Arsha berdiri didepan pintu yang Sagara bilang sebagai kamarnya, kata Sagara pintunya tidak memiliki kunci. Namun sudah sepuluh menit Arsha membuka pintunya bahkan menendang pintu tersebut namun tak kunjung buka. Arsha menghela napas kasar, menarik lengan bajunya keatas dan memudurkan langkahnya. Dirinya sudah bertekad akan mendobra pintu yang ada dihadapannya ini.
Menarik ancang - ancang untuk mendobrak pintu, Arsha mengumpulkan tenaganya.
"Yok bisa yok" gumam Arsha.
"HIYAKKKKK" teriak Arsha membenturkan tubuhnya kepintu namun tak juga terbuka.
"Sekali lagi, mungkin tadi kebanyakan bacot" gumam Arsha.
"HIYAKKKKKKK" teriak Arsha lagi membenturkan tubuhnya namun hasilnya nihil.
"Ini pintu punya masalah apa sih? buka lo anjing" ucap Arsha kesal menendang pintu tersebut.
"Lelah hayati" gumam Arsha mengusap lengannya.
"Lo ngapain?" tanya Sagara menatap Arsha. Sagara berjalan mendekat kearah Arsha dengan tangan yang berada dikedua kantong celananya.
"Pintu lo kemusuhan sama gue, apa mungkin karna gue burik ya? wah wajah shaming nih pintu" ucap Arsha kesal.
"Bodoh" gumam Sagara mendekat kearah pintu dan menekan tombol yang ada dipintu tersebut.
Arsha menatap cengo pintu tersebut, hanya tinggal menekan dan dirinya sampai kesakitan namun tak membuahkan hasil.
"Dari tadi bilang dong, sia - sia tenaga gue habis. Buat apa canggih kalau otak gue gak nyampe kesana" gumam Arsha memasuki ruangan yang akan menjadi kamarnya.
Arsha membuka koper miliknya dan mengeluarkan pakaiannya yang ada disana, mengambil sikat gigi yang ia bawa, dirinya memasuki kamar mandi yang ada dikamar tersebut. Arsha menatap setiap sudut kamar mandi yang ternyata sudah berisi peralatan mandi. Tidak ingin berlama - lama Arsha langsung menyikat giginya, namun saat akan membersihkan mulutnya ia tidak tahu dan tidak bisa menghidupkan air.
Dengan busa yang masih berada dimulutnya Arsha keluar dari kamarnya mencari Sagara, kamar mereka berhadap - hadapan sehingga memudahkan Arsha.
Arsha mengetok pintu Sagara, Sagara menatap Arsha yang masih dengan mulut dipenuhi busa.
"Air" ucap Arsha.
Mengela napas kesal, Sagara masuk kekamar Arsha dan menghdiupkan air dikamar mandi gadis itu. Tanpa mengucapkan apapun Sagara langsung keluar dari kamar Arsha.
"Kolot banget gue" ucap Arsha setelah membersihkan mulutnya.
"Kalau menurut perhitungan waktu, gue kan lahir tahun 2003 sekarang tahun 2035 berarti umur gue harusnya sudah 32 tahun dong" gumam Arsha.
"Sagara manggil gue harusnya bibi, tante, mama, bunda, namboru atau bu de? enaknya sih dipanggil bunda" gumam Arsha lagi.
"Bunda Arsha, bagus juga. Call me bunda or bubun" ucap Arsha lagi.
Selesai membersihkan dirinya Arsha keluar dari kamarnya dan mendapati Sagara yang sedang duduk menonton tv.
"Nak Sagara sudah makan?" tanya Arsha duduk disebelah Sagara.
"Mau bunda masakin? nak Sagara mau makan apa?" tanya Arsha lagi yang membuat Sagara mengangakat sebelah alisnya menatap Arsha bingung.
"Mulai sekarang panggil gue bunda, gue kan kelahiran 2003 dan umur gue sudah 32 tahun dong harusnya" ucap Arsha.
"Stress" gumam Sagara
"Seragam sekolah lo, besok pagi gue bangun makanan gue harus ada" ucap Sagara melemparkan tote bag berisi seragam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...