, ia menoleh ke kiri, di sana ada sebuah ruangan yang ia yakini adalah sebuah kamar dengan lampu menyala dan pintu yang sedikit terbuka. Secepat mungkin Fano menghampiri ruangan itu dengan perasaan was-was. Begitu sampai tanpa berpikir panjang tangannya terulur memegang knop pintu lalu mendorongnya ke dalam hingga pintu terbuka lebar menampilkan seorang pria yang sedang duduk membelakanginya dan ada seorang wanita yang tertidur di hadapan pria itu.
Fano menarik si pria yang tak lain adalah Sam itu lalu menghempaskannya ke dinding dengan cukup keras.
Bugg
Sam sampai terbatuk-batuk tak mampu melawan karena mendapat serangan mendadak. Sam mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah karena ulah dosennya itu. Sebelum Sam sempat berdiri, Fano kembali membogemnya tanpa ampun. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali sampai Sam tak mampu hanya untuk sekedar melawan. Payah, Sam memang payah dalam hal berkelahi.
"Bedebah. BERANINYA KAU MENYENTUH ISTRI SAYA."
Bugg
Bogeman mentah kembali Sam dapati di wajahnya. Namun bukan ringisan yang keluar dari mulutnya, Sam justru malah tertawa keras seperti orang tidak waras. "HAHAHAHA." Sam bangkit dengan susah payah sambil berpegangan pada nakas di dekatnya.
Prok..prok..prok..
Sam bertepuk tangan dengan kekehan pelan yang terus keluar dari mulutnya. "Woah, akhirnya anda mengakui status kalian. Hebat, saya tidak menyangka akan hal itu."
"Shut up! Apa masalahmu dengan istri saya, HAH?" Bentak Fano geram, bahkan kedua tangannya sudah mencengkram kerah baju Sam begitu kuat hingga Sam nampak kesusahan menahan tangan Fano yang semakin mengeratkan cengkramannya.
"Because, she is my heart." Lirih Sam sambil melirik tubuh mungil di atas kasur berukuran king size itu dengan sendu.
"KAU.." Geram Fano marah.
Bugg
"Jangan pernah berkhayal ketinggian. Karena sampai kapanpun dia akan tetap menjadi istri saya. Camkan itu baik-baik."
Brakk
Fano kembali menghempaskan tubuh Sam menghantam dinding lalu bergegas menghampiri Rere yang masih dalam keadaan terlelap. Fano menyibak kasar selimut yang menutupi tubuh mungil istrinya. Fano bernapas lega karena ternyata Sam tak menyentuh istrinya. Syukurlah Fano datang tepat waktu, kalau tidak Fano gak bisa membayangkan semua kemungkinan-kemungkinan buruk yang memenuhi benaknya.
"Kita pulang dan lihat apa yang akan kamu dapati keesokkan harinya sebagai hukuman karena telah membohingi saya." Fano segera membopong tubuh Rere ala bridal style lalu membawanya meninggalkan tempat sialan itu. Namun sebelum itu, Fano menyempatkan diri menginjak punggung Sam yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai dengan keadaan babak belur.
"Jangan pernah mengganggu istri saya atau kau akan tahu akibatnya. Because, she is my mine not you're heart."
BAM
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer Is My Husband (END)
RomanceStory 1📙 Jadi, mohon maaf kalau masih agak berantakan. [belum revisi] Dijodohin itu gak ada dikamus gue. Apalagi dijodohin sama dosen yang galak seperti Fano. Dih, ogah. Bisa kebayang gak tuh kehidupan gue ke depannya? Gak jauh dan gak lebih pasti...