BAB 45

3.2K 500 36
                                    

Arsha menatap kagum interior rumah yang ia masuki, rumah yang sangat mewah dan juga sangat elegan. Gadis itu tidak berhenti bergumam kagum sejak memasuki rumah tersebut. Ia tidak tahu rumah siapa yang ia kunjungi sekarang, yang ia tahu bahwa mama dan ayahnya mengatakan akan berkunjung ke rumah sahabat orang tua kandungnya.

"Halo selamat datang, silah kan duduk" ujar wanita paruh baya, mungkin seumur dengan Risma sang mama.

"Ah, terima kasih" jawab sang mama.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh pemilik rumah, kesan pertama Arsha saat melihat wanita yang menyambut mereka berbanding terbalik dengan yang ia lihat sekarang. Arsha pikir wanita tersebut tipe perempuan yang judes dan julid, namun nyatanya sangat ramah.

"Kamu yang namanya Arsha?" tanya wanita tersebut kepada Arsha dengan senyuman manisnya, yang di jawab anggukan oleh Arsha.

"Wah, kamu tumbuh jadi gadis yang cantik" ujar wanita itu memeluk Arsha yang di balas canggung oleh Arsha.

"Makasih tante. Tante orang pertama yang bilang Arsha cantik lima tahun terakhir" jawab Arsha dengan cengiran khas miliknya, namun berbeda dengan Keenan yang menatap horor Arsha. Dari rumah sudah diingatkan agar gadis itu menjaga mulutnya saat berbicara.

"Maaf bang, adek lupa. Hehehe" ucap Arsha dengan suara yang di keraskan yang membuat Keenan semakin melototkan matanya. Dalam batin Keenan memaki Arsha dan memilih hukuman yang cocok untuk Arsha.

"Panggil mama saja, mama Ranti. Mama sahabatnya mama kamu" ujar wanita yang tidak lain adalah orang tua kandung Sagara.

"Sahabatnya mama Risma? mama ternyata selama ini diam - diam menghanyutkan, sirkel mama gak main - main. Arsha kira mama cuman berteman sama ibu - ibu komplek, yang kalau ngumpul bahas film suara hati istri" ucap Arsha yang membuat sang abang memberi kode ancaman dan sang mama hanya tersenyum kikuk menatap Ranti.

"Hahaha, bukan mama Risma sayang. Tapi mama kandung kamu" ujar mama Ranti yang membuat suasana hening seketika dan semua mata menatap Arsha.

"Oh" jawab Arsha singkat, ia tidak berminat memperpanjang topik.

"Mama tahu kamu udah pasti sangat tahu kebenarannya kan?" tanya Ranti yang diangguki Arsha.

"Dan kamu mau kan kembali bersama kami? kamu tahu Arsha, 11 tahun kami menunggu Arsha. Kami semua tahu memang semua kesalahan kami dan izinkan kami memulai dari awal dan melindungi Arsha, mama dan yang lainnya mau Arsha berada di tempat yang seharusnya" pinta sang mama yang membuat Arsha terdiam sejenak.

"Jujur aja sih selama ini Arsha mendapatkan kasih sayang dan cinta, Arsha gak pernah kekurangan. Arsha merasa selama ini Arsha berada di tempat yang tepat kok. Mama Ranti mau memulai dari mana? Arsha pikir gak ada lagi memulai dari awal karena Arsha udah dewasa" jawab Arsha menaikkan sebelas alisnya menatap Ranti.

"Ada atau tidaknya orang tua kandung Arsha bukanlah masalah yang besar karena Arsha punya ayah Ratno dan mama Risma. Arsha juga punya abang dan adek, jadi gak ada yang kurang. Dan Arsha udah tahu kalau memang orang tua kandung Arsha adalah orang kaya dan jujur saja Arsha senang mendengarnya dan juga sedih di saat yang bersamaan" jelas Arsha menatap kosong ke depan.

"Karena sejak dari kecil Arsha incaran musuh keluarga yang katanya keluarga kaya raya itu" lanjut Arsha tersenyum miris.

"Arsha!" tegur sang ayah, ia tidak menyangka Arsha akan berbicara sejauh itu dan mengetahui fakat sejauh itu.

"Ayah serius amat, selo aja ya. Arsha lagi ngomong yah bukan lagi percobaan bunuh diri" jawab Arsha santai.

"Tapi karena kata ayah sama mama, Arsha akan kembali ke keluarga kandung Arsha dan tidak ada penolakan. Yaudah Arsha gak ada pilihan lain" lanjut Arsha tenang yang di respon senyuman oleh Ranti dan juga yang ada di ruangan itu. Ayah Ratno dan mama Risma menghela nafas lega, mereka takut jika Arsha menolak dan memilih memberontak dan membuat semuanya menjadi kacau.

"Terima kasih sayang, kita janji tidak akan mengekang Arsha. Arsha bebas berkunjung ke rumah ayah Ratno dan Arsha bebas kapan pun mau ke sana. Kita semua sayang Arsha" ujar Ranti memeluk Arsha.

"Oh iya kak Arsha kan akan tinggal di sini, kata abang Keenan gak usah pindahin barang - barang kakak yang di rumah. Kata bang Keenan biarin aja kan kak Arsha bakal sering ke rumah juga, dan kak Arsha kan sekarang udah jadi orang kaya bisa beli barang baru" ujar Cheri yang membuat semua yang ada di sana tertawa, berbeda dengan Keenan yang menahan malu. Sejak memasuki rumah kedua adiknya itu selalu saja membuat dirinya malu dan marah.

"Untung sayang" gumam Keenan mencoba meredakan rasa malunya.

"Ada yang lihat gelang Sagara?" ujar Sagara sambil berjalan menuruni tangga tanpa melihat ke depan. Pria itu fokus menatap ke bawah, mencari gelangnya yang hilang.

"Sagara!" tegur sang papa dengan suara tegasnya, membuat suasana hening.

Arsha yang kaget melihat keberadaan Sagara, seketika otak gadis itu bekerja dan yang di depannya merupakan kedua orang tua kandung Sagara. Saat ini dia berada di rumah Sagara, dan akan tinggal di rumah Sagara. Arsha melototkan matanya mengetahui fakta yang terakhir. Dengan spontan Arsha menutup bibirnya.

"Gue akan tinggal seatap dengan laki - laki bibir bebek, hap sana hap sini" gumam Arsha menggeleng - gelengkan kepalanya memikirkan pernyataan tersebut. Berbeda dengan Sagara yang tersenyum manis melihat Arsha. Dengan senyumannya Sagara berjalan mendekati Arsha.

"Arsha" ujar Arsha senang.

"Siapa ya kak? kita pernah saling kenal?" tanya Arsha menatap Sagara sinis. Berbanding terbalik dengan Sagara yang bingung dengan ucapan Arsha.

"Mata lo gak usah sok bingung gitu ya monyet prindapan. Udalah Arsha batal gak jadi tinggal di sini, balik aja yuk ma. Arsha gak mau tinggal sama cowo bibir bebek" ujar Arsha kesal.

"Sagara!" ujar sang ayah menatap tajam Sagara, tatapan sang ayah cukup mewakili pertanyaan apa yang pria itu sudah lakukan.Sagara mengubah ekspresi wajahnya kembali tersenyum manis menatap Arsha dan juga sang mama.

"Sagara tarik ucapan Sagara, pertunangan Sagara dan Arsha memang udah berakhir dan akan lanjut ke pernikahan. Secepatnya" jawab Sagara menatap Arsha dan dibalas tatapan horor oleh kedua orang tua Sagara dan juga Arsha.

"Maksud kamu apa Sagara? jangan macam - macam kamu, berhenti membuat masalah dengan ulah kamu" tegur sang ayah namun seolah tak di dengar oleh pria itu.

"Dasar laki - laki bibir bebek, lo kira gue mau? oh tentu tidak man! Arsha mau pulang. Pokoknya Arsha gak mau tinggal di rumah ini. Arsha mau pulang!" ujar Arsha kesal dan menekankan setiap kata pulang. Dia tidak mau berurusan dengan pria yang ada di hadapannya ini.

Arsha cukup sadar untuk semuanya, Sagara yang ia temui dalam komanya berbeda dengan yang ia temui di kehidupan nyata. Semuanya cukup mematahkan harapan dan apa yang ia pikirkan, Sagara dalam kehidupan nyata sepertinya tidak memiliki sifat yang sama.

"Arsha" panggil Sagara dengan suara seraknya.

"Berhenti berpikir kalau Sagara yang kamu temui saat koma adalah Sagara yang sama dengan yang ada di hadapan kamu sekarang."

"Sagara yang kamu temui dalam koma adalah pria pecundang yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya." jelas Sagara menatap Arsha intens.

"Ya memang berbeda, sangat berbeda. Karena Sagara yang nyata adalah monyet prindapan, dengan bibir bebek. Hap sana hap sini. Sagara yang nyata adalah monyet rakus yang comot sana comot sini, Sagara yang nyata mirip anjing yang suka makan tai" ujar Arsha dengan kekesalannya dan menatap tajam Sagara. Namun ekspresi Sagara membuat Arsha bingung, pria itu malah semakin tersenyum manis dan mengacak rambut Arsha.

"Hahahaha dan sedangkan Arsha tetap orang yang sama baik dalam mimpi maupun nyata. Dan gue suka itu" ucap pria itu.

"Lain kali lihat dengan jelas yang sayang. Kasihan kamu marah - marah dan cemburu gak jelas" ujar Sagara mengacak rambut Arsha lagi.

"Oh iya pa, memang iya Sagara dan Rasha tunangan? siapa yang bilang?" tanya Sagara yang membuat orang - orang di sana kebingungan.

"Maksud lo apa nyet?" tanya Arsha emosi.

"Maksud gue? kita akan nikah" jawab Sagara tersenyum manis.

"BAJINGAN!" teriak Arsha menonjok muka Sagara dengan kuat.

ARSHA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang