BAB 1

13.1K 1.6K 82
                                    

Arsha menyeret kopernya memasuki kereta api yang sudah tiba, hari ini dirinya akan berangkat ke Bandung untuk menemui neneknya. Jujur saja dirinya sangat malas bila berhadapan dengan nenek dan kakeknya, karena mereka akan mencibir dirinya. Mereka akan mengatai Arsha anak kota yang tidak bisa apa - apa, padahal dirinya sangat pintar dan cekatan. Pintar dan cekatan dalam stalk media sosial dan cekatan dalam gosip terbaru, disekolah dirinya tidak pernah ketinggalan gosip terbaru dan selalu menjadi sumber terpercaya dalam hal pergosipan. Dia adalah Arsha si bandar gosipp.

Dirinya selalu gabut sehingga untuk menghindari kegabutan ia menggali gosip hingga keakar - akarnya, hanya bermodalkan nama ia bisa mendapat info seseorang hingga keakar - akarnya.

Mendengarkan lagu dari earphone miliknya mengurangi rasa bosannya, ia menyandarkan kepalanya menatap kearah depan. Arsha memejamkan matanya dan lama - kelamaan dirinya tertidur. Awalnya semuanya baik - baik saja seperti semula, namun ia merasa asing dan aneh. Ia bangun dari tidurnya dan menatap sekeliling, semuanya tidak sama saat ia berangkat dari Jakarta. Ia menatap orang yang duduk disampingnya, dari stasiun Jakarta orang disampingnya perempuan dan sekarang menjadi laki - laki. Arsha menoleh kebelakang dan semakin dibuat bingung, Arsha mengucek matanya dan tetap sama.

Kereta yang ia tumpangi tiba, Arsha keluar dari stasiun sembari menyeret koper miliknya. Ia menatap bingung stasiun dengan heran, ini bukan statiun Bandung. Dan ia menatap orang - orang heran. Di stasiun ia melihat papan billboard yang tembus pandang dan orang - orang yang keluar dari stasiun hanya dengan menempelkan sidik jari. Ia mendekati pintu keluar dan mencoba yang dilakukan orang - orang dan berhasil.

Keluar dari area stasiun ia menatap jalanan yang sangat bersih dan semuanya tertata rapih, mulai dari bangunan - bangunan pencakar langit dan jalanan yang tidak sepadat biasanya. Namun ia bingung, ini seperti bukan di Indonesia, Arsha bertanya pada orang yang lewat dihadapannya.

"Halo mba permisi numpang tanya" ucap Arsha tersenyum manis yang diangguki orang tersebut.

"Iya mau tanya apa?" ucap orang tersebut ramah.

"Ini dimana ya?" tanya Arsha bingung.

"Loh, ini kan di Jakarta" ucap orang tersebut menatap Arsha bingung.

"Jakarta? sekarang tahun berapa?" tanya Arsha lagi.

"Tahun 2035, mba baru keluar dari peradaban ya? masa lupa sih" ucap orang tersebut menatap Arsha bingung dan pergi meninggalkan Arsha.

"Jakarta? tahun 2035? gak mungkin njirrr, ini gue pasti mimpi" ujar Arsha mencubit pipinya namun terasa sakit.

"Terasa cubitan gue. BERARTI NYATA DONG" Arsha menutup mulutnya kaget dan shock.

"Bagaimana bisa, ini gue kurang aqua apa gimana? tahun 2035? berarti ini dimasa depan? berarti rumah gue? keluarga gue? gimana dong? Jakarta 2021 gak seperti ini. Semuanya berubah, gak ada bangunan pencakar langit seperti yang ada didepan gue di 2021, Jakarta 2021 gak sebersih ini" ucap Arsha pada dirinya sendiri.

Arsha membuka ponselnya dan benar saja kartunya mati tidak ada jaringan, Arsha berjalan linglung. Ia tidak tahu kemana ia akan pergi, dengan Jakarta yang seperti yang ia lihat ia yakin kalau rumahnya akan sulit ditemukan bahkan mungkin saja di tahun ini rumahnya sudah tidak ada. Arsha menatap orang yang lewat dari sampingnya dengan memegang ponsel transparan, tidak hanya itu sedari tadi ia melihat beberapa drone yang berbentuk kotak dan berlogo makanan, kalau di 2021 itu seperti gofood namun ini jauh lebih keren.

Ia juga menatap kagum orang - orang yang menggunakan hoverboard, di tahun 2021 ia pernah melihat alat itu di tv dan masih digunakan untuk orang - orang tertentu saja, namun sekarang semuanya menggunakan alat tersebut, kaki tidak perlu cape - cape untuk berjalan batin Arsha.

Arsha melanjutkan langkahnya sembari menyeret kopernya tatapan kagumnya perlahan pudar dengan wajah ingin menangis, sudah sore namun ia tidak tahu harus pergi kemana. Ia juga lapar, ia tidak punya apa - apa, dirinya menatap toko dengan bangunan kaca, ia melihat orang - orang tidak bayar pakai uang cash. Membuat dirinya mengurungkan niatnya.

Menatap sekitar pandangan Arsha terjatuh pada laki - laki berseragam sekolah yang hendak akan masuk kedalam mobil, tidak menyia - nyiakan waktu Arsha berkari menghampiri pria itu dan memegang tangan pria tersebut, pria tersebut menatap tajam Arsha.

"Please gue minta tolong banget sama lo, dari gue lihat dari tadi cuman lo yang seumuran sama gue. Gue dari tahun 2021" ujar Arsha menatap pria itu dengan tatapan memohon.

Laki - laki tersebut menatap Arsha bingung, ia heran dengan gadis yang tiba - tiba ada dihadapannya ini.

"Gue gak peduli" ucap pria tersebut melepaskan tangan Arsha.

"Tolong bantuin gue please, gue gak tahu harus kemana. Gue tadi berangkat dari rumah mau ke Bandung kerumah nenek, tapi turun dari kereta semuanya berubah. Gue tanya sama orang katanya ini tahun 2035 dan mereka natap gue aneh. Please bantuin gue" ujar Arsha memohon pada laki - laki tersebut.

"Tolong gue please, gue gak tahu ini kehidupan apa. Gue akan menjadi babu yang baik buat lo. Tapi kasih gue makan ya" ujar Arsha bersujud.

"Gak, gue gak kenal lo" ucap pria itu.

"Apapun yang lo bilang akan gue turutin, gue akan selalu ada saat lo perintah. Kalau lo gak bantu gue, gue sumpahin pantat lo bisulan" ujar Arsha memeluk kaki pria itu yang membuat orang - orang menatap mereka.

Pria itu melihat tatapan orang yang seakan - akan dirinya penjahat menghela napas kasar, dan menatap Arsha yang memeluk kakinya.

"Merepotkan" gumam pria tersebut.

Menarik Arsha berdiri laki - laki tersebut menyeret Arsha masuk kedalam mobilnya tidak lupa memasukkan koper milik Arsha.

"Gue Arsha, nama lo siapa?" tanya Arsha menatap pria tersebut.

"Sagara"

"Btw makasi ya. Lo ganteng banget, lo manusiakan?" tanya Arsha menatap Sagara yang mendapat tatapan tajam dari Sagara.

"Hehehe, maaf ya. Gue cuman menyampaikan opini doang kok" ujar Arsha dengan cengiran lebarnya.

Keduanya tiba dirumah Sagara, rumah dengan interior elegan, terlihat seperti rumah kaca namun hanya sebagian yang terbuat dari kaca. Sagara menarik Arsha masuk kedalam rumahnya.

"Rumah lo keren banget" ujar Arsha menatap kagum interior rumah Sagara.

"Gue kasih lo waktu satu bulan dirumah gue, dan lo harus jadi pembantu dirumah ini" ujar Sagara tanpa merespon ucapan Arsha.

"Lo juga akan ikut kesekolah bareng gue, karena akan ada tugas penting buat lo" lanjut Sagara lagi.

"Sekolah? gimana caranya? gue gak punya kartu keluarga, gue gak punya akte lahir" gumam Arsha.

"Gue bisa atur lo hanya tinggal lakuin tugas lo"

"Dan gue gak yakin lo dari tahun 2021, lo pasti nipu gue dan lo pikir semudah itu?" tanya Sagara tersenyum mengejek Arsha.

"Lo sudah perempuan yang kesekian menipu gue dengan alasan klasik" lanjut Sagara.

"Jujur gue tahun 2021, gue lahir tahun 2003. Umur gue 18 tahun, gue masih kelas 12 SMA. Rencana tamat SMA mau langsung nikah tapi gak punya calon dan gak ada yang mau. Lihat tanggan ponsel gue" jawab Arsha menunjukkan ponselnya yang membuat Sagara menatap heran ponsel Arsha.

"Handphone apa yang lo pegang?" tanya Sagara menatap heran ponsel yang ada ditangan Arsha.

"Ini udah canggih kalau dijaman gue asa lo tahu, lo percaya kan gue fari 2021?" tanya Arsha yang tidak direspon oleh Sagara.

"Keluarga lo mana?" tanya Arsha.

"Gak usah banyak tanya. Cukup lakuin tugas yang gue bilang dan jangan pernah usik apapun tentang gue" ujar Sagara meninggalkan Arsha yang diam.

"Gue tanya doang, baperan amat" cibir Arsha.

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang