Selesai dengan makanannya Arsha tidak masuk lagi ke kelas dan tidak mengikuti pelajaran. Dirinya memutuskan untuk membolos dan mencari rumah sewa untuk tempat tinggalnya. Jujur saja ia takut kembali ke sekolah, dia tidak mau menjadi sasaran bully. Sekuat apa pun dirinya melawan semua siswi Celeron High School tentu saja dirinya akan kalah.
Arsha menatap orang - orang yang berlalu lalang di jalanan, ia sudah berjalan 30 menit tapi tidak menemukan satupun rumah sewa ataupun kontrakan. Apakah memang di tahun 2035 tidak ada kontrakan atau dia yang kurang teliti mencari.
"Kemana...kemana akan kucari lagi" Arsha mengacak rambutnya frustasi.
Arsha melangkahkan kakinya kembali, matanya tidak berhenti melihat bangunan yang ia lewati. Berharap menemukan kontrakan atau semacamnya.
"Nah ini dia yang gue cari" Arsha tersenyum menatap bangunan dengan tulisan kosan putra-putri. Arsha memasuki pekarangan rumah tersebut dan disambut oleh pemilik kosan.
Arsha menyampaikan tujuannya dan pemilik kos dengan sigap memberitahu rincian kosan tersebut, Arsha juga di ajak berkeliling dan melihat - lihat kosan tersebut.
"Kalau begitu untuk pastinya saya kapan saya akan ngekos akan saya kabari. Terima kasih bu" Arsha membungkukkan badannya tidak lupa dengan senyumannya.
"Tempat tinggal sudah, tinggal cari teman pendamping" gumam Arsha.
"Mau cari berondong tapi gue gak punya duit buat kasih makan"
"Pulang aja deh"
Arsha memilih pulang dengan berjalan kaki ke rumah Sagara, biar bagaimanapun barang - barangnya masih ada di rumah Sagara. Dia tidak mau rugi, koper yang dia bawa dari tahun 2021 masih berada di rumah Sagara. Mau tidak mau dirinya harus tetap ke rumah Sagara.
Jam enam sore Arsha sampai di rumah Sagara, penampilan gadis itu sangat kucel dan berantakan, Arsha menyeret tas miliknya memasuki rumah Sagara.
"Kenapa harus Arsha?"
Arsha menghentikan langkahnya tepat didepan pintu mendengar kalimat tersebut. Penasaran dengan arah pembicaraan tersebut Arsha menghimpit tubuhnya ke tembok.
"Gue kenapa nih, perasaan gue gak melakukan hal kriminal" gumam Arsha.
"Kenapa?" tanya Sagara lagi.
"Eh tapi kan yang tanya itu suara cewe, kira - kira itu siapa ya?" gumam Arsha lagi tanpa mengubah posisinya.
"Gue kenal dan dekat sama kamu udah lama, sedangkan Arsha dia baru dan kamu gak kenal dia. Kenapa Arsha?" tanya perempuan tersebut bertanya kembali.
"Karena dia bisa gue peralat, dia bisa jadi tameng gue. Dia bisa jadi alat yang berguna buat gue" jawab Sagara.
"Jadi lo gak beneran suka sama dia? itu semua cuman rencana lo?" perempuan tersebut bertanya kembali.
"Menurut lo? manusia tolol dan gak berguna kaya dia buat gue? lo tahu budak kan? tanya Sagara tersenyum remeh.
Arsha yang mendengar itu pun tersenyum miris, dari awal memang ia sadar dan sangat sadar kalau Sagara hanya memanfaatkannya. Dia yang memaksa Sagara untuk membawanya pulang dan semua salahnya.
"Tapi kok sakit ya, gue merasa manusia paling tolol. Kalau dia gak suka lebih baik dia ngusir gue" gumam Arsha tersenyum miris.
"Bagaimana pun caranya gue harus kembali, gue gak mau tinggal di tempat yang gak menghargai gue"
Arsha memasuki kamarnya, menghela napas kasar Arsha memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya. Selesai dengan ritual mandinya Arsha membuka handphone yang ia bawa dari tahun 2021. Ia tersenyum kecut menatap galerinya yang berisi photo dirinya dan teman - temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...