Cinta bukan hanya soal dua perasaan yang menjadi satu, bukan pula hanya sebuah kata-kata rayuan dan janji manis. Tapi cinta adalah pengorbanan, suatu hari nanti kau harus membuktikan janjimu dan berusaha sebanyak mungkin untuk menyatukan cinta kalia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JENNIE POV
"Kau benar-benar basah lisa"
Aku sangat terkejut begitu merasakan lisa basah. Kupikir dia bercanda saat dia mengatakan itu, soal rok miniku yang membuatnya turn-on
"Jen, please-"
"Chogiyo nona. Jam berapa aku akan menjemput kalian malam nanti nona?" jee bertanya tiba-tiba yang membuat kami sontak terkejut
"Uumm? Ah Ani aniii. Aku akan menyetir sendiri jee. Pulanglah dan berkumpul dengan keluargamu"
"Jeongmal?"
"Ne. Nikmati saja waktu dengan keluargamu, okay?" Kataku perlahan menarik tanganku dari lisa
Dia akan menahannya tetap disana tapi aku sontak membesarkan mata. Ini bukan tempat dan waktu yang tepat, apa dia sudah gila?!
"Ah gumawo nona, gumawo" jee sangat berterima kasih pada kami
"Ne. Sampaikan salam untuk keluargamu"
_____
"Palliwa hon, kenapa lama sekali? Aiishh" lisa mendorongku berjalan lebih cepat
"Wait, what? Astaga lisa!!"
"Palli palliiii" dia menekan tombol lift dengan terburu-buru
Begitu jee pamit untuk pulang, lisa buru-buru memasuki apartement dan menekan tombol lift dengan segera. Dia sangat ingin cepat sampai karna mungkin celana dalamnya sudah sangat basah
"Hon, bisakah untuk lebih tenang? Kontrol hormonmu!!"
"Aniii. Ini salahmu. Kau yang membuat hormonku meningkat drastis hanya karna rok mini sialan itu!"
"Berhenti menyalahkan pakaianku karna ini salahmu! Kau dan hormonmu begitu gila! Byuntae!!"
"Ya. Sangat gila karna kau yang membuatku begini"
Begitu lift terbuka, aku masuk lebih dulu dengan gerak lambat. Sengaja untuk membuat lisa kesal. Aku tau dia sangat ingin cepat sampai dan segera bercinta
"Kau ingin aku menggendongmu? Aku akan melakukannya. Kajja?!"
"Anii. Wae? Kau-"
Ting....
Suara pintu lift terbuka saat kami akan menaiki lantai atas. Seorang pria masuk dengan senyum ramah dan memperhatikanku, matanya begitu liar
