Arsha menatap tajam Sagara namun hal itu malah membuat Sagara semakin menikmati perubahan raut wajah Arsha. Memukul meja Sagara kesal gadis itu berjalan menuju bangkunya. Semuanya berjalan tidak sesuai rencana yang ia susun. Bagaimana jika Sagara bersungguh - sungguh dengan ucapannya, mungkin dia akan menjadi mangsa bullyan penggemar Sagara.
"Ini gak boleh di biarkan. Gue harus cari pacar secepat mungkin. Kalau ucapan Sagara benar gue tinggal ngebantah dan bilang kalau gue udah punya pacar" gumam Arsha sembari mengeluarkan buku - bukunya dari dalam tasnya.
"Heh itu klarifikasi Sagara, gadis yang dimaksud lo kan? karena cuman lo cewe yang tinggal bareng Sagara" Selin menatap Arsha curiga yang membuat Arsha mendengus kesal.
"Kata Sagara iya, senjata makan tuan nih. Belum juga gue nikmatin duit dari skandal Sagara eh udah ada guncangan baru" dumel Arsha menatap tajam Sagara yang duduk dibangkunya.
"Terus rencana lo kedepannya apa?" tanya Selin.
"Cari pacar, gue harus waspada jika sewaktu - waktu Sagara bilang kalau cewe yang dia maksud gue. Nanti gue jadi sasaran bully. Yakin nih gue seribu persen kalau Sagara itu punya dendam ke gue, makanya dia memutar balikkan fakta. Nanti ujung - ujungnya gue yang bakal di benci lalu Sagara dan kekasihnya aman" ujar Arsha mengacak rambutnya frustasi.
"Bantu gue cari pacar. Modelan jablay juga gak papa yang penting ada alasan gue ngebantah" pinta Arsha menatap Selin.
"Yaudah pacaran sama bapak kantin aja, kebetulan dia duda anak 7. Nanti lo bilang aja kalian otw pelaminan" jawab Selin yang mendapat pukulan dari Arsha.
"Gak ada modelan lain apa? hot duda dong, sekali terjerumus harus dapat yang hot dan kaya" ujar Arsha.
Arsha menatap Dean dan Lintang yang berjalan beriringan memasuki ruangan kelas, senyum Arsha mengembang. Dia mengambil karet gelang yang ada di mejanya dan berjalan mendekati Dean dan Lintang.
"Ekhm... ekhmm"
"Selamat pagi Dean" sapa Arsha tersenyum ceria yang di balas senyuman oleh Dean.
"Pagi Sasa" balas Dean.
"Kamu adalah alasan mengapa aku berdiri di tempat ini, aku gak mau basa - basi karena aku gak suka yang basi. Langsung aja ke berita utama ya"
"Pacaran yok" ujar Arsha menyodorkan karet gelang yang ia ambil tadi kepada Dean.
Mendengar kalimat terakhir Arsha seketika kelas langsung hening, semua menatap Arsha bingung dan kaget.
"Pacaran?" tanya Lintang menatap Arsha bingung yang di angguki oleh gadis itu.
"Dean mau kan? Arsha akan menjadi yang terbaik buat Dean" ujar Arsha yang mendapat tatapan bingung dari Dean.
Arsha meraih tangan Dean dan akan memasangkan karet gelang tersebut ke jari pria itu. Namun tubuh Arsha di tarik kebelakang oleh sesorang.
"Apasih main narik - narik" dumel Arsha tanpa melihat siapa yang menariknya.
"Lo ngapain nembak Dean?" ucap Sagara. Pria yang enarik tubuh Arsha adalah Sagara. Sedari tadi Sagara memerhatikan gerakan Arsha, mulai dari gadis itu menatap tajam dirinya dan menjelek - jelekkan dirinya kepada Selin.
"Kenapa ha? ada masalah sama lo?" tanya Arsha sewot.
"Suka - suka gue dong, mau gue pacaran sama siapapun itu hak gue dan lo gak ada hak buat ngatur gue" lanjut Arsha.
"Gue ada hak" jawab Sagara lantang.
"Gak. Lo gak ada hak, lo bukan siapa - siapa gue, eh ralat gue cuman babu lo dan bentar lagi gue bukan babu lo lagi" jawab Arsha.
Dean dan semua siswa - siswi yang ada di kelas menatap keduanya bingung dan tidak tahu arah pembicaraan keduanya. Namun meskipun begitu mereka tetap menikamati perdebatan antara Sagara dan Arsha.
Sagara menatap Arsha tajam dan menggengam tangan gadis itu, Arsha menatap was - was Sagara. Dia takut Sagara melakukan hal gila yang merugikan dirinya.
"Gadis yang disamping gue adalah gadis yang gue maksud. Dia adalah pacar dan sekaligus calon istri gue. Dan dia adalah gadis yang tinggal bareng gue selama ini" ucap Sagara lantang mentap teman satu kelasnya.
Arsha menatap tajam Sagara namun tidak di perdulikan oleh pria itu dan tetap mengenggam tangan Arsha. Berbeda dengan penghuni kelas ke duanya, semuanya menatap kaget dan tidak percaya. Mereka tidak menyangka kalau gadis tersebut adalah Arsha.
"Harusnya dari awal kita sadar, coba deh kalian pikirin Arsha baru awal masuk tapi udah deket banget sama Sagara" ucap Siswi dengan rambut sebahu.
"BENER NJIR"
"Kalian ingat gak waktu Arsha bilang kalau dia calon istri Sagara, ituloh pas Sagara di keremuni cewe - cewe" timpal gadis dengan name tag Jesika.
"Wah pantes selama ini Sagara menolak dan gak dekat sama cewe ternyata udah punya calon istri. Gue potek sih, tapi sebagai seorang pengagum gue mendoakan dan mendukung ajalah" lanjut Jesika.
Siswi teman satu kelas Arsha dan Sagara berbisik - bisik membicarakan berbagai macam spekulasi yang menurut mereka mungkin benar terjadi. Di tambah ucapan Jesika membuat mereka pembicaraan semakin panas dan seru.
Arsha menatap tajam Sagara dan mencoba melepaskan tautan tangan Sagara namun tak kunjung bisa. Sagara tersenyum remeh menatap Arsha yang membuat gadis itu semakin kesal dan marah.
Arsha memilih bungkam, tidak membantah atau membenarkan. Jika dirinya buka suara maka ia akan di bully dan semakin menimbulkan topik.
"Kalau Arsha sama Sagara kira - kira ada yang berani ngusik mereka gak ya?" ujar Randy yang mendapat perhatian dari temannya yang lain.
"Kata gue sih gak ada, gue sebagai cewe aja gak berani. Gue masih ingat banget Arsha hari pertama masuk udah membabi buta yang dekat - dekat Sagara, gue gak mau jadi korban Arsha selanjutnya" ucap siswi dengan nama Rere.
"Bener juga ditambah Sagara dan kemdudukannya bikin orang berpikir dua kali. Tapi yang gue pikirin mereka bisa bertahan lama gak ya? Sagara kan kaku dan pintar banget, taunya belajar belajar dan belajar. Sedangkan Arsha bego tolol goblog, udah gitu malas belajar. Taunya gibah gibah dan gibah" jawab Lintang yang kini sudah duduk di bangkunya.
"Hanya mereka dan Tuhan yang tahu" jawab Rere.
"Tapi menurut gue sih Arsha pasti tiap hari kena tekanan tinggal bareng Sagara. Lo pada tahu kan gimana Sagara, hampir tiga tahun sekolah gak ada satu orang pun yang berhasil menurunkan ego tuh anak. Guru dan orang tuanya aja udah angkat tangan sama tuh anak" timpal Dean yang diangguki semuanya.
"Dan Sagara juga pasti tiap hari emosi menghadapi kebodohan Arsha, Sagara paling anti sama orang yang malas belajar. Tapi sejauh ini malah Sagara beda banget kaya biasanya. Sejak kapan Sagara mau memaksa orang untuk belajar" lanjut Dean yang memang benar terjadi.
"Setelah ini semua orang akan mengatai gue dan akan membuly gue"
"Selamat lo berhasil membuat gue jatuh sejatuh - jatuhnya. Lo hanya tinggal tunggu kabar kehancuran gue" ujar Arsha tersenyum miris menatap Sagara.
"Ya gue minta maaf karena gue tahu gue salah, lo pasti kesal dan marah banget sama gue. Gue emang bodoh ya hahahaha"
"Gue cabut dari rumah lo, gue berhenti jadi babu lo. Terserah lo mau bilang apa, gue gak peduli" Arsha menepuk bahu Sagara dan pergi meninggalkan rungkan kelas.
"Gue pastikan ucapan Sagara udah tersebar dan gue tinggal tunggu tanggal main kehancuran gue."
"Paling nanti di bully kaya di drama korea, gue santai aja sih. Yang gue pikirin sekarang tempat tinggal gue. Dan gue rencananya sih mau pindah sekolah atau gak gue gak sekolah. Mending gue fokus kerja sambil cari jalan pulang ke tahun 2021" gumam Arsha melangkahkan kakinya melewati koridor setiap kelas.
"Bentar lagi jadi seleb nih gue" Arsha memasuki kantin dan memesan makanan untuknya. Dirinya keluar kelas karena cacing di perutnya sudah demo dan minta di isi.
Halo gaes aku kembali. Maaf banget ya jadi jarang update. Maaf ya semuanya.
See you next part ya
Jangan lupa vote!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA JOURNEY
FantasyArsha perempuan dari tahun 2021 yang terlempar ke masa depan. Ia terlempar ke tahun 2035, awalnya ia akan pergi kerumah neneknya yang berada di Bandung. Namun hal aneh ia alami, kereta yang membawanya tidak ke Bandung tetapi malah membawa dirinya ke...