BAB 26

6.8K 1.1K 121
                                    

Arsha terbangun dari tidurnya, membuka mata dan mendapati Sagara yang tengah menatap dirinya. Arsha menatap Sagara dengan bibir yang di angkat ke atas.

"Apa lo liat - liat?" tanya Arsha dengan suara yang tidak bersahabat.

"Lo makin hari makin ngelunjak ya, gue itu lebih tua dari lo hargai dong. Bukannya di kasih perbaikan gizi ke gue malah di tatap mulu. Cantik ya gue?" tanya Arsha yang mendapat anggukan dari Sagara.

"Memang iya ya gue cantik? tapi kata teman gue muka gue biasa saja" ujar Arsha memegang wajahnya.

"Tapi kalau orang ganteng bilang gue cantik itu benar apa bercanda doang? kalau gue cantik kenapa gue masih jomblo? kenapa gak ada yang rekrut gue jadi artis atau mobil, kenapa gue gak punya banyak penggemar?" tanya Arsha menatap Sagara yang hanya di balas ekspresi datar oleh Sagara.

"Arsha" Sagara menatap Arsha yang masih merebahkan tubuhnya di sofa dan menatap Sagara bingung.

"Perempuan nomor absen 20, duduk di bangku pojok belakang, gigi kelinci" ujar Sagara tiba - tiba yang membuat Arsha bingung.

"Oh lagi main tebak - tebakan. Ok gue jawab dan jawabannya adalah gajah" jawab Arsha dengan senyuman.

"Eh tunggu dulu deh. Memang gajah bisa punya gigi kelinci? lahh salah gajah juga kan gak bisa duduk di bangku. Ulang - ulang deh" lanjut gadis itu lagi. Sagara menatap gadis itu dan menghela nafas kasar, dia pikir gadis itu mengerti dengan apa yang dirinya sampaikan.

"Itu lo Arsha" ucap Sagara menatap Arsha serius.

"Gadis kecil cerewet, rakus, dan suka menggosip. Gadis yang selalu membawa susu pisang ke mana pun ia pergi dan juga gadis yang di pilih oleh keluarga Sagara" lanjut Sagara yang semakin membuat Arsha kebingungan.

"Lah gak nyambung bego. Gue gak suka susu pisang" bantah Arsha.

"Salah orang kali, nomor absen gue aja di sekolah gue nomor 17. Jangan ngarang lo" lanjut Arsha lagi menatap Sagara kesal.

"Gak. Gue gak ngarang, lo Adeline, perempuan yang 11 tahun lalu jatuh ke jurang dan gak di temukan hingga sekarang. Dan gadis itu adalah lo" jawab Sagara tegas.

"Makin gila ini anak, gue Arsha nama gue Arsha wahai anak muda. Dan gue berasal dari tahun 2021, yang artinya jika di dunia gue umur kita bedah jauh maupun di dunia sekarang. Gue lahir tahun 2003, Anda paham?" ujar Arsha membantah ucapan Sagara.

"Stop membicarakan hal - hal yang pernah terjadi, gue ingat masa kecil gue bagaimana dan gue ingat keluarga siapa" ujar Arsha lagi.

"Oh ya? apa lo ingat bagaimana lo di usia 6 tahun? bagaimana dengan kehidupan masa kecil lo di usia 6 tahun?" tanya Sagara yang membuat Arsha terdiam.

"Lah? terus lo mau apa? mau gue ingat gak ingat itu bukan masalah lo" jawab Arsha menatap Sagara tajam.

"Karena itu penting bagi gue" ujar Sagara dengan suara tegasnya.

"Lo adalah Adeline, gadis yang sejak umur gue 7 tahun di jodohkan sama gue" lanjut Sagara.

"Gak jelas lo bang, efek kurang tidur nih pasti. Tidur dulu bang baru nanti cerita lagi, kalau ada masalah di bicarakan baik - baik jangan jadi pendongeng handal" ujar Arsha menatap Sagara.

"Gue gak lagi mendongeng, 11 tahun yang lalu gue sengaja dorong lo ke jurang saat acara vacation dari sekolah. Umur gue masih 7 tahun dan keluarga gue memilih lo sebagai istri gue jika gue sudah dewasa dan gue gak mau. Gue gak suka sama lo dulu karena lo itu menyebalkan dan gak punya keluarga yang menumpang di rumah gue"

"Gue mendorong lo dan gak ada yang bisa menemukan lo, gue gak tahu kalau akan seperti itu. lima tahun pencarian di lakukan namun tidak ada hasil dan memutuskan untuk tidak melakukan pencarian lagi. Gue tahu gue gak tahu ceritanya akan seperti ini" ujar Sagara menatap Arsha sendu berbeda dengan Arsha yang menatap sinis pria itu.

"Bagaimana lo bisa percaya kalau gue Adeline? gue dari tahun 2021 cuy bukan dari alam kubur" ujar Arsha kesal.

"Lo kalau mau nyeritain masa kecil suram jangan di bumbuhi drama hoax dong, udah gitu libatin gue lagi" dumel Arsha.

"Gue gak butuh alasan kenapa gue harus percaya karena itu memang benar - benar lo, orang yang gue cari dan yang gue tunggu" jawab Sagara menatap Arsha.

"Oh begitu ya, kalau misal pun gue si Adeline itu gue gak bakalan sudi sih bertemu orang kaya lo" ujar Arsha yang membuat Sagara terdiam.

"Ada ya orang sejahat lo, kalau lo gak suka dan gak mau di jodohkan tinggal bilang atau gak cari jalan keluar. Gue harap sih gue bukan Adeline itu" lanjut Arsha.

"Kenapa?" tanya Sagara.

"Sial banget hidupnya harus bertemu orang kaya lo" jawab Arsha tersenyum sinis menatap Sagara.

"Dan gue bukan Adeline, gue Arsha dan akan selamanya jadi Arsha. Oh iya, gue juga akan balik ke tempat di mana seharusnya gue berada" Arsha berdiri dan melangkahkan kakinya meninggalkan Sagara.

"Lo gak akan bisa pulang, gak ada jalan pulang karena tempat lo yang seharusnya ada di sini" jawab Sagara membuat Arsha menghentikan langkah kakinya.

"Lo akan tetap bersama gue di sini, itu bukan perintah tapi takdir" lanjut Sagara berjalan mendekat ke arah Arsha.

"Lo gak akan menemukan jalan pulang Sa karena memang benar - benar gak ada, ini tempat lo sebenarnya Arsha. Gue minta maaf" ujar Sagara menatap Arsha.

"Gue hidup 11 tahun di dunia apa? di alam goib?" tanya Arsha bingung.

"Kasih gue alasan kenapa gue harus percaya ke lo Sagara" ucap Arsha membalas tatapan Sagara.

"Oke. Gue akan menceritakan semuanya, setelah ini lo boleh marah, lo boleh pukul gue. Tapi tolong jangan tinggallin gue lagi Sa" jawab Sagara namun tidak mendapat jawaban.

"Kenapa gue harus bertahan dengan orang jahat kaya lo?" tanya Arsha yang membuat Sagara terdiam.

"Gue pikir lo cukup pintar untuk itu. Kalau pun seandainya gue Adeline, gue akan memilih pergi" jawab Arsha tersenyum miris.

"Lalu kenapa sekarang lo malah bilang jangan tinggalkan? lo sendiri yang bilang benci dan gak suka dengan Adeline. Lo mau membunuhnya untuk yang ke dua kalinya?" tanya Arsha yang di balas gelengan oleh Sagara.

"Gara gak punya niat kaya begitu, bener - bener minta maaf. Iya memang benar Gara salah, tapi tolong dengar semuanya" Sagara menatap sendu Arsha, sikap pria itu berubah yang membuat Arsha bingung menatap Sagara yang tiba - tiba.

"Lah bocah kenapa?" gumam Arsha bingung.

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang