BAB 46

4.6K 605 154
                                    

Sagara menatap Arsha yang serius mengobati hasil dari tonjokannya yang begitu kuat, bagaimana tidak gadis itu menonjok Sagara hingga pria itu mengeluarkan darah dari hidungnya. Sagara sudah lupa kapan terakhir ia merasa sesenang itu, bahkan ia tidak pernah tersenyum selama ini. Gadis yang ada di hadapannya ini mampu meruntuhkan tembok yang buat se kokoh mungkin. Perempuan yang ia tunggu belasan tahun lamanya dalam sekejap membuatnya tak berkutik, ia tidak secantik wanita di luaran sana tapi ia punya daya tarik yang tidak semua wanita punya. Dan daya tarik itu mampu membuat Sagara tunduk.

"Jadi yang gue lihat kemarin itu apa? dua anjing sedang beradu skill?" tanya Arsha menyudahi mengobati Sagara.

"Atau dua babi sedang silaturahmi?" tanya Arsha lagi.

"Mungkin" jawab Sagara tenang yang membuat Arsha berdecak kesal.

"Iya itu memang Sagara, tapi bukan Sagara yang ini" tunjuk Sagara pada dirinya sendiri.

"Itu Sagara Yatno, tunangannya Rasha. Bukan Sagara yang ada di hadapan kamu sekarang. Kata Cheri mata lo udah minus satu jadi gue cukup maklum jika lo salah paham. Tapi seharusnya lo cukup peka jika ada seseorang di belakang lo saat itu" jelas Sagara. Arsha salah paham, gadis itu salah lihat dan menciptakan sudut pandang yang salah. Pria yang ia lihat memang benar bernama Sagara tapi bukan Sagara yang ada di hadapannya melainkan Sagara Yatno, orang yang sangat berbeda jauh baik dari segi visual maupun kepribadian. Dan Arsha sangat -sangat malu.

"Seharusnya kamu cukup peka jika Sagara milik Arsha berada di belakang, melihat bagaimana Arsha cemburu hingga menepuk dadanya dan mengomel ah tidak, lebih tepatnya memaki Sagara Nevada" lanjut Sagara tersenyum melihat wajah Arsha yang sudah memerah karena kebodohan dirinya.

"Ah bacot, kalau lo ada di belakang gue kenapa lo gak ngajak gue ngomong dan malah diam kaya tai" kesal Arsha.

"Wajah kesalmu lebih menarik untuk di lihat daripada mengajakmu berbicara" jawab Sagara yang semakin membuat Arsha kesal dan melempar handuk kecil yang sedari tadi iap pegang ke wajah Sagara.

"Tapi itu artinya kamu menyukai Sagara Nevada, kamu menginginkan pria itu menjadi milikmu. Kamu tidak rela melihat pria itu milik orang lain" ujar Sagara dengan kalimat formalnya, hampir saja melupakan jika Sagara seorang yang pintar dan tentu saja pria itu cukup baik dalam bertutur kata.

"Artinya kamu menerima pria itu jadi pendampingmu bukan?" tanya Sagara mendekatkan wajahnya pada Arsha. Sedangkan Arsha mematung dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Jangan cemas, bibir Sagara tidak serakus itu. Hanya rakus untuk bibir Arsha aja kok" bisiki pria itu mencium daun telinga Arsha.

"Percuma dong over thinking gue" gumam Arsha cemberut.

"Untuk apa menghabiskan waktu untuk menunggu selama 11 tahun jika akhirnya memilih wanita lain? Menunggu 11 tahun untuk hari ini bukanlah sesuatu yang mudah Arsha, dan Sagara tidak sebajingan dan sebodoh yang ada dalam otak bodohmu Arsha" ucap Sagara mengacak gemas rambut Arsha.

"Jadi?" tanya Arsha menatap Sagara bingung.

"Jadi Arsha akan tetap tinggal di rumah ini, tidak ada kata batal dan pertunangan akan tetap ada dan berakhir jika kita menikah" ujar Sagara dengan tegas.

"Buset itu otak isinya nikah mulu" gerutu Arsha.

Berbeda dengan suasana di lantai bawah, tepatnya tempat awal saat Arsha dan semuanya berkumpul. Senyuman sedari tadi tidak luntur dari mama Ranti dan juga mama Risma. Kenyataan Arsha kembali membuat semuanya bahagia dan kenyataan Sagara tidak pernah bertunangan dengan Rasha semakin membuat Ranti merasa bahagia.

"Risma, terima kasih untuk kerja kerasmu. Menyebutmu seorang mama oleh Arsha membuatku cukup senang. Kamu merawatnya dengan sangat baik" ucap Ranti yang diangguki oleh Ranti. Nyatanya Ranti dan Ratno dulunya adalah karyawan dari nenek Ainun dan di percaya merawat Arsha. Nenek Ainun menyembunyikan fakta jika Arsha masih hidup sama seperti yang di jelaskan dalam koma Arsha, semuanya untuk keselamatan gadis itu. Ratno dulunya adalah dosen tak tetap di universitas milik Ainun company dan diangkat menjadi dosen tetap sebagai salah satu cara untuk tetap membuat Arsha tetap hidup berkebutuhan. Semuanya sudah di atur oleh nenek Ainun.

"Arsha tumbuh dengan sangat baik, hanya saja gadis itu sedikit usil kepada abangnya" ujar Risma, mengingat betapa seringnya Arsha menjahili Keenan, tapi meskipun begitu mereka adalah saudara yang saling menyayangi.

"Oh iya, Arsha paling benci sendiri dan Arsha paling benci kesunyian" ucap Risma.

"Anak itu sangat penakut. Apa itu ada kejadiannya dengan kejadian 11 tahun lalu?" lanjut Risma bertanya.

"Mungkin, meskipun dia tidak ingat tapi perasaan takut itu pasti selalu ada" jawab Ranti.

"Lalu bagaimana dengan perjodohan dengan Sagara?" tanya Ratno yang membuat semua tatapan mengarah padanya.

"Tentu saja akan tetap lanjut, ini adalah kesepakatan dua keluarga besar sejak dulu. Dan akan menjadi kabar yang paling bahagia. Sagara saja yang sangat bodoh, otak anak itu terlalu penuh dengan rumus - rumus jadi agak aneh" ucap Ranti sang mama, bukannya tidak senang Sagara orang yang pintar dan rajin belajar tanpa disuruh.

Tapi Sagara terlalu ambisius dan terlalu memaksakan semuanya, jika anak muda lainnya menghabiskan waktu begadang untuk nongkrong atau main - main ataupun menonton. Maka berbeda dengan Sagara yang begadang untuk mengerjakan soal - soal kimia dan yang lainnya, membaca buku yang katanya buku terlaris kategori sains. Membuat mamanya pusing menghadapi anak itu.

"Arsha" panggil Sagara, berbeda dengan Arsha yang sibuk menatap kamar yang akan menjadi miliknya.

"Ya?" tanya Arsha tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Apakah tembok itu lebih menarik dari wajah tampanku?" tanya Sagara yang duduk di atas kasur menatap wajah serius Arsha.

"Tipe orang yang sangat narsis" batin Arsha mendengar ucapan Sagara dan mengalihkan tatapannya pada Sagara.

"Sagara dalam mimpi sangat bodoh, ah kenapa gue sebodoh itu. Menolak mu di awal, lalu membiarkanmu berduaan dengan Lintang" gerutu Sagara mengingat saat bagaimana ia memperlakukan Arsha dalam mimpinya yang berkelanjutan.

"Memang bodoh, otak lo kan isinya rumus semua" cibir Arsha sembari merebahkan tubuhnya di kasur, di samping Sagara.

"Tapi sekarang yang ada di otak Sagara udah bertambah yang baru dan menguasai semua otak Sagara" ungkap pria itu, ikut merebahkan tubuhnya sama seperti Arsha.

"Dan itu adalah Arsha" ujar pria itu menoleh dan tersenyum menatap Arsha.

"Sangat cantik" gumam Sagara.

"Jika ada kehidupan abadi, akan sangat beruntung. Akan sangat baik jika bisa melihatmu bahagia, tertawa, dan menangis bersamaku" ujar Sagara memeluk Arsha.

"Arsha, tolong katakan ini bukan mimpi lagi. Jika pun ini mimpi, ayo berjanji untuk tidak terbangun dari mimpi ini. Rasanya lebih menyenangkan hidup seperti ini" ujar Sagara tersenyum mengeratkan pelukannya pada Arsha yang di balas oleh Arsha.

"Ini bukan mimpi, Arsha dan Sagara sudah terbangun dari mimpi panjang dan akan hidup dalam dunia nyata. Ayo berjanji untuk hidup lebih lama lagi, mencintai dan di cintai ini sangat menyenangkan" jawab Arsha tersenyum.

Memang benar, jika dia adalah jodohmu mau kamu jungkir balik atau mau kamu mencari yang sempurna. Jika dia jodohmu sejauh apa pun pasti akan ada celah untuk bisa bertemu dengannya. Hanya menunggu dan berusaha yang perlu kamu lakukan, mencari yang baik dari yang baik bukanlah masalah. Tetapi ingat jalan pulang jangan sampai tersesat.




TAMAT.






Apakah kamu butuh extra chapter? komen ya jika butuh. Jika tidak mungkin ini adalah pertemuan terakhir Anda dengan Arsha dan Sagara.

Akhirnya Tamat cukkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Mau cerita baru tidak? genre komedi, saya tahu kalian semua stress dan wattpad menjadi tempat healing kalian. Dan saya mencoba membantu.

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang