Guinevere
Chaeyoung POV"Yaaa Guin... mama so sleepy. Let's go to bed now?" ujarku sambil menjaganya bermain dengan mata yang sayu akibat kantuk
"Ma- no mama"
Jadi ini adalah hari minggu dan jadwalku menjaga Guin sedang berlangsung. Jisoo ada di dapur dengan dibantu maid untuk menyiapkan makan siang kami. Dia mulai pintar memasak sekarang, Jisoo sering memasak untukku dengan dibantu oleh maid atau kadang dia benar-benar menyiapkannya sendiri. Idaman sekali istriku bukan?
"Yaa seharusnya baby Guin tidak boleh membantah omongan orang tuamu" aku menegurnya dan dia melihatku dengan raut wajah kesedihan, bibirnya melengkung ke bawah menandakan dia siap menangis
Ini akan menjadi masalah lain jika putriku menangis.
"Oh- ohh yaaa, sorry baby. Mama just telling you" aku memeluknya "Okay okay, let's play again? Don't cry please, or mommy will killing me"
Dia praktis tersenyum lebar menunjukkan dua giginya yang baru saja tumbuh, dia nampak kegirangan dengan boneka-bonekanya. Guinevere sudah berumur sekitar 7bulan sekarang, dia sudah bisa duduk dan mengoceh-ngoceh. Kata pertama yang ku ajarkan adalah 'Mommy' karna dia harus mengenal ibu yang melahirkannya, kemudian kata selanjutnya adalah 'Mama'
Dan syukurnya dia sudah bisa mengucapkannya meskipun belum begitu lancar. Jisoo sangat menyayanginya lebih dariku, mungkin. Dia akan rajin membelikannya mainan, baju-baju cantik dan juga peralatan salon mini untuk mulai mengajarkan putri kami bagaimana cara dasar merawat diri seperti di salon
Jangan heran, istriku memang aneh dan unik. Jadi begitulah. Dia tidak akan rela mendengar tangis Guin, putri kami sangat memiliki hati yang lembut. Dia akan mudah menangis jika kita berbicara sedikit keras padanya. Contohnya seperti tadi, padahal aku hanya memberitahunya tanpa membentak tapi dia begitu sensitif sehingga mudah menangis. Jadi aku selalu menjaga bicaraku begitu juga dengan Jisoo
"Bagaimana jika kita belajar menyanyi saja baby? Mama akan memainkan piano ini dan tugasmu adalah bernyanyi. Okay?" Kataku mengambil piano kecil miliknya yang kubeli minggu lalu
Guinevere mengangguk bersemangat untuk bermain musik bersamaku. Aku mulai mengajarinya bernyanyi sejak dini karna aku juga senang bernyanyi. Aku memiliki piano dan gitar dirumah, kadang saat hari libur aku memainkannya untuk menghibur istriku karna dia selalu jatuh cinta lebih banyak ketika mendengar suaraku, dia mengakuinya.
Aku mulai menekan piano kecil itu dan menyanyi, sementara Guin dia mengoceh seolah mengikutiku bernyanyi twinkle twinkle little star
Kriiinnggg...
Suara ponselku berdering
"Baby, wait a minutes. Mama akan mengangkat telfon dulu okay?" Dan dia mengangguk seolah mengerti
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovekey (LOWKEY 2)
FanfictionCinta bukan hanya soal dua perasaan yang menjadi satu, bukan pula hanya sebuah kata-kata rayuan dan janji manis. Tapi cinta adalah pengorbanan, suatu hari nanti kau harus membuktikan janjimu dan berusaha sebanyak mungkin untuk menyatukan cinta kalia...