Sagara mengejar Arsha yang berjalan meninggalkannya, senyum sedari tadi tidak luntur dari wajah tampan Sagara. Berbeda dengan Arsha yang sedari tadi memasang wajah kesalnya, jika biasanya dirinya akan mengoceh tapi kali ini gadis itu tidak tahu harus mengatakan apa. Jika memang benar neneknya di tahun 2021 adalah nenek kandung Sagara 2035 maka ia harus bertemu dengan neneknya itu, ia butuh penjelasan dan ia butuh alasan.
"Arsha" panggil Sagara namun tidak mendapat respon dari gadis itu.
"Arsha" panggil Sagara lagi.
"Kenapa?" tanya Arsha menatap Sagara bingung.
"Pulang" Sagara menarik tangan gadis itu dan membawanya ke tempat di mana ia memarkirkan mobil miliknya.
Arsha hanya diam dan tidak membantah ucapan Sagara, rasanya semakin hari semakin banyak kejadian baik hari ini maupun di masa lalu yang ia tidak ketahui. Sedari tadi Arsha hanya diam dan memilih menatap jalanan dari kaca mobil milik Sagara.
"Kenapa?" tanya Arsha tiba - tiba tanpa melihat Sagara.
"Kenapa harus gue? selama ini gue hidup baik - baik saja dan kenapa sekarang semuanya beda?" lanjut Arsha.
"Semuanya baik - baik saja Arsha, ini tempat lo dan memang seharusnya begini" jawab Sagara menatap Arsha.
"Minggu depan nenek akan pulang. Mau ketemu nenek?" tanya Sagara yang di balas anggukan oleh Arsha.
"Kenapa harus 2035?" tanya Arsha mengalihkan tatapannya menatap Sagara.
"Karena gue buat kesalahan fatal mungkin cepat atau lambat lo akan tahu" jawab Sagara.
"Langsung mandi dan temui gue di kamar. Bawa buku fisika" ujar Sagara memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya meninggalkan Arsha yang masih terdiam.
"Ck belajar mulu. Stres iya pintar kagak" gerutu Arsha menyusul Sagara yang sudah dulu masuk ke dalam rumah.
Memasuki kamarnya Arsha langsung melaksanakan perintah Sagara. Mandi kemudian mengganti bajunya dan pergi ke kamar Sagara tidak lupa membawa buku fisika miliknya.
"Sagara bukan pintunya sayang, bunda mau masuk" ujar Arsha mengetuk pintu Sagara.
"Masuk" Sagara membuka pintu kamarnya dan menyuruh gadis itu masuk. Saat belajar Sagara akan sangat berbeda, pria itu cenderung lebih dingin dan serius. Paling anti melihat manusia lemot dan bodoh seperti Arsha. Namun sejauh ini Sagara selalu sabar mengajari Arsha dan selalu bisa menahan emosi. Biasanya pria itu akan marah - marah atau bahkan tidak mau mengajari orang bodoh. Korbannya adalah Lintang. Pria itu memang tidak bodoh tetapi tidak lebih pintar dari Sagara, sehingga Sagara sering mengajari pria itu dan berujung selalu mendapat amarah dari Sagara.
"Oke kawan belajar apa kita?" tanya Arsha yang langsung duduk di bangku belajar milik Sagara.
"Buka tugas yang disuruh di kerjakan" ujar Sagara melipat kedua tangannya melihat tingkah Arsha.
"Tugas? tugas yang mana? memang kita punya tugas?" tanya Arsha beruntun yang membuat Sagara menghela napas kasar.
"Bodoh" Sagara merampas buku yang ada di tangan Arsha dan membuka buku tersebut.
"Lo tahu apa itu pengertian fisika?" tanya Sagara yang mendapat gelengan dari Arsha.
"Lo tahu tujuan dari belajar fisika?" tanya Sagara yang mendapat anggukan dari Arsha.
"Supaya kita bisa kecepatan buah apel yang jatuh, terus menghitung laju mobil, pesawat, becak, kereta api, kapal laut" jawab Arsha semangat.
"Kesimpulannya?" tanya Sagara yang mendapat cengiran lebar dari Arsha, tentu saja gadis itu tidak tahu.
"Materi yang paling kamu pahami di fisika apa?" tanya Sagara yang di balas gelengan tanda tidak tahu dari Arsha.
"Baca paragraf pertama" ujar Sagara memberikan buku miliknya.
"Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika biasanya di bagi menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet dan topik - topik seperti relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika nuklir, partikel elementer dan astrofisika" Arsha membacakan paragraf yang Sagara maksud.
"Paham?" tanya Sagara yang tetap saja di balas gelengan oleh Arsha.
"Mari buat perjanjian" ujar Sagara serius.
"Kalau lo bisa masuk lima besar kita kembali 2021" ujar Sagara serius.
"Lo masih punya waktu 4 bulan untuk ujian akhir semester. Bagaimana?" lanjut Sagara.
"Gue terima dan kalau gue bisa lo harus tepatin janji lo" jawab Sagara menjabat tangan Sagara.
Arsha tersenyum lebar dan membuka buku yang ada di tangannya dengan semangat, bagaimanapun 2035 tapi orang - orang yang ia cintai ada di 2021, ia mencintai keluarganya lebih dari apapun. Sagara tersenyum tipis melihat Arsha, melihat Arsha belajar serius sepertinya lebih menarik dari mengerjakan tugas fisika.
"Arsha" panggil Sagara menatap gadis itu.
"Nenek Ainun adalah nenek kandung gue dan benar dia adalah nenek lo di tahun 2035, dan lo selama ini pernah gak bertanya kenapa dia selalu menekan lo dan melakukan segala pelatihan untuk lo?" tanya Sagara yang mendapat gelengan dari Arsha.
"Ternyata dia gak ngasih tahu. Ini alasannya Arsha, karena dia kenapa lo bisa berada di tahun 2035" ujar Sagara,.
"Ha?" tanya Arsha bingung.
"Kalau lo udah tahu semuanya jangan pergi ya. Gue janji kalau lo bisa masuk 5 besar kita akan kembali ke tahun 2035" jawab Sagara yang di angguki oleh Arsha.
"Tenang aja, selagi masih ada makanan dan duit gue gak akan pergi kok" jawab Arsha tersenyum lebar.
"Ayo pacaran" ucap Sagara tiba - tiba yang membuat Arsha kaget.
"Jangan main - main, tiba - tiba ngajak pacaran udah kaya mau berak aja tiba - tiba" dumel Arsha.
"Gue kasih black card, tapi ayo pacaran" ujar Sagara mengeluarkan black card miliknya.
"Yaudah ayo. Oke mulai sekarang kita pacaran, fix kita pacaran" dengan sigap Arsha mengambil black card dari tangan Sagara dan langsung mencium black card tersebut.
"Pacaran aja udah dapat yang hitam - hitam tapi isinya menjanjikan apalagi kalau nikah ya" batin Arsha kesenangan dengan kartu yang ia pegang.
Sama dengan Arsha, Sagara tersenyum lebar menatap Arsha. Arsha mau pacaran dengannya walaupun harus di sogok dengan black card. Apa pun yang terjadi ke depannya setidaknya ia sudah memiliki ikatan dan hubungan dengan Arsha. Arsha miliknya sekarang dan dari awal harusnya memang miliknya.
"Gak ada kata putus, pokoknya kalau marahan atau berantam gak boleh putus. Pokoknya gak ada kata putus" ujar Sagara yang di angguki oleh Arsha. Black card mengubah segalanya.
Sagara mengantar Arsha ke kamar gadis itu, menuntun gadis itu yang sudah sangat mengantuk untuk berbaring di ranjang. Melihat Arsha yang sudah tertidur lelap Sagara keluar dari kamar Arsha.
"Halo"
"Iya dia mau menerima perjanjian, Sagara percaya dia bisa tapi Sagara gak yakin kalau dia bisa menerima kenyataan yang sebenarnya" ucap Sagara kepada seseorang yang sedang bertelepon dengannya.
"Sagara gak mau kehilangan Arsha lagi, Sagara harap gak akan ada penyesalan dengan semua yang sudah Sagara lakukan termasuk mengikuti yang nenek bilang. Sagara sudah sejauh ini dan sudah menemukan yang Sagara mau" lanjut Sagara lalu mematikan panggilan tersebut.
Sebentar lagi, hanya untuk menunggu satu minggu Arsha akan mengetahui semuanya. Arsha yang akan seperti biasa bersikap bodo amat atau Arsha yang akan kecewa, Sagara takut untuk kemungkinan yang ke dua. Iya takut karena selama ini Arsha hidup dalam kebohongan, ia takut Arsha kecewa.
Haloooo
author update lebih cepat dari jam biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...