"Aku tidak akan menerima kerja sama mereka. Kau tau, Nancy? Harusnya aku dirumah dan menghabiskan sepanjang waktuku dengan Jennie"
"Ya- yaaa... aku tidak tau bahwa-"
"Bagaimana bisa kau tidak tau? Dia mungkin mengabarimu tapi kau tidak memberitahuku? Aku menunggu sangat lama hanya untuk orang yang kemudian datang dengan perwakilan. Itu tidak sopan!"
"Ya- aku tau, aku-"
"Yaaa!!! Kau tau atau tidak? Huh?"
"Ma- maksudku, aku-"
"Aiishh... Bagaimana mungkin aku menjalin kerja sama dengan orang seperti itu? Kesan pertama yang buruk!!"
"Baiklah aku salah, Mrs. Lalisa" dia mengakui "Bagaimana pun aku yakin, anda sangat sexy ketika marah seperti itu"
"Baboya?! Oh shit!! Aku sedang marah!! Dengar- Yaa, kau memang salah! Ah sudahlah!! Aku selesai untuk hari ini dan terima hukumanmu nanti!!"
Aku keluar dari tempat dimana aku menunggu client-ku. Dia tidak menjelaskan apa pun, tidak membawa proposal atau sesuatu untuk dibahas. Apa dia menganggap ini kencan atau apa?
Akhirnya aku mengakhiri pertemuan dan mengatakan bahwa selanjutnya akan di beri kabar. Sia-sia rasanya menyetir dari rumah meninggalkan istriku hanya untuk pertemuan yang tidak pasti ini
Menyalakan mobil sport hitamku, aku menginjakkan gas dan keluar dari parkiran. Perasaan kesal masih menyelimuti sebagian, atau katakan saja seluruh diriku
Aku harus segera pulang untuk menjemput Jennie. Jadi aku mengabarinya dan begitu dia membalas pesanku, aku sedikit meredah dari emosiku. Aku perlu singgah di toko buah dan restoran yang menjual mandu karna dia ingin aku membawakan untuknya
Namun beberapa menit kemudian setelah Jennie membalas pesanku, tiba-tiba saja Jisoo-ni menelfonku. Memberitahuku bahwa Jennie tidak ada dirumahnya dan memintaku untuk segera pulang
Tunggu, sebelumnya Jennie tidak meminta ijin padaku untuk pergi keluar. Dia bahkan tidak membahas apa pun saat aku mengiriminya pesan tadi
Ada apa sebenarnya?
Aku mulai khawatir dan segera menginjak gas dengan kecepatan yang cukup tinggi. Aku akan melewati jalan lain agar cepat sampai tapi lagi-lagi...
Cciiittt!!
Aku menginjak rem dengan tiba-tiba saat ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan. Tidak- maksudnya... aku hampir menabraknya. Dia terjatuh, mungkin karna shock. Jadi aku praktis keluar untuk melihatnya meskipun waktuku terhambat disaat aku sedang mengkhawatirkan istriku
"Sorry... nona, i'm so sorry, kau baik-baik saja?-" tanyaku, dan terdiam saat dia menoleh
"Ester?"
"Ah Mrs.Lisa"
"Astaga maafkan aku. Aku terburu-buru dan tidak melihat jalan dengan baik. Apa kau terluka?"
"Tidak. Aku hanya terkejut"
"Benarkah? Berdirilah, aku akan membantumu"
"Terima kasih"
"Aku merasa bersalah untukmu. Tapi aku tidak bisa mengantarmu. Bagaimana jika aku memesankanmu taxi sebagai gantinya?"
"Ah tidak perlu. Temanku akan datang untuk menjemputku. Tidak perlu merasa bersalah nona" dia tersenyum
"Benarkah? Ah aku jadi tidak enak"
Sejujurnya aku memang salah, aku mengebut dan tidak memperhatikan jalan. Meskipun aku masih kesal padanya sebelum ini, tetap saja aku merasa bersalah karna hampir menabraknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovekey (LOWKEY 2)
FanfictionCinta bukan hanya soal dua perasaan yang menjadi satu, bukan pula hanya sebuah kata-kata rayuan dan janji manis. Tapi cinta adalah pengorbanan, suatu hari nanti kau harus membuktikan janjimu dan berusaha sebanyak mungkin untuk menyatukan cinta kalia...