"Are you happy now?"
"Yeah, i'm so happy since i met you. Thank you"
"Berhenti mengatakan terima kasih Ms.Kim" lisa tersenyum
"Akulah yang harusnya berterima kasih padamu" sambungnya
"Well... katakan sejak kapan kau merencanakan ini? Kau membohongiku. Kau tau? Kupikir kau benar-benar meninggalkanku lisa" suaranya hampir pecah tapi dengan cepat lisa menangkup wajahnya
"Hey, dengar. Aku tidak benar-benar membohongimu. Yaa maksudku... semua demi rencana ini. Aku buruk dalam memberi kejutan, mianhe" ucapnya dengan suara rendah, merasa bersalah
"Hajima, aku-"
"Jen, berhenti mengatakan itu karna aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak. Akan. Pernah. Arraseo?"
"Ne, arra. Jangan besarkan matamu padaku. Apa kau sedang kesal? Huh?" Jennie sontak cemberut
"Aniyaaa. Mataku memang besar, kan? Apa kau baru saja mengejekku?" Ujar lisa mengerutkan alisnya
"Hahaha. Tentu saja tidak. Aku menyukai segala hal tentangmu. Astaga nona, kau sensitif sekali"
"Seperti wanita" jennie menambahkan, suaranya berbisik di akhir kata
"Yaa!! Aku-" jennie menyelanya cepat dengan ciuman
"Sstt diamlah limario!! Jadi... berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk merencanakan semua ini?"
"Umm... Sangat lama" lisa menggenggam tangannya untuk melanjutkan perjalanan
"Jinjjayo?" Lisa menganggukinya dengan senyuman
Malam ini sangat dingin dan sepertinya hujan akan turun, tapi bagaimana pun mereka menikmatinya. Jennie mulai merasakan udara dingin menusuk kulitnya, mantel tebal yang dia gunakan bahkan tidak membantunya untuk tetap hangat jadi jennie menggosokkan kedua tangannya untuk mendapatkan sedikit kehangatan
"Hon... apa kau yakin untuk besok?" Tanyanya tiba-tiba
"Maksudmu... menikahimu?" Lisa balas bertanya dengan wajah tidak percayanya yang diangguki jennie
"Apakah itu pertanyaan? Hon, kau tau bahwa aku serius kan? Wae? Kau tidak yakin padaku? Atau pada dirimu sendiri?" Lisa memborbardirnya dengan banyak pertanyaan
"Ani ani, aniya. Aku hanya..." jennie menghela nafas kasar "Yaa kau tau? Ini soal... appa. A-aku hanya takut appa akan-"
"Yes hon. Aku sudah siap untuk itu. Bahkan, aku melakukan ini karna aku takut Tn.Kim akan membawamu pergi sebelum aku menikahimu"
"Apa ketakutanmu ini ada hubungannya dengan teror pesan itu? Ne?"
"K-kau...? Hon, darimana kau tau soal itu? Chaeng memberitahumu? Atau... somi?"
"No. Aku membacanya sendiri di ponselmu. Maaf tapi aku penasaran tentang siapa yang mengirim pesan di jam dua pagi. Mianheyo"
"It's okay. Tidak perlu meminta maaf hon. Mian, aku tidak bermaksud menyembunyikannya tapi aku tidak ingin kau memikirkan itu terus menerus. Jadi, aku-"
"Gwenchana hon. Aku mengerti. Maaf untuk itu dan... sikap appa padamu. Tenang saja aku akan membicarakan ini pada appa jika-"
"Andwaeyo. Itu adalah resikonya dan aku sudah siap. Baiklah, mari kita lupakan itu" lisa menarik jennie lebih dekat ke dalam pelukannya
"Sekarang, pikirkanlah soal pernikahan kita. Well... sebenarnya aku menyiapkan pesta yang sederhana saja, apakah kau keberatan untuk itu?"
"Hon, kemewahan bukanlah tolak ukur kebahagiaan. Jadi kupikir tidak ada masalah, yang terpenting adalah kau bersedia menikahiku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovekey (LOWKEY 2)
FanfictionCinta bukan hanya soal dua perasaan yang menjadi satu, bukan pula hanya sebuah kata-kata rayuan dan janji manis. Tapi cinta adalah pengorbanan, suatu hari nanti kau harus membuktikan janjimu dan berusaha sebanyak mungkin untuk menyatukan cinta kalia...