"Belum pergi sehari udah di suruh pulang lagi. Kenapa sih lo rese banget" dumel Arsha menatap Sagara yang menarik tangannya. Dirinya tadi sudah berhasil kabur dari Sagara namun pria itu malah mengejarnya dan memegang tangannya.
"Lo sama gue itu udah gak ada hubungan apa - apa, satu bulan berakhir gue jadi babu lo. Dan gue berhak dong pergi kemana aja" celoteh Arsha namun tidak mendapat respon dari Sagara, pria itu hanya menatap lurus ke depan sembari menggenggam tangan Arsha.
"Gue tuh heran, apa sih yang ada di dalam pikiran lo? kadang marah - marah, kadang hina gue, kadang baik. kadang manja kaya bayi babi" lanjut gadis itu lagi menyuarakan kekesalannya. Sagara menghentikan langkahnya dan menatap Arsha yang masih menggerutu.
"Arsha" menghela napas kasar Sagara menatap Arsha.
"Lo berhak marah - marah sama gue, lo bisa mukul gue sampai lo puas. Tapi jangan tinggalin gue" ujar Sagara menatap Arsha yang di balas tatapan sinis oleh gadis itu.
"Enak banget itu mulut kalau ngomong, gue tinggal sama lu? gak bisa say, gak kuat gue denger omongan pedas lo" jawab gadis itu membuang muka.
"Rencana lo selanjutnya apa? mau jual gue ke pasar pagi? atau mau jual gue ke tukang es krim? gak bakalan laku jadi nyerah aja deh" lanjut gadis itu.
Sagara memejamkan matanya mendengar jawaban dari gadis itu, mencoba meredakan amarahnya Sagara mengelus rambut Arsha dan tersenyum menatap gadis itu.
"Setuju atau tidak lo harus tetap bersama gue. Karena itu takdir bukan sebuah kebetulan" jawab Sagara menarik tangan Arsha dan melanjutkan langkahnya.
"Bacot sekali kau anak muda, masih bocah udah main kata takdir aja. Sekolah dulu lo yang benar baru takdir - takdiran, anak muda sekarang makin ngelunjak" dumel Arsha mendengar jawaban dari Sagara.
"Balik lagi ya Sa" ucap Sagara memandang Arsha penuh harap.
"Lo bebas makan apa aja dan biaya hidup gratis dan juga uang jajan" lanjut Sagara yang mendapat respon dari Arsha.
"Oke deal, biaya hidup gratis sebelum gue mencari jalan pulang ke tahun 2021" jawab gadis itu yang di angguki oleh Sagara.
"Gak ada kata kembali Sa" gumam Sagara yang hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.
Memasuki rumah milik Sagara ke duanya di sambut ke tiga sahabat Sagara, Lintang yang menatap Arsha dengan senyuman mengejek dan Dean dan Randy yang tersenyum hangat menyambut Arsha.
"Gak seru drama rumah tangganya. Harusnya Sasa kaburnya ke tempat jauh terus Gara gak tahu, terus Gara cari Sasa namun gak ketemu juga. Lalu 10 tahun kemudian Sasa muncul dengan suami dan keluarga baru" ujar Lintang yang mendapat tatapan tajam dari Sagara.
"Belum juga kabur 24 jam udah ketangkap aja, strategi lo kurang bagus Sa" ujar Lintang menepuk bahu Arsha.
"Pindah ke rumah gue aja Sa, jadi istri gue udah paling mantep dah. Tapi tiap hari harus nganu" lanjut Lintang yang kali ini mendapat lemparan bantal dari Sagara.
"Pulang sana" ujar Sagara menatap Lintang kesal.
"Makanya gengsinya di turunin dikit, giliran pergi di cariin sampai mau gila. Giliran ada cuek - cuek kadal" sindir Lintang namun mendapat respon santai dari Sagara seolah kalimat itu bukan untuk dirinya.
"Mending sama om gue aja si Sa lebih menjanjikan, dia masih muda kok belum pernah nikah cuman ya gitu gue manggil om.Tapi orangnya terutup dan kalau ngomong tajam banget kesel gue" ujar Randy menaik - turunkan alisnya menatap Arsha.
"Bayar berapa lo?" tanya Arsha, dirinya mengerti dengan arti tatapan Randy. Arsha mengerti jika Randy meminta jasanya untuk mencari informasi tentang omnya itu.
"Gampanglah, lo dapat photo aib atau photo jamet dia uang gue kasih. Gue dendam sama dia, sok banget anjir" jawab Randy mengungkapkan kekesalannya.
"Dia itu paling senang kalau gue nangis ataupun lagi di omelin keluarga besar" curhat Randy.
"Aman sih bebs yang penting uang komisi lancar jaya" jawab Arsha santai.
"Tadi lo berdua kan gak sekolah ada tugas fisika seperti biasa lo berdua satu kelompok. Jangan lupa tenggatnya lusa. Gue sama Randy mau balik" ujar Lintang.
"Yaelah cuk udah tugas aja, kapan nih gue dapat mangsa kalau nugas mulu. Ran coba lo demo gurunya terus teriakkan bebas tugas hingga tamat" jawab Arsha yang mendapat pukulan dari Lintang.
"Dasar nenek moyang bodoh, belajar yang rajin jangan halu mulu gak bakal kesampean" ujar Lintang yang mendapat cibiran dari Arsha.
"Udah ah tadi gue mau pulang, ngebacot sama Sasa sampai bumi kotak kagak bakalan selesai. Pamit gue sama yang lain" jawab Lintang meninggalkan rumah Sagara di ikuti Randy dan juga Dean.
"Barang - barang lo udah ada di kamar gak usah balik lagi ke ke tempat yang kamu sewa kemarin" ujar Sagara meninggalkan Arsha yang rebahan di sofa milik Sagara.
Arsha menatap langit - langit rumah Sagara, pagi sebelum ia membeli makan ia usdah mengunjungi stasiun kereta yang membawanya hingga kesini namun tetap aja ia tidak menemukan jalan keluar.
"Cape banget kagak ada hasil" gumam Arsha. Berbeda dengan Sagara yang duduk di bangku yang ada di kamarnya.
"Maaf untuk yang ini Sa" gumam Sagara.
"Gue yang dari awal gak memahami semuanya" gumam Sagara lagi.
Sagara bangkit dari kurisnya dan ke luar dari kamarnya, ia mendapati Arsha yang masih berada di sofa depan tv yang sedang tertidur pulas. Sagara mendekat ke arah Arsha dan menatap gadis itu dari arah dekat.
"Tetap sama" Sagara mengulas senyumnya menatap Arsha yang tertidur.
"Tapi kenapa dia memiliki nama yang berbeda?" tanya Sagara pada dirinya sendiri sembari mengelus rambut Arsha.
"HOAMMMMM"
"Ada Sagara berarti gue masih di tahun 2035, lanjut tidur lagi aja deh" Arsha terbangun dan menatap Sagara sebentar lalu kembali tidur. Sagara tersenyum menatap kelakuan Arsha.
"Gue pastikan ini yang terakhir kalinya" gumam Sagara sembari mengelus rambut gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...